02. BERBEDA

531 40 5
                                    

MARIA POV

"Noona, ada yang bisa dibantu?"

Aku menoleh dan mendapati Nakamoto Yuta sudah diambang pintu.

Sudah dua minggu aku bekerja menjadi asistant untuk Manager Shin. Dan sumpah, pekerjaan ini melelahkan sekali.

Ditambah satu makhluk bernama Nakamoto Yuta yang tak pernah berhenti memggangguku. Niatnya mau membantu, tapi malah berujung usil.

"Aniya, sudah selesai."

Aku menarik koperku keluar dari dorm menuju dorm 127. Tepat di sampingnya. Aku harus mengecek semua barang bawaan Ten dan Taeyong sebelum dibawa keluar.

Yuta masih setia membuntutiku di belakang, memanggil namaku lalu terkekeh. Heran lelaki ini sepertinya tidak waras.

"Annyeong!"

Orang yang pertama keluar adalah Ten. Setahuku Ten tinggal di lantai 12A, di atas lantai ini bersama member U. Tapi dia sudah ada di kamar 127.

"Maria wasseo." senyumnya lebar, Ten sepertinya sedang bahagia.

"Ne. Taeyong dimana?" aku menarik koper kecil milik Ten yang memang tidak ditutup rapat.

Dibukanya kotak tersebut untuk melihat semua perlengkapan milik Ten, pakaian perform juga sepatunya ada disana. Lengkap. Ten cukup apik.

"Tak perlu melihat barangku, sudah lengkap."

Taeyong datang dengan menarik kopernya, tak usah dicek katanya. Tapi jika ada yang tertinggal bagaimana? Aku yang akan kena omel.

Seperti kemarin, hanya karena salah mengambil kaus kaki, Taeyong harus sedikit memaki ku. Tak kencang tapi menusuk. Padahal yang salah mengambil kaus kaki itu dia.

Aku tak pernah diizinkan menyentuh barang milik Taeyong. Bagaimana aku bisa menjadi asistennya kalau hal begini saja tidak diizinkan si pemilik.

Berbeda dengan Ten, dia akan dengan senang hati membuka kopernya, bahkan tas ranselnya juga untuk aku cek isinya.

"Tapi nanti seperti kemarin lagi. Kau akan memarahiku hanya karena kaus kaki. Padahal kau sendiri—"

Taeyong sudah menunjukkan raut wajahnya yang masam. Tanpa ekspresi. Aku benci itu.

"Baiklah.... Semua sudah siap. Kita pergi sekarang."

Aku mengambil koper kecil milikku, isinya bukan milikku melainkan pakaian milik mereka. Lalu handuk dan perlengkapan lainnya.

"Baby Don't Stop! Fighting!" Yuta melambaikan tangannya.

Kita pun turun hingga lobi dan langsung disambut oleh 1 tim yang biasa mengantar Taeyong dan Ten.

Ku pasang earphone di telinga karena Manager Shin menelepon. Dia tak bisa ikut karena sedang mengurus dreamies.

"Maria? Aman?"

"Ne, seperti biasa." ku lirik supir van dan memintanya untuk segera berangkat.

Sebenarnya tidak aman karena aku masih khawatir dengan barang bawaan Taeyong.

Meski dia member paling rapi dengan kejadian kaus kaki kemaren cukup membuatku kapok.

"Maria...? Maria? Ada apa?"

"Ah tidak Manager. Hari ini setelah show di Music Core, kami akan ada di studio Arena untuk pemotretan."

"Baiklah, good luck, Maria. Kalau ada apa-apa hubungi saya."

Aku menghela napas. Tak mudah ternyata kerja seperti ini, ku kira menjadi manager itu enak. Bisa kesana kesini dengan artisnya. Nyatanya apa? Begini.

Baby Don't (like it) Stop || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang