James masih tidak menyangka jika Dev telah memiliki kekasih. Bahkan kekasih pria itu adalah mahasiwanya sendiri dan sahabat dari kekasihnya, yang tidak lain adalah Vallerie.
"Kau kekasih Valle? Yang benar saja." ujar James tak percaya.
"Apa ada yang salah jika Valle adalah kekasihku?" Tanya Dev sambil menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Tentu saja tidak. Tapi sebaiknya kita bicara diruanganku, karena aku muak melihat tatapan wanita yang seperti ingin menelanjangimu." ujar James sambil memperhatikan wanita yang terus melihat ke arah mereka.
Dev yang melihat itu langsung mengikuti James menuju ruangannya. Mereka berjalan berdua tanpa memperdulikan wanita yang terus berbisik tentang mereka. Tak kama kemudian, mereka telah sampai di sebuah ruangan bernuansa coklat. Dev memperhatikan setiap sudut ruangan itu dan ia dapat melihat banyak buku yang terpajang di setiap rak yang ada di sana.
"Duduklah Dev." Ujar James. Dev yang mendengar itu langsung berjalan menuju salah satu sofa yang ada di sana.
"Aku masih bingung kenapa kau bisa pacaran dengan dia." ujar James dan langsung membuat Dev tertawa. James yang melihat itu langsung menaikkan alisnya bingung.
"Entahlah, tapi inilah yang terjadi." ujar Dev membuat James memutar bola matanya malas saat mendengar jawaban dari pria itu.
'Jawaban macam apa itu?' batin James.
Mereka pun akhirnya saling bercerita satu sama lain. Karena setelah sekian lama akhirnya dapat berkumpul kembali. Tak terasa akhirnya satu jam telah berlalu. Jika mereka telah bertemu, mereka pasti akan saling bercerita tanpa memperhatikan waktu berlalu begitu saja. Hingga tiba-tiba seseorang membanting pintu ruangan tersebut membuat James dan Dev sedikit terkejut.
Brakk..
"Jamessss!" teriak seorang wanita dan James sangat mengenali suara itu.
"Ada apa sayang? Kenapa kau tiba-tiba berteriak seperti itu?" ujar James lembut berusaha menenangkan kekasihnya itu.
"Kau sudah berjanji tidak bertemu dengan Bit*h itu lagi, tapi kenapa kau kemarin menemuinya?" tanya Bianca dengan nada ketus.
James yang mendengar itu membulatkan matanya terkejut. Ia tidak tahu mengapa Bianca bisa mengetahui jika ia bertemu dengan Tania, mantan kekasihnya.
"Kemarilah." Pinta James sambil menepuk tempat duduk di sampingnya untuk meminta Bianca duduk.
Bianca yang melihat itu langsung menghampiri James dan duduk di sampingnya, namun masih sedikit berjauhan. James yang melihat itu hanya mampu menghela nafas berat.
"Mendekatlah sayang." pinta James dengan lembut. Saat itu juga James melihat Bianca mulai berpindah meskipun hanya sedikit dari tempat duduknya semula.
"Aku akan menjelaskannya." ujar James sambil memegang tangan Bianca.
"Jelaskan!" ujar Bianca ketus dan James menghela nafas untuk kesekian kalinya. Sedangkan Dev yang masih berada di sana mulai muak melihat tingkah sepasang kekasih yang ada dihadapannya.
Ekhhmm..
James dan Bianca yang mendengar suara deheman langsung menatap ke arah Dev yang masih setia duduk di tempatnya. Bianca yang baru menyadari ada seseorang di sana langsung tertunduk malu. Ia sangat malu karena bertingkah aneh dihadapan pria itu.
"Sepertinya aku harus pergi" ujar Dev sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.
Dev beranjak dari tempat duduknya dan merapikan jas yang ia kenakan. James yang melihat itu hanya menganggukkan kepalanya menandakan pria itu boleh pergi, karena saat ini pria itu harus merayu Bianca agar wanita itu berhenti marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Billionaire || COMPLETED ✔️
RomanceBagaimana perasaanmu jika mendapatkan pernyataan cinta dari pria terkaya no. 1 di kota London? Inilah yang dialami Vallerie Jhonson. Ia mendapatkan pernyataan cinta oleh Sang Billionaire yang bahkan tidak ia kenali sebelumnya. Berawal dari Devano A...