Akhirnya Maria kembali menjadi gadis biasa, ia sudah berada di rumahnya. Indonesia memang terbaik, dimana ia bisa menghirup udara segar, bebas, tak ada gangguan dari Taeyong dan Ten.
Ah iya, satu bulan yang lalu, pagi buta, Maria mengendap-endap dari kamar dormnya keluar, ia tak mau membuat heboh tetangga sebelah yang semalaman terus ribut membujuk Maria agar tetap tinggal.
Maria mau tapi ia tidak bisa. Hatinya takkan kuat bertahan.
Bahkan Maria menangis sesegukan saat baru take off, yang membuat ia ditegur pramugari karena berisik. Itulah Maria, yang berusaha kuat melepas semua yang sudah menjadi bagiannya.
Maria tak mau lagi mengingat Korea, ia hidup tenang selama satu bulan ini. Merencanakan kuliah pasca sarjananya, lalu bekerja sama dengan salah seorang teman untuk membuka usaha café.
"Kenapa harus Kpop?"
Empat jam sudah Maria dan Caca bersitegang soal konsep café yang akan launching ini, Maria tidak setuju kalau tema yang diusung Caca adalah Kpop, Maria jadi auto flashback.
"Kenapa namanya Zero Mile?"
"Kenapa kau cerewet, Maria? Kita sudah membicarakan ini selama 4 jam dan aku sudah menjelaskan semuanya. Astaga Maria dimana otakmu?"
Di dorm 127. Sesungguhnya.
Caca ini Kpop addict, Kpop garis keras. Ia suka idol dan drama Korea. Maria tak pernah protes dengan segala kegilaan Caca menjadi seorang fangirl.
Tapi mulai sekarang Maria akan membatasi asupan berbau Korea dari Caca. Tak baik untuk kesehatan hati Maria.
"Iya, tapi kenapa, Melissa Natasha? Caca-ku yang cantik jelita nan rupawan kekasih Lee Jongsuk."
"Maria, ayolah.... Oh Tuhan, kau apakan hati Anna Marie-ku ini setelah pulang dari negeri impianku?" Caca benar-benar gemas dibuatnya.
"Ann Marie!" Maria protes.
"Kpop itu universal, kau juga tahu basis Kpop Indonesia cukup banyak, kita bisa mengambil banyak keuntungan dari sana. Kita tak hanya membuka café, lantai 2 bangunan akan ku gunakan untuk menjual Kpop Stuff, album dan merchandise yang kita datangkan langsung dari Korea. Tenang, kolegaku banyak."
Bukan itu masalahnya, hal ini hanya membuat Maria kembali teringat dengan duo Taeyong dan Ten. Dua lelaki yang sudah mengacak hatinya.
"Maria, kita sudah tidak mungkin mengubah ini dan itunya, kau sendiri setuju saat ku hubungi beberapa bulan kemarin, kan? Barang-barang sudah datang, tinggal susun."
Maria pasrah, sebentar lagi ia akan terus melihat dua orang itu dicafenya. Maria dan Caca akan terjun langsung mengurus café, dibantu dengan beberapa teman lain sebelum merekrut pegawai tetap.
---
0 MILE'S GRAND OPENING
Sudah sejak café dibuka pada jam 10 pagi, pengunjung mulai berdatangan, bahkan Maria harus membuat waiting list karena kapasitas café yang hanya mampu menampung 70-80 orang saja.
Mayoritas adalah perempuan, dari mulai anak kuliah hingga anak SMU yang entah bolos atau bagaimna. Mereka menyukai café yang diberi nama 0 Mile ini. Rata-rata dari mereka adalah Kpopers, wajar jika sangat menyukai tempat ini.
Caca diam di belakang counter pemesanan dan merangkap kasir, sedang Maria menjadi pelayan, mengantarkan pesanan para customer ke meja mereka.
Segala jenis stuff berbau Kpop ada dimana-mana, mulai dari mug, fan, poster hingga photocard pun ada. Berhubung sedang promo, café ini memberikan bonus poster unofficial dari beberapa idol grup yang diberikan secara random. Syarat ketentuan berlaku loh.
Kepala Maria selalu merasa pusing dan sesak jika melewati area A. Dengan angkuhnya seseorang selalu memperhatikan gerak Maria dan itu membuatnya tak nyaman. Sialnya, para customer amat menyukai corner A ini.
"Jangan memperhatikanku terus, aku sedang bekerja." Lagi-lagi Maria menggerutu pelan sambil meletakkan 2 cangkir latte di atas meja nomor A3.
Ia kembali sambil mendengus kasar, bahkan sampai diperhatikan pengunjung lain. Maria kesal jika harus mengantar pesanan ke Corner A.
"Maria! 2 ice choco dan 2 french fries meja A8."
Sial. Lagi dan lagi.
Meja A8 semakin dekat dengan mata yang terus memperhatikannya itu. Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
"Silahkan." Pesananpun tersaji.
Maria berjalan menuju si pemilik mata itu, berdiri tepat di hadapannya. Maria berkacak pinggang sambil mengapit nampan diantara lengan dan tubuh bagian sampingnya.
"Kau ini kenapa? Aku sedang bekerja, jangan terus memperhatikanku begitu. Mengganggu." Seru si gadis dengan nada kesal.
Namun tidak ada jawaban dari lelaki yang terus memperhatikannya ini, hanya menampakkan wajah dingin mengintimidasi. Maria berdecak.
"Aku tak suka kau perhatikan begitu, ayolaaaahh konsentrasiku buyar." Maria merengek.
Puluhan pasang mata menatap heran pada gadis pelayan ini. Mereka saling berbisik dengan apa yang dilihatnya pada Maria.
"Yak! Neol.... Micheosseo? Geumanhaja! Aku taka suka tatapan itu, terlalu sering kau menatapku begitu. Hentikan, aku takkan lagi terjebak dalam pesonamu, Lee Taeyong! Kau bukan lagi tipeku."
Caca keluar dari counter dan menarik Maria pergi dari pojokan Counter A sembari menahan malu karena kelakuan Maria. Namun gadis itu masih enggan beranjak.
"Sebentar, aku sedang memberi pelajaran pada orang ini. Dia terus menggangguku dengan tatapannya." Maria menggulung seragam kerjanya hingga sebatas sikut. Caca menggelengkan kepalanya sambil meminta maaf pada para pengunjung.
"Maria, hentikan... Aku yang malu. Sadarlah! Kau sedari tadi mengomeli poster Lee Taeyong."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.