maaf buat typo-typonya,
happy reading!
-----------Kedua kaki jenjang Jeonghan melangkah perlahan menaiki satu per satu anak tangga yang ada dirumahnya. Wanita yang kini tengah mengandung anak ketiga itu terlihat tenang membawa nampar berisikan makan-makanan ringan untuk si adik ipar dan calonnya, yang sejak siang tadi tidak kunjung keluar dari kamarnya.
Jeonghan maklum, kan mereka sedang temu kangen.
Wajah cantik bak malaikat itu tersenyum begitu cerah, dia membayangkan hal-hal menggemaskan apa saja yang mungkin akan dia jumpai saat membuka pintu kamar Seungkwan nanti. Ya, asal jangan pemandangan dua insan yang tengah bercumbu sambil 'bergoyang' aja, deuh.. bisa-bisa mati duluan mereka sebelum sah.
ceklek..
Jeonghan langsung membuang nafasnya dengn lega.
"Untung aja, padahal gue udah mau siap-siap bawa parang tadi." gumamnya, habis itu dia terkikik geli dan meletakkan nampan yang dibawa keatas meja.
"Lucu banget.. jadi kangen sama Mas." lagi-lagi Jeonghan bergumam.
Jemari lentiknya ia arahkan untuk merogoh kantung disamping baju khusus ibu hamil yang ia kenakan, disana terselip sebuah ponsel pintar yang dibalut case berwarna merah muda. Dia kan sedang gemas, momen langka seperti ini tidak boleh di sia-siakan.
cekrek..
cekrek..
cekrek.."Wish, mantap betul!" katanya sembari mengecek hasil jepretan foto yang dia dapat. "Lumayan nih, nanti masuk ke album foto keluarga."
Jeonghan terkekeh geli,
"Dadah adek ipar~" setelah itu dia beranjak keluar dari dalam kamar Seungkwan.
Tidak lama dari itu, Seungkwan mulai terusik kembali dari tidurnya. Wanita berpipi tembam itu tersenyum teduh saat mendapati dirinya kini tengah berada didalam pelukan sang kekasih.
Eh, kekasih?
Iya, setelah membuat Vernon terkejut--bahkan sampai ingin meloncat dari balkon kamar, Seungkwan langsung tebahak dan mengatakan kalau semua itu hanya candaan, tidak serius. Lagian, mana mungkin Seungkwan secepat itu melupakan orang yang sudah delapan tahun ini mengisi ruang hatinya?
Vernon juga tadi sempat sedikit merajuk, tapi pada ujungnya kisah klasik picisan kedua insan itu berakhir dengan bibir yang saling bertaut mesra, lalu dilanjutkan dengan aksi terlelap diatas ranjang sambil berpelukan bersama posisi wajah Seungkwan yang ditenggelamkan diperpotongan leher Vernon.
Hah.. yang jomblo dilarang untuk iri.
"Sayang~" bisik Seungkwan, dia mengelus pipi Vernon dengam lembut. "Sayang ayo bangun." bisiknya lagi.
"Hm, 5 menit lagi, yang." kata Vernon. Daripada bangun, lelaki itu justru lebih memilih untuk menelusupkan wajahnya pada leher Seungkwan.
Seungkwan tidak lagi berusaha membangunkan Vernon, dia kini malah kembali memeluk sang kekasih. Tangannya yang cantik ia gunakan untuk memainkan rambut Vernon dan yang satu lagi mengelus-elus bahu tegap Vernon.
"Sayang, kangen aku gak?"
Vernon langsung menegapkan tubuhnya dan menatap Seungkwan dengan tidak percaya, "Masih bisa kamu nanya kayak gitu? Gak liat ini muka aku udah kayak mayat hidup?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐬𝐢𝐱𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚 [✔️]
Fanfic【𝗩𝗲𝗿𝗸𝘄𝗮𝗻 𝗚𝗦 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻】 rank; #1 on Verkwan [30.05.19] *** Kisah tentang perjuangan Seungkwan dan Vernon untuk memenuhi syarat keluarga Choi sebelum menikah. ❝Non, kita mau nikah gini-gini amat ya?❞ ❝Hah.. pusing aku Kwan!❞ ...