Ancaman

161 24 7
                                    

"Jaehwan ada apa??" tanya Haejin khawatir. Jaehwan menatap istrinya itu lekat-lekat.

"seharusnya kau tak menikahiku Haejin" ucap Jaehwan bersuara sangat kecil.

"a..Apa?" tanya Haejin sekali lagi.

"ah, tidak.. Sudah dapat perlengkapanya?" tanya Jaehwan sambil tersenyum.

Haejin mengangguk, lalu tersenyum.

"kau membelikanya banyak sekali barang.. Apa uangmu tidak akan habis? dia bahkan mungkin tidak akan seterusnya bersama kita.."

Jaehwan tersenyum sambil menatap Haejin. "ani, aku senang.. Jika perlu, kita adopsi dia.." jawaban Jaehwan membuat jantung Haejin berdetak begitu cepat entah karena apa.

'aku mencintaimu' kata itu yang selalu ingin Haejin katakan.

"wae?.." Jaehwan mengerutkan dahinya.

"ani.." ucap Haejin.

"kaja kita pulang.."

....
Setelah menaruh bayi, Haejin mengahmpiri Jaehwan yang ada di ruang tengah. Haejin menatap Jaehwan yang sedang termenung, sejak pulang dari toko Jaehwan terdiam, ada yang salah sepertinya.

"Jae, ada apa? kau terlihat ada masalah. Ada apa?".

"aku ingin kita cerai" ucap Jaehwan dengan mantap.

"aku tak ingin!..Kau tak bisa begitu Jaehwan"

"KAU TAK INGIN?!, TAPI AKU YANG INGIN!!"

"Aku bilang aku tak ingin!, apa kau tak memikirkan bayi itu?" ucap Haejin.

"kita titipkan saja panti asuhan"

"kasihan dia!.."

"tapi jika kau tak pergi dariku kau akan berada dalam bahaya!"

"maksudmu?" Haejin bingung bahaya.

"maksudku. Aku putuskan tuk kembali pada Rose. Aku akan meninggalkanmu" ucap Jaehwan sambil memejamkan matanya, hatinya terasa di sayat ketika ia mengucapkan hal itu pada orang yang dicintainya.

Mata Haejin berkaca. "Kau bohongkan?!, kau bohong Jae kau BOHONG!!, kau tak bisa melakukanya!" Ucap Haejin memangis sambil memukuli dada Jaehwan.

Tanpa sadar air mata Jaehwan pun terjatuh, ia memeluk Haejin lalu menatap wajahnya dan mencium bibirnya Haejin dalam tangisnya. Itu hanya membuat hati Haejin semakin terluka.

'saranghaeyo Haejin saranghaeyo' batin Jaehwan dalam tangisnya.

Setelah Jaehwan melepaskan tautanya bibirnya dan menatap lembut Haejin menyatukan kening mereka.

"jangan tinggalkan aku.. Hiks..hiks, jangan lakukan.." ucap Haejin sambil memeluk Jaehwan.

"ya benar aku bohong, tapi ku ingin kau jauh dariku.."

"lalu ada apa? kenapa kau menyuruhku tuk meninggalkanmu?" tanya Haejin.

Mata Jaehwan berkaca, Haejin melepaskan pelukkanya sambil menatap lekat Jaehwan.

"jangan menyuruhku tuk meninggalkan mu.."

"......."

"Kim Jaehwan... aku mencintaimu.. Aku entah sejak kapan tapi, aku mencintaimu.. aku mencintaimu Jaehwan aku mencin..." ucapan Haejin terpotong kembali karena Jaehwan mendadak menautkan bibirnya kembali setelah itu memeluk Haejin dengan segala ketakutanya.

"kenapa kau begitu takut?"

Jaehwan menggeleng dalam pelukkanya ia menangis lagi ia tak ingin kehilangan gadis yang ia yakin ia mencintainya.

Tiba-tiba, mereka tersentak dengan tangisan bayi.

"Jae bayinya nangis" ucap Haejin sedikit tersenyum.

"mengganggu saja" balas Jaehwan sedikit merajuk.

"hei dia masih bayi.." ucap Haejin sambil memukul punggungnya Pelan.

Setelah menghampiri sang bayi, Jaehwan dan Haejin berbaring diantara bayi itu.

"Jae.." panggil Haejin.

"mm?.. belum tidur?"

"belum, kau akan kasih nama siapa dia?" tanya Haejin.

"nama?, ah iya kita belum memberinya nama!.."

"gimana kalau Velyn?, bagus bukan?" lanjut Jaehwan.

"eum bagus Jae, tapi bukankah itu terlalu inggris?" jawab Haejin bingung.

"iya kah?"

"ani, aku suka Kim Velyn.. Bagaimana Jae?"

Jaehwan tersenyum sambil memiringkan tubuhnya dan Haejin memiringkan tubuhnya juga.

"Jae.. Jangan pernah mengakatakan kalau aku harus pergi.."

Jaehwan terdiam hanya menatap Haejin. Ia berpikir apakah dirinya bisa melindungi Haejin dan Velyn?. Ia memejamkan matanya sambil menghela napas. Jaehwan mengelus pipi Velyn kemudian tersenyum.

"bayi siapa ini?, kenapa ibunya tega sekali meninggalkanya depan rumah kita"- Jaehwan.

Haejin tersenyum "entahlah. Kita jaga saja dia.."

.....

~
Haejin sedang menggendong Velyn, ia sesekali menciumi pipi lembut sang bayi, Velyn tengah terlelap. Ia merasa, ia menjadi seorang ibu.

Haejin tersenyum dan ia mendengar suara telpon. Segera ia menaruh Velyn diranjang tidurnya.

Setelah itu ia mengankat telponya.

"yeobseyo" ucap Haejin

"....."

"yeobseyo?" ucap Haejin sekali lagi

"kau istrinya Presedir Kim?" tanyanya

"I..Iya, aku istrinya" tanya Haejin

"kau ingat pria kecil yang kau selamatkan? yang kau bawa lari? dia hampir membunuhku.. Aku akan membalaskan dendamku mulai dari bayimu itu, kau dan dia" Ucap pria itu sambil tertawa. Mata Haejin terbelalak, pria kecil itu? Haejin mengingatnya.

Kim Jaehwan?!.

"kenapa kau takut?" ucap pria itu lagi, Haejin menggeleng.

Setelah Pria itu menelpon pria itu tersenyum miring.

"jangan kau sentuh Haejinku" ucap pria yang disana.

"aku tidak akan menyentuhnya jika kau mendapatkanya, tapi sayangnya itu tidak akan"

pria yang lebih muda itupun tersenyum miring juga. "benar, jika  dia tak menjadi miliku, maka kau bisa membunuh dia dan juga SUAMInya itu, sihlakan balas dendam sesuka hati anda" sambil menuangkan minuman kepria yang lebih tua.

"woah Taeyoung, kau sepertinya dendam sekali.. Itu bagus"

"selama aku tak bisa memiliki Haejin, siapapun itu tak bisa memilikinya juga, aku akan menunggu hancurnya mereka" ucap Taeyoung sambil meminum minumanya.

"kau tak salah telah mengajak kerjasama denganku.." ucap pria paruh baya.

...

' Kim Jaehwan, benarkah itu kau?' batin Haejin, mata Haejin berkaca.

**

AAAAAAAA, akhirnya Up maap kedikitan..

Entahlah akhir" ini aku malas mengetik dan... Yah ilang alur juga..😭😭😭

Bagi yang menunggu maapin ya dah nunggu..

Saranghaeyo

Multiple Personality >< Kim Jaehwan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang