maaf buat typo-typonya,
happy reading!
------------------------------------Sinar matahari yang begitu terik cukup membuat beberapa kulit dari insan-insan yang tengah berjalan dipinggir trotoar tengah kota hampir terbakar. Beberapa buah payung juga jadi mendadak melenceng dari fungsinya, karna digunakan sebagai penghalang sinar matahari untuk si pemilik.
Seungkwan sebenarnya begitu malas untuk keluar dari butiknya hari ini, rencana ingin menghabiskan waktu didalam ruangan ber-AC harus kandas dan digantikan dengan panas-panasan diluar untuk mencari makan siang. Perutnya lapar bukan main, meraung-raung minta diisi dengan sekotak paket makan siang dari restoran Seafood yang berada disebrang butik.
Untuk itu kini sepasang kaki jenjangnya tengah melangkah diatas sebuah jembatan penyebrangan, wajahnya menekuk kesal sembari mengipaskan tangan kanannya kesana, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk mengetik sebuah pesan kepada sang kekasih hati. Meski jembatan penyebrangan itu memiliki atap, tetap saja tidak dapat mengalahkan sang mentari untuk memancarkan sinar panas.
"Huh.. panas banget, buset." umpat Seungkwan sembari memasukan ponselnya kedalam dompet besar berwarna hitam yang selalu ia bawa, "Kalo aja paket kuota gue gak habis, udah anteng nih gue duduk sambil nunggu abang BE-JEK dateng."
Seungkwan terus saja mengeluarkan umpatan-umpatan kesalnya sepanjang jembatan penyebrangan yang ia telusuri. Hingga akhirnya ia sudah kembali turun dari jembatan, wanita berpipi bakpao itu menyempatkan diri dulu untuk membeli seplastik es cendol yang ada dibawah tangga jembatan, setelah itu baru kembali membawa langkahnya menuju restoran yang dituju.
Sangat disayangkan sekali, sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepada Seungkwan hari ini. Wanita itu kembali dibuat harus menelan kekesalannya bulat-bulat saat mendapati restoran kesukaanya tengah dalam keadaan penuh pengunjung. Hembusan nafas gusar lagi-lagi harus ia keluarkan.
Udah panas, perut gue keroncongan minta diisi, sekarang restorannya penuh! Ada apa deh sama gue hari ini?!
Setelah mengucapkan terimakasih kepada si pelayan restoran, Seungkwan akhirnya memutuskan untuk kembali ke butiknya. Sepanjang jalan ia mengutak-atik ponselnya, mengabari Vernon lewat SMS kalau ia butuh makan siang, tetapi lelaki berparas Eropa itu tidak kunjung menjawab pesan dari Seungkwan.
Lagi-lagi dia menghela nafasnya.
Sesampainya dibutik, Seungkwan memutuskan untuk mengisi pulsanya melalui ATM yang kebetulan ada disamping Butik miliknya. Dia memasukan angka nominal yang cukup banyak, untuk kebutuhannya selama 2 bulan kedepan, tipikal Seungkwan yang sejak dulu selalu tidak ingin ribet.
Selesai mengisi pulsa, Seungkwan langsung kembali kebutiknya dan berniat untuk memesan makanan lewat jasa ojek online. Tetapi belum sempat ia membuka aplikasi, Seungkwan lebih dulu mendapat pesan dari sang kekasih kalau dia baru saja menyelesaikan pekerjaanya.
Menghela nafas, Seungkwan langsung menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi. Selalu begini. Vernon keasikan bekerja sampai lupa dengan makan siangnya, membuat Seungkwan khawatir kalau asam lambung Vernon akan kambuh nantinya.
Lalu tanpa berpikir panjang lagi, Seungkwan langsung meraih dompet dan kunci mobilnya. Dia sudah memutuskan, kalau makan siang hari ini dia akan makan bersama sang kekasih di kantornya.
-o0o-
Dua buah kotak makan siang sudah ditangan, kini Seungkwan tengah melajukan mobilnya menuju kantor sang kekasih. Beruntungnya keadaan jalanan sedang tidak macet kali ini, membuat Seungkwan senang karna akhirnya dia akan segera mengisi perutnya.
Kantor Vernon memang tidak terlalu jauh dari butik miliknya, hanya dengan waktu 20 menit, Seungkwan sudah bisa sampai dengan selamat diparkiran kantor milik sang kekasih hati. Wanita cantik itu lantas keluar dari dalam mobilnya, membawa serta sebuah kantung plastik putih berlabelkan salah satu restoran yang ada dijakarta.
Dengan penuh keramahan Seungkwan membalas setiap sapaan yang datang dari Staf dan Karyawan kantor yang memang sudah mengenalnya dengan baik. Jelas saja, sebelum Seungkwan dan Vernon memutuskan untuk menikah, Vernon sudah lebih dulu mengenalkan Seungkwan sebagai Nyonya Choi di kantornya sendiri.
Unch, jadi mayu..
"Siang bu, nyari bapak ya?"
Oh, itu sapaan dari Hyuna, Sekertaris pribadi Vernon.
"Ah iya, ada kan ya?" tanya Seungkwan, tidak lupa membalas senyum ramah yang Hyuna berikan kepadanya.
"Ada bu, tapi kayaknya lagi ada tamu deh." kata Hyuna.
"Tamu? Di jam makan siang?"
"Enggak bu, udah dateng daritadi tamunya, cuma belum keluar juga dari ruangan Bapak."
"Cewek atau Cowok, na?"
"Perempuan, bu."
Nah lho..
Seungkwan menggigit bibir bawahny, "O-oh ya gapapa Hyuna, saya masuk dulu ya kedalam."
"Ah iya, mari bu, silahkan.."
Seungkwan memberikan senyum manisnya terlebih dahulu, sebelum kembali berjalan mendekat kearah ruangan Vernon yang pintunya tertutup rapat. Meski jantungnya berdegup, Wanita cantik itu tetap saja membawa langkahnya untuk datang dan masuk kedalam ruangan.
Ceklek..
"Sayang, aku bawa mak--"
BRUK.
"Seungkwan?!"
Seungkwan mengedipkan matanya beberapa kali sebelum dia sadar dan kembali mengambil bungkusan makanan yang terjatuh diatas lantai. Dia menunduk sebentar sebelum kembali mengambil langkah untuk mendekat kearah Vernon yang masih merangkul seorang perempuan didekat meja kerjanya.
"A-aku bawa makan siang buat kamu." kata Seungkwan, lalu meletakkan bungkusan itu diatas meja.
"Dia siapa, sol?" Wanita asing itu bertanya pada Vernon.
Hansol, wanita itu memanggil Vernon dengan sebutan 'Hansol'. Seberapa dekat mereka sebenarnya?!
"O-oh, ini Seungkwan--"
Seungkwan mendongakkan kepalanya, berharap-harap cemas pada Vernon yang masih menggantungkan kalimatnya.
"--sahabat aku dari SMA."
DEG!
Hancur sudah hati Seungkwan.
To Be Continued...
jangan hujat aku pliss ;'(

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐬𝐢𝐱𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚 [✔️]
Fiksi Penggemar【𝗩𝗲𝗿𝗸𝘄𝗮𝗻 𝗚𝗦 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻】 rank; #1 on Verkwan [30.05.19] *** Kisah tentang perjuangan Seungkwan dan Vernon untuk memenuhi syarat keluarga Choi sebelum menikah. ❝Non, kita mau nikah gini-gini amat ya?❞ ❝Hah.. pusing aku Kwan!❞ ...