Valle melangkahkan kakinya memasuki tempat kerjanya bersama dengan Dev. Tangan pria itu selalu melingkar di pinggang Valle tanpa berniat melepasnya sedikit pun. Namun saat setengah perjalanan wanita itu mendengar seseorang memanggil namanya.
"Valleeeee" teriak Bianca. Valle yang melihat kelakuan sahabatnya hanya mampu menggelengkan kepalanya heran.
"Kau selalu saja berteriak jika memanggilku. Untung kantor masih sepi, kalau tidak kau bisa jadi pusat perhatian" ujar Valle membuat Bianca terkekeh pelan.
Hari ini adalah hari pertama Bianca bekerja di perusahaan Dev dan itu merupakan bagian rencana dari Dev.
"Hehe maafkan aku, Hai Dev" ujar Bianca dan menyapa Dev yang berdiri di samping Valle. Namun pria itu hanya menanggapi Bianca dengan senyuman kecil.
"Ajarkan kekasihmu untuk bersikap ramah padaku. Jangan hanya tersenyum sekilas lalu kembali dengan wajah datarnya" bisik Bianca dan itu membuat Valle langsung tertawa.
Baru saja Valle ingin menjawab ucapan Bianca, Dev langsung menarik tangan Valle menuju ruangannya dan meninggalkan Bianca yang masih terkejut dengan sikap Dev.
"Dev kurang ajar, aku belum selesai bicara dengan Valle" teriak Bianca dan membuat Valle menabrak punggung Dev karena pria itu tiba-tiba saja berhenti berjalan. Valle melihat Dev berbalik dan menatap tajam kearah Bianca.
"Kau, ikut aku" ujar Dev dingin. Valle bergidik ngeri melihat Dev seperti itu.
Valle dan Bianca mengerutkan keningnya bingung saat melihat perubahan sikap pria itu. Saat itu juga mereka melihat Dev berlalu meninggalkan mereka di sana.
"Ada apa dengannya? Apa dia kerasukan setan?" tanya Bianca. Valle yang mendengar itu hanya menghendikkan bahunya tak tahu.
Saat Valle dan Bianca ingin pergi ke ruangan Dev, tiba-tiba mereka mendengar suara tawa yang sangat keras. Mereka pun berbalik untuk melihat orang itu. Valle menghela nafas kasar setelah melihat Milly lah yang sedang tertawa.
"Siapa dia Valle? Dia persis seperti nenek sihir yang sedang tertawa" Valle yang mendengar itu langsung terkekeh pelan sedangkan Milly menahan amarahnya saat mendengar ucapan Bianca.
"Sudahlah, ayo kita ke ruang Dev" ujar Valle pada Bianca.
Valle akhirnya tahu kenapa Dev bersikap seperti itu, ternyata ia melihat Milly yang sedang mengawasi mereka. Valle pun berlalu dan tersenyum meremehkan ke arah Milly.
Akhirnya Valle menyadari ucapan Dev benar, hanya Biancalah yang bisa memancing amarah Milly. Valle sangat tahu jika sahabatnya itu bisa sangat lembut selembut salju jika dengan orang yang disayanginya dan bisa kejam seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya saat bertemu orang yang menyakiti dirinya atau orang yang disayanginya.
"Selamat pagi Mrs. Heyden" sapa Sekretaris Dev yang bernama Paulina.
"Pagi lina, kau tidak perlu bersikap formal kepadaku, apalagi kau lebih tua dariku. Panggil Valle saja ya" ujar Valle sambil tersenyum pada Lina.
"Baiklah Valle. Mr. Heyden ada di dalam, tapi raut wajahnya sangat tidak baik hari ini" ujar Lina dengan raut wajah sedikit ketakutan dan itu membuat Valle terkekeh pelan.
'Apa Dev seseram itu sampai-sampai dia sangat ketakutan?' batin Valle.
"Hei jangan lupakan aku yang masih disini" ujar Bianca kesal. Valle yang mendengar suara langsung menepuk jidatnya karena hampir melupakan wanita itu.
"Maafkan aku Bian. Oh ya kenalkan ini Lina sekretaris Dev dan Lina ini Bianca sahabatku. Dia akan bekerja disini" Bianca pun tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Lina. Begitu pun sebaliknya, Lina pun membalas uluran tangan Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Billionaire || COMPLETED ✔️
RomanceBagaimana perasaanmu jika mendapatkan pernyataan cinta dari pria terkaya no. 1 di kota London? Inilah yang dialami Vallerie Jhonson. Ia mendapatkan pernyataan cinta oleh Sang Billionaire yang bahkan tidak ia kenali sebelumnya. Berawal dari Devano A...