maaf untuk typo-typonya,
selamat membaca!
----------Didalam sebuah kamar yang di dominasi oleh warna abu-abu dan hitam, ada seorang wanita cantik berpipi gembil yang sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Indra penciumannya menghirup aroma khas sang kekasih yang tertempel dibantal, sembari jari lentik miliknya memijat pelan pelipisnya sendiri dengan mata terpejam.
Hari ini memang cukup melelahkan. Mengadakan acara pertunangan sekaligus lamaran, memang cukup menguras banyak tenaga.
Namun bukan itu yang membuat kepalanya pening. Ada hal lain yang rasanya begitu keras menghantam kepalanya secara bertubi-tubi, dan itu membuat penyakit migrain miliknya hampir kambuh di penghujung acara beberapa puluh menit yang lalu.
"Ya Tuhan, mau nikah aja gini-gini amat ya?" gumamnya lirih, tangannya tidak berhenti untuk terus memijat pelipisnya.
Tak lama dari itu, suara decitan pintu menyeruak masuk ke dalam telinganya. Kepalanya menoleh seraya melihat siapa orang yang akan masuk kedalam kamar dan ternyata, itu adalah Vernon, lelaki berparas Eropa yang menggelar status sebagai tunangannya.
"Babe, are you okay?" raut wajah Vernon terlihat begitu khawatir menemui kekasihnya yang sedang terbaring lemah dikasur miliknya.
Tentu dia khawatir, apalagi tadi Tunangannya itu jatuh dan hampir pingsan saat ayahnya memberikan salam penutup di penghujung acara.
"Aku gapapa sayang, cuma pusing aja." balas si wanita.
"Aku khawatir Kwan! Kamu bikin jantung aku mau lepas tau gak, pas jatuh tadi."
Boo Seungkwan, yang sebentar lagi akan berganti nama dengan Choi Seungkwan. Itu adalah nama si wanita cantik yang memiliki pipi setembam bakpao dan surai hitam pekat.
Seungkwan lantas bangun dari posisinya, menyenderkan tubuhnya dikepala ranjang lalu merentangkan tangannya lebar-lebar. Memberi isyarat agar Vernon mendekat dan memeluknya.
"Uuu.. tayang, sini cium~" kata Seungkwan saat Vernon sudah berada didalam pelukannya.
Lelaki berparas Eropa itu hanya terkekeh sebagai tanggapan untuk tunanganya, dan sedikit menunduk untuk memberi kecupan sayang pada bibir lembut milik Seungkwan.
"Sayang, maaf ya kalo syarat keluarga aku bikin kamu jadi pusing gini." lihir Vernon lembut, "Kamu tau kan keluarga Choi kayak apa? Aku gak bisa--"
CUP!
Vernon lalu terdiam. Menatap teduh manik coklat gelap milik Seungkwan yang juga ikut menatapnya penuh sayang. Lalu sebuah senyum lembut terbir dari bibir si Wanita, membuat Vernon refleks ikut menarik ujung bibirnya sedikit.
"Gapapa, anggep aja ini jadi timbal-balik karna kamu udah merjuangin aku mati-matian selama SMA dulu." kata Seungkwan. "Lagian, Migrain aku kambuh bukan karna Syarat Pra-Nikah kok, tapi emang akunya kecapekan aja. Tau kan, acara tunangan kita kayak gimana?"
Vernon makin melebarkan senyumnya. Dalam hati dia begitu tersentuh dan bersyukur karna sudah memilih Seungkwan jadi pendamping hidupnya. Ibunya benar, Vernon sangat beruntung memiliki Seungkwan.
"Aku cinta kamu Kwan, banget!" Kata Vernon. Wajahnya ia tenggelamkan diperpotongan leher milik sang tunangan sembari menghidup dalam-dalam aroma lavender khas minyak angin yang menguak dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐬𝐢𝐱𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚 [✔️]
Fanfiction【𝗩𝗲𝗿𝗸𝘄𝗮𝗻 𝗚𝗦 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻】 rank; #1 on Verkwan [30.05.19] *** Kisah tentang perjuangan Seungkwan dan Vernon untuk memenuhi syarat keluarga Choi sebelum menikah. ❝Non, kita mau nikah gini-gini amat ya?❞ ❝Hah.. pusing aku Kwan!❞ ...