✨ 14 - Bertemu

1K 158 24
                                    

maaf buat typo-typonya,
happy reading!
-----------

Satu hari, dua hari, tiga bahkan sampai hari yang kesepuluh, tidak ada perubahan dalam hubungan Vernon dan Seungkwan. Padahal hari pernikahan sudah didepan mata, namun masalah keduanya belum juga kunjung selesai.

Vernon kini tengah berjalan dalam rutinitas barunya; datang kerumah Seungcheol pagi-pagi, diusir, pulang, lalu kembali lagi kesana keesokan harinya. Seungkwan juga sama; bangun pagi, melihat sang pujaan hati dari balkon kamar, menangis, lalu tidur kembali.

Ingin rasanya Seungkwan ikut berjuang, berlari keluar dari dalam kamar lalu memeluk erat tubuh sang mantan kekasih, berteriak kalau dia rindu. Tapi bahkan, untuk bergerak menuruni tempat tidur saja terkadang ia tidak mampu. Luar biasa, Vernon ternyata begitu mempengaruhi dirinya sampai sejauh ini.

Hanya Jeonghan disini, yang bosan membukakan pintu untuk Vernon setiap paginya selama sepuluh hari ini. Lama-lama dia juga jadi jengah, rasa-rasanya dia ingin sekali menarik Vernon masuk lalu dia lempar kedalam kamar Seungkwan. Mereka yang punya masalah, Jeonghan dan Seungcheol yang lelah.

Seungcheol bahkan sudah bingung harus mengeluarkan kata-kata lagi untuk mengusir Vernon. Walaupun memang setelahnya lelaki bule itu akan pergi, namun keesokan paginya? manusia itu akan datang lagi kerumah Seungcheol untuk bertemu Seungkwan.

Hadeh..

"Mas, udahlah, aku kasihan liat mereka terus-terusan begini. Acara nikahan udah tinggal 3 minggu lagi, lho." kata Jeonghan, ia tengah mengoleskan selai nanas keatas roti tawar.

"Mas juga capek liat dia tiap hari dateng kesini, mending gitu bawa makanan, ini mah kagak." kata Seungcheol, mendumel ceritanya.

"Yaudahlah, suruh aja masuk, abis itu kita kunciin dikamar Seungkwan. Kasian aku lama-lama." kata Jeonghan lagi. "Gak baik kita biarin gini terus, undangan udah disebar, gak enak kan sama keluarga yang lain."

"Aku masih gak ikhlas aja han, aku gak terima kalo adek perempuanku satu-satunya yang imut, tembam, cantik dan bohay kayak Seungkwan disakitin sama bule nyasar macam Vernon. Ganteng doang, otak gak ada."

"Udahlah mas, toh kita juga udah tau kan apa yang sebenernya terjadi?"

Jadi beberapa hari lalu, Tuan Choi memang datang ke kantor Seungcheol. Sekedar mampir, dan kebetulan mereka juga rekan kerja. Disitulah juga Tuan Choi bercerita soal masalah yang tengah dihadapi anaknya, dia juga turut meminta bantuan kepada Seungcheol perihal hal gila yang dilakukan anak sulung pemilik perusahaan Wang's Brother.

Awalnya Seungcheol lansung naik darah, emosinya sudah sampai ke ujung helai rambut paling terakhir, apalagi saat telinganya menangkap kalimat Tuan Choi yang mengatakan kalau; adiknya hampir saja diracuni oleh wanita gila itu. Namun Tuan Choi sudah lebih dulu menahan, beliau berkata mereka harus bermain pintar saat menghadapi wanita cerdik seperti itu.

Pada akhirnya, semua masalah sudah beres kemarin. Wanita gila itu sudah dijebloskan Tuan Choi kedalam rumah sakit jiwa, orangtuanya juga sudah meminta maaf. Jadi kini, hanya tinggal keputusan dari Seungkwan yang menentukan apa yang akan terjadi antara dirinya dengan Vernon untuk kedepan nanti.

"Yaudahlah, suruh aja dia masuk." kata Seungcheol pada akhirnya. "Aku mau kekantor, kalo ada apa-apa langsung telpon ya."

Seungcheol berdiri dari tempatnya, meraih tas kerja miliknya yang tergeletak diatas kursi setelah itu dia kembali mendekat pada istrinya untuk memberikan kecupan sayang dibibir secara sekilas.

𝐄𝐬𝐢𝐱𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚 [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang