Part 1

114K 3.3K 11
                                    

London - Seorang wanita cantik, ramah dan juga baik hati, tidak hanya itu ia memiliki tubuh indah bak model dengan rambut pirangnya. Banyak pria yang memujanya, namun dari banyaknya pria yang ingin mendekatinya, ia akan selalu menolaknya.

Dialah Vallerie Jhonson.

Vallerie yang biasa di panggil Valle, tinggal bersama dengan ayahnya yang bernama Theo Jhonson, ibu tirinya yang bernama Anna Jhonson dan juga kakak tirinya yang bernama Ashley Jhonson. Sikap ibu tiri dan juga kakak tirinya tidak seperti ibu tiri pada umumnya. Mereka menyayangi Valle seperti anak dan adik mereka sendiri.

Ayah Valle memiliki restaurant kecil yang dapat memenuhi kehidupan keluarga mereka sehari-hari. Valle sering membantu ayah dan ibunya di restaurant, sedangkan kakaknya sudah bekerja di sebuah perusahaan milik tunangannya.

Ya, Ashley sudah bertunangan dengan seorang pengusaha dan juga tampan, mereka akan melangsungkan pernikahan secepatnya. Ashley sangat baik dan juga tidak kalah cantik dengan Valle.

"Valle cepat turun, kita akan sarapan bersama." teriak Ashley setelah keluar dari kamarnya.

Valle yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus mendengar panggilan Ashley pun langsung menuju ke ruang makan.

"Ok kak, aku datang." Sahut Valle.

"Morning dad, mom and kak Ash." lanjutnya saat sampai di ruang makan.

"Morning sayang." ucap ibunya saat melihat Valle datang dan mecium pipinya.

"Ayo cepat makan Valle atau kau akan terlambat ke kampus." seru Ashley saat melihat Valle masih bermanja dengan ibunya.

"Baiklah." Valle pun duduk dan makan dengan mereka semua.

Mereka pun mulai menyantap makanan masing-masing. Tak lama kemudian, Valle yang sudah mengelesaikan sarapannya langsung mengusap bibirnya dan lalu mengambil tas yang ada di sampingnya.

"Aku sudah selesai, aku pergi dulu ya mom, dad." pamit Valle dan mencium pipi kedua orang

"Hati-hati di jalan sayang." Sahut Anna dan hanya dijawab dengan lambaian tangan saja oleh Valle. Saat itu juga Valle menuju kampus dengan mobil kesayangannya.

Meskipun dengan hidup yang berkecukupan, Valle masih bisa menempuh pendidikan di Universitas ternama di Inggris yaitu University of Cambridge, karena Valle adalah gadis yang sangat pintar sehingga ia mendapat beasiswa untuk masuk ke Universitas tersebut.

Selama di perjalanan, Valle bersenandung mengikuti irana musik yang telah ia putar. Beruntungnya hari itu jalanan tidak terlalu padat, sehingga Valle sampai di kampus tepat pada waktunya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Valle pun menuju ke ruang kelas. Valle sesekali menyapa beberapa mahasiswa yang berpapasan dengannya. Hingga akhirnya wanita itu sampai di ruang kelas. Tetapi langkah wanita itu terhenti saat tidak melihat keberadaan sahabatnya.

"Ck dia terlambat lagi." Gerutu Valle sampil menempati salah satu tempat duduk yang kosong.

Bianca Hill adalah anak dari pengusaha yang cukup terkenal. Ia satu-satunya sahabat yang dimiliki Valle dan bisa menerima Valle sebagai sahabatnya. Karena kebanyakan mahasiswa di kampus itu berasal dari keluarga terpandang, sedangkan ia hanya wanita biasa yang beruntung mendapatkan beasiswa.

Tak lama, Valle melihat kedatangan Bianca. "Hei wanita pemalas, jam pelajaran hampit dimulai dan kau baru datang?" ujar Valle dengan raut wajah kesal.

"Ohh Valle sayang, setidaknya aku sudah datang sebelum pelajaran dimulai." Sahut Bianca dengan mengeluarkan senyum andalannya agar sahabatnya itu tidak lagi memarahinya. Sedangkan yang memarahi hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Bianca pada Valle.

Valle yang mengetahui maksud dari pertanyaan Bianca langsung mengambil tas miliknya dan beranjak dari tempat duduknya.

"Baiklah, ayo ke cafe depan. Aku tau kau lapar." ujar Valle dan berjalan lebih dulu meninggalkan Bianca yang masih berdiri di tempatnya.

"Ahh kau selalu mengerti aku Valle." seru Bianca dengan semangat dan langsung menyusul Valle.

Mereka pun menuju sebuah Cafe yang ada di dekan kampus mereka. Sesampainyadi cafe, Valle dan Bianca segera memesan makanan yang mereka inginkan. Namun mereka tidak menyadari jika seseorang sedang menatap dingin ke arah mereka.

*****

London – Devano Alexander Heyden sang billionaire tampan bak dewa yunani yang sangat dipuja semua wanita sedang duduk di kursi kebesarannya. Namun dibalik ketampanannya, ia memiliki sifat dingin dan kejam. Semua orang akan merasaka ketakutan setiap melihat tatapannya.

Di sana Devano tengah memeriksa sebuah berkas yang ada dihadapannya. Namun ia mengerutkan keningnya saat mendapati berkas tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.

"Jack kemarilah." panggil Devano kepada orang kepercayaannya.

"Permisi tuan, anda memanggil saya?" Tanya Jack sambil menundukkan kepalanya hormat.

"Bisakah kau tidak seformal itu? Kau tau kita ini bersahabat sudah sangat lama." Ujar Devano dengan tatapan dinginnya.

Jack adalah anak dari orang kepercayaan ayah Devano dan merupakan sahabat Devano sejak kecil. Sekarang Devano menginginkan Jack menjadi orang kepercayaannya, karena Devano tahu bahwa Jack dapat diandalkan.

"Baiklah jika itu maumu, jadi kenapa kau memanggilku di saat yang tidak tepat? Ohh baru saja aku ingin bersenang-senang dengan gadisku." Sahut Jack membuat Devano membulatkan matanya terkejut.

"Hei aku menyuruhmu untuk berbicara seperti biasa tetapi tidak dengan membentak seperti itu, kau ingin aku membunuhmu?!" Bentak Devano sambil melempar sebuah buku tebal hingga mengenai kepala Jack.

"Aww, ini sakit bodoh!" Pekik Jack kesakitan.

"Kau mengataiku bodoh?!" Teriak Devano dan terjadilah perang mulut diantara kedua pemuda itu.

Tanpa mereka sadari seorang pria paruh baya memperhatikan mereka dengan melipat kedua tangannya.

*****

My Love My Billionaire  || COMPLETED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang