“Maria…. Sudah. Aish kau ini cengeng sekali. Berhenti menangis, nanti temanmu yang disana akan mengira aku berbuat jahat padamu. Cup cup cup.”
30 menit lamanya Maria terus menangis sesegukan saat tahu Taeyong sudah ada di depannya, memesan ice Americano dan bilang kalau dia akan menunggu. Entah menunggu Maria atau ice Americano nya, yang jelas saat tahu itu Taeyong, Maria langsung menangis.
Caca mendapat kabar Maria menangis langsung pergi dari gudang menemui si gadis yang ternyata sudah berada di kantornya dengan seorang pria. Dengan bodohnya Caca langsung memaki lelaki itu tanpa ampun.
“Ne? sorry? I-I don’t understand.” Ujar lelaki itu sambil membuka topi dan maskernya.
Ta-daaaa terlihatlah wajah Lee Taeyong.
Hampir saja Caca histeris melihat leader NCT di cafenya. Kemarin sudah dancernya menemui Maria dan sekarang leadernya, Caca jadi berpikir apa yang sudah diperbuat Maria hingga ia dicari begini. Jangan sampai 16 member lainnya turut mencari Maria. Caca bisa kegirangan.
“Aku akan memberi waktu untuk kalian, jangan berbuat yang aneh-aneh. I’ll watch you.” Caca menunjuk CCTV yang berada di kantornya pada Taeyong.
Maria mulai tenang setelah meminum segelas air, ia mulai bisa mengatur napasnya yang putus-putus. Kepalanya mendongak dan menatap Taeyong.
“Aku harus bangun, ini pasti mimpi.”
Ia memukul pipinya berkali-kali hingga terpaksa Taeyong yang menahan tangan Maria untuk tidak menyakiti dirinya seperti ini. Taeyong di hadapannya ini nyata. Lee Taeyong yang takkan hilang meski disentuh Maria.
“Kkumi aniya, aku nyata. Aku Lee Taeyong.” Ia berujar dengan deep voicenya.
Benar, ini nyata. Maria langsung berhambur ke dalam pelukan monster merah ini, meluapkan rasa rindunya yang sudah tak tertahankan lagi. Kembalilah Maria menangis seperti anak kecil.
“Kenapaaa? Kenapa kau baru kesini? Sudah setengah tahun, Tae. Kau bodoh!” Maria memukuli punggung Taeyong.
Pemuda itu tak membalas, melainkan membiarkan Maria melakukan apapun padanya. Tangan Taeyong yang bebas mengusap punggung dan surai panjang Maria dengan lembut.
“Kau menungguku? Maaf. Apa aku sudah terlambat? Apa… Sekarang kau bersama Ten?” Taeyong melepas pelukan Maria dan menatap wajahnya yang sembab.
‘Jika pun kau benar kini sudah bersama Ten, aku bersumpah. Aku akan merebutmu dari Ten apapun konsekuensi yang akan ku dapatkan setelah ini. Ten saudaraku, tapi kau cintaku. Aku tidak bisa berbagi dengan siapapun. Kau milikku, Maria.’
Kepala si gadis menggeleng, bagaimana bisa ia bersama Ten jika yang dipikirkannya hanya Taeyong. Ia memejamkan matanya selama beberapa detik sebelum akhirnya mencoba tersenyum.
“Aku masih disini, kan?”
Taeyong paham maksud dari ucapan Maria, jika memang benar Maria bersama Ten, maka kemarin Maria akan pulang ke Korea bersama Ten. Namun nyatanya tidak?
“Kenapa? Ten sungguh-sungguh mencintaimu, Maria.”
“Jam kerjaku sudah habis, akan ku antar kau ke hotel.”
Maria memakaikan kembali snapback dan masker milik Taeyong dan membawanya keluar. Café agak sedikit ramai, tapi sekarang Maria tidak bisa lembur. Ia harus mengantar Taeyong.
“Ca, aku pulang.”
Caca hanya mengangguk dan memberikan sinyal kalau dia ingin berfoto dengan Taeyong. Dasar sasaeng. Sama halnya seperti Ten, Taeyong pun hanya membawa tas ransel saja. Mau tak mau pula Taeyong naik sepeda motor dengan Maria.
