maaf buat typo-typonya,
happy reading!
-----------seminggu kemudian...
"Kok kamu gak bangunin aku?"
Seungkwan sedang memasak sarapan untuk dirinya dan sang kekasih kala kedua lengan kekar itu melingkar sempurnya dipinggangnya. Lantas wanita berpipi tembam itu tersenyum sebentar, sebelum menoleh dan memberikan kecupan selamat pagi untuk sang kekasih.
"Pagi sayang, gimana tidurnya semalem?" Seungkwan membalikkan pertanyaan. "Kamu keliatan capek, aku gak tega banguninnya."
Yang diucapkan Seungkwan memang benar. Semalam setelah ia kembali dari butik, ia dikejutkan oleh Vernon yang datang dengan penampilan berantakan, wajah lelah dan sebuah koper besar berisi pakaian kotor.
Vernon kelelahan, tentu saja. Lebih tepatnya sih hatinya yang lelah, karna telah berpisah berhari-hari dengan sang pemilik.
Ewh.
Sebenarnya, mereka berpisah hanya tiga hari, lantaran Vernon memiliki pekerjaan untuk mengurus perusahaan Ayahnya yang berada di Bali. Lantas karna rasa rindu yang membuncah, Vernon langsung menuju Apartemen Seungkwan begitu pesawatnya mendarat dengan selamat di Jakarta.
"Nyenyak, soalnya ada yang dipeluk." Vernon mengecup perpotongan leher Seungkwan dengan bibir tipisnya yang lembut. "Padahal masih pengen peluk, eh pagi-pagi gulingnya udah hilang aja."
Seungkwan tertawa ringan setelah mendengarnya.
"Kita gak akan makan sampe malem, kalo aku kamu peluk terus." sarkas Seungkwan. "Lagian kita pisah cuma 3 hari Non, jangan lebay deh."
"Tetep aja aku kangen." lawan Vernon tidak mau kalah. "Lagian aku punya Cabang perusahaan di 12 Negara kalo kamu lupa, aku bisa beli makanan sampe pabrik-pabriknya kalo kita kelaperan."
"Cabang butik aku juga ada di 12 Negara, tapi aku gak sombong kayak kamu." sarkas Seungkwan.
Alih-alih marah, Vernon justru lebih memilih untuk terkekeh kecil hingga matanya menyipit membentuk eyesmile. Bibir tipisnya kembali mengecup perpotongan leher milik wanitanya, setelah itu ia menenggelamkan wajahnya disana.
"Emangnya salah ya kalo aku kangen sama kamu?" lirih Vernon pelan, namun sampai kedalam telinga Seungkwan karna jarak mereka begitu rapat.
Seungkwan tersenyum lembut, ia meletakkan pisau yang semula dipakainya untuk memotong tahu putih lalu berbalik dan melesak masuk kedalam pelukan Vernon.
Aroma maskulin yang begitu khas langsung dapat ia hirup dari kaus tipis yang dikenakan oleh Vernon. Begitu juga Vernon yang menghirup aroma greentea kala ia kembali melesakkan wajahnya ke perpotongan leher sang kekasih.
"Aku juga kangen kamu." Seungkwan bergumam. Kedua lengan putihnya ia lingkarkan pada leher Vernon, pula menunjukan senyum hangat yang sudah menjadi favorit sang kekasih.
"Kenapa kita nikahnya harus 2 bulan lagi? Aku gak tahan pengen banting kamu keatas ranjang."
"Hish!"
Seungkwan mencubit pinggang Vernon dengan kuku-kuku panjang miliknya, lalu dia juga menggigit dagu Vernon sampai lelaki berparas Eropa itu memekik kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐬𝐢𝐱𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚 [✔️]
Fanfiction【𝗩𝗲𝗿𝗸𝘄𝗮𝗻 𝗚𝗦 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻】 rank; #1 on Verkwan [30.05.19] *** Kisah tentang perjuangan Seungkwan dan Vernon untuk memenuhi syarat keluarga Choi sebelum menikah. ❝Non, kita mau nikah gini-gini amat ya?❞ ❝Hah.. pusing aku Kwan!❞ ...