Maria terpaksa membawa Ten ke rumahnya karena dia tak mau tidur di hotel seorang diri, alasan memang supaya Ten bisa dekat dengan Maria dan keluarganya.
Namun sayang, di rumah hanya ada neneknya saja. Semalaman Ten menemani nenek mengobrol, nenek Maria asli orang Daegu yang kemudian menjadi warga Negara Indonesia mengikuti suaminya, kakek Maria. Jadi mereka berdua cocok megobrol dengan bahasa Korea.
“Jadi, kenapa orang tua Mari tidak di rumah, Nek?”
“Mereka ada urusan bisnis ke luar kota jadi hanya ada nenek dan Shea saja di rumah?” jawab nenek.
“Shea?”
“Kau tak tahu? Di rumah, dia dipanggil Shea. Namanya Shea Ann Marie. Nama Korea nya Kim Sora, tapi dia tidak suka, lebih senang dipanggil Maria saja.”
Ten mengangguk, sementara Maria sedang berjibaku di dapur menyiapkan makanan untuk Ten juga neneknya.
Menunya pun Maria ubah karena ada Ten, Maria memasak nasi goreng ayam lalu ikan panggang, kimchi dan beberapa menu sarapan khas Korea lain.
Sebenarnya bisa saja Maria hanya menyediakan roti panggang ditambah selai dan susu, tapi berhubung ada tamu jauh, jadi Maria pun membuatkan sesuatu yang special.
“Sudah menggosipnya. Sarapan dulu.”
Sebagai tuan rumah, Maria menjamu Ten dengan sebaik-baiknya. Menuangkan nasi goreng, menyisihkan lauk dan kimchinya juga menyiapkan segelas air.
“Nek, aku menyukai Maria. Sudah lama.”
Ucapan Ten membuat neneknya terdiam sebentar lalu tersenyum.
“Makan saja dulu.”
Maria sudah menggerutu tak jelas sambil mengambil nasi untuk dirinya sendiri, pagi-pagi sudah dibuat kesal oleh ucapan Ten. Berani sekali dia mengatakan hal itu pada nenek.
‘Tiba-tiba aku rindu Taeyong.’
Maria terdiam.
‘Taeyong, kau belum membaca pesanku sepertinya.’
“Maria, sstt. Ayo makan.” Ten membuyarkan lamunan Maria tentang Taeyong.
Maria hanya mengangguk kemudian menyuap nasinya perlahan, ada Ten disini malah mengingatkan Maria pada Lee Taeyong.
Ten itu baik, sangat. Dia lembut dan mudah berbaur dengan orang baru, buktinya dengan nenek saja dia langsung akrab. Ten juga banyak membantu Maria saat di Korea. Beberapa kali Ten pernah menyatakan perasaannya pada Maria namun tidak ditanggapi.
‘Aku ini siapa? Hanya secuil fans dari NCT. Bisa dibayangkan kalau aku dekat dengan salah satunya. Para fans dan netizen akan berlomba menghakimiku dengan cacian.’
“Ten, setelah ini ku antar kau ke bandara. Kau harus pulang. Manager Shin sudah mengomeliku tadi pagi.” Seketika Ten berhenti menyuap.
“D-dia tahu aku disini?”“Aku menjadi salah satu kemungkinan hilangnya kau di dorm.” Maria menyelesaikan cara sarapannya dengan cepat.
“Setelah ini bersiaplah.”
Ten masih mematung, baru sekejap ia bertemu dengan Maria namun sudah harus berpisah lagi. Ten tak mau, kabur dari dorm saja sudah terhitung pelanggaran kedisiplinan. Jika Ten pulang tanpa membawa Maria… Rasanya sia-sia.
“Nek, aku ingin membawa Maria kembali ke Korea.”
“TEN JANGAN KETERLALUAN!” bentak Maria.
Ten terkejut dan tak lagi melanjutkan kata-katanya, dua kali Ten melihat dan mendengar Maria berteriak seperti ini. Pertama saat ia bertengkar dengan Taeyong dan yang kedua adalah hari ini.
“Shea, jangan begitu. Ten hanya ingin kau kembali kesana, pergilah, nanti Oma bilang pada ayah dan ibumu.”
“Tidak, Oma. Aku tak ingin kembali. Maaf Ten.” Ia menunduk dan lekas masuk ke dalam kamarnya. Air mata Maria langsung turun membasahi pipi.
Maria mulai bimbang, ada rasa sakit saat ia membentak Ten. Maria merasa bersalah sekali, Ten pasti akan membencinya setelah ini. Dia terlalu baik untuk Maria yang mudah marah dan emosian.
“Aku mengerti, maafkan aku.”
Sepasang tangan hangat memeluk bahu Maria, ada rasa hangat di tengkuknya. Ten masuk dan langsung memeluk si gadis yang tengah menangis, membenamkan wajahnya di tengkuk Maria.
“Tidak, aku yang minta maaf. Maaf sudah berteriak.” Suaranya lirih dan tanpa tenaga. Tubuhnya merosot ke bawah namun ditahan Ten yang langsung memeluknya dari depan.
“Sssttt…. Maria. Maria ku… aku mengerti. Jangan menangis, hatiku sakit melihat air matamu yang turun begitu.”
Ten menempelkan dahinya dan dahi Maria, merasakan hangat dan beratnya napas si gadis menerpa wajahnya.
Ten mengecup hidung bangir gadis yang ia sayangi ini, jemari lembutnya mengusap pelan kedua pipi Maria dan mencoba menenangkannya.
“Aku rindu…”
“Aku tahu.”
“Aku merindukan Taeyong.”
“………………..”
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Don't (like it) Stop || ✔️
Romance❝ᴀᴋᴜ ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ʙᴇᴋᴇʀᴊᴀ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴍᴀʟᴀʜ ᴛᴇʀᴊᴇʙᴀᴋ. ʟᴇʙɪʜ ᴛᴇᴘᴀᴛɴʏᴀ ᴅɪᴊᴇʙᴀᴋ. ᴘᴇsᴏɴᴀᴍᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ɴᴀᴘᴀsᴋᴜ ʙᴇʀʜᴇɴᴛɪ. ᴋᴀᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛᴋᴜ sᴇsᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ʟᴀʀɪ❞ - sʜᴇᴀ ᴀɴɴ ᴍᴀʀɪᴇ