“Aku mau pulang dulu, bawa mobil nanti kita lansgung cari hotel yang dekat.”
“Memang tidak bisa kalau di rumahmu saja?”
Maria tak menjawab karena akan membuyarkan konsentrasi saat mengendarai motor, pasalnya ia membawa Leader NCT, kalau jatuh, kalau lecet nanti akan merepotkan semuanya dan Maria lah yang akan dimarahi oleh netizen.
Sekitar 35 menit mereka sampai di rumah Maria, ia langsung membawa masuk motor yang dipakainya kemudain menyuruh Taeyong menunggu di luar sementara Maria mengambil kunci mobil.
“Omaaa, aku pergi lagi yaaa. Mau antar teman cari hotel.” Seru si gadis sembari melenggang ke luar rumah.
“Teman yang mana? Caca? Kan rumah dia dekat.”
Iya nenek hanya tahu teman Maria adalah Caca, wanita hangat itu keluar dan mendapati Taeyong sedang duduk membuka topi dan maskernya, mengipasi wajah.
“Loh ada ini teman Shea. Tunggu ya, nanti Shea keluar.” Taeyong hanya diam lalu membungkuk.
“Kajja!” Maria pun keluar dan langsung mengajaka Taeyong pergi. Ia hanya sempat berganti pakaian dan membawa kunci mobil.
“Hanguk saram?”
“Ne, annyeonghaseyo. Lee Taeyong imnida.” Kembali ia membungkuk.
“Nenekmu, bisa Bahasa Korea?” Taeyong berbisik.
“Saya orang Daegu, nama saya Kim Yong Ae.”
Jadilah Taeyong dan neneknya berbincang di luar, mereka bahkan melupakan keberadaa Maria yang masih mematung mendengarkan mereka.
Semua hal dibicarakan, soal nenek, soal Taeyong dan bahkan nenek bercerita kalau kemarin teman Maria yang juga orang Korea datang, Ten maksudnya.
“Shea, Taeyong menginap disini saja. Tidak aman kalau dia menginap di hotel sendirian, kalau ada yang sadar dia siapa nanti urusannya akan panjang.”
Benar juga, sama halnya seperti Ten, dia datang sendiri. Jika ada yang tahu soal Taeyong semua akan berantakan.
Taeyong tersenyum lebar, senang sekali rupanya dia mendengar nenek mengizinkan Taeyong menginap di rumah Maria. Sudah bisa di duga juga kalau neneknya akan berkata demikian.
Antara senang dan tidak, Maria lekas membawa Taeyong masuk ke kamarnya, kamar yang akan digunakan pemuda tersebut untuk beristirahat.
“Kamarmu yang mana?”
“Jangan macam-macam, kau tidak bisa berbuat semaumu disini.” Ketus Maria.
“Kau selalu tahu apa maksudku, ck.”
Perasaaan Maria melambung tinggi saat tahu Taeyong disini, rasa rindunya terobati apalagi setelah Taeyong membaca pesan yang ia tinggalkan di Korea.
“Jangan minta jalan-jalan. Besok aku harus bekerja, ada event penting. Istirahat sana. Aku lelah.”
Taeyong mendengus mendengar ocehan Maria yang sudah seperti kereta ekspress, namun dengan hasil akhir bahwa Taeyong senang mendengar Maria mengomel lagi.
“Padahal sudah bukan asisten managerku tapi masih saja mengatur. Geez, untung sayang.” Dengus Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Don't (like it) Stop || ✔️
Romance❝ᴀᴋᴜ ʜᴀɴʏᴀ ɪɴɢɪɴ ʙᴇᴋᴇʀᴊᴀ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴍᴀʟᴀʜ ᴛᴇʀᴊᴇʙᴀᴋ. ʟᴇʙɪʜ ᴛᴇᴘᴀᴛɴʏᴀ ᴅɪᴊᴇʙᴀᴋ. ᴘᴇsᴏɴᴀᴍᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ɴᴀᴘᴀsᴋᴜ ʙᴇʀʜᴇɴᴛɪ. ᴋᴀᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛᴋᴜ sᴇsᴀᴋ ᴅᴀɴ ᴛᴀᴋ ʙɪsᴀ ʟᴀʀɪ❞ - sʜᴇᴀ ᴀɴɴ ᴍᴀʀɪᴇ