06. NONSENSE

265 25 1
                                    

MARIA POV

Akhirnya sekarang aku ada disini, Bangkok, Thailand. Setelah menempuh perjalanan cukup panjang. Semua tim tiba di hotel yang cukup dekat dengan tempat fanmeet.

Tentu yang paling senang diantara kami adalah Ten, dia bisa sekaligus pulang dan bertemu dengan keluarganya.

Ten dan Taeyong berbagi kamar bersama, aku dan tiga stylish lainnya mendapat kamar di ujung koridor, beserta barang-barang tentu saja.

Dan staff lain berada disisi kiri dan kanan. Satu lantai dipesan khusus untuk TxT. Sesaat setelah tiba, semua mulai membereskan barang, aku juga sibuk dengan Manager Shin meninjau lokasi fanmeet.

Ku lihat susunan acara yang diberikan panitia fanmeet, seketika aku terdiam. Bukan apa-apa, kalian tahu? Belajar Hangul saja ku lakukan setengah mati meski nenekku orang Daegu, tapi aku lahir dan besar di Indonesia.

Sekarang yang aku lihat adalah tulisan Thailand yang melingkar-lingkar. Astaga, ini memusingkan. Sungguh. Aku hanya tahu ‘Sawadee khub’ saja.

“Manager, apa tidak ada susunan dengan Bahasa Inggris? Atau Hangul?” ku sodorkan kertas susunan acara tadi.

“Oh hahaha…. Ini ini ada sama saya.” Akhirnya ku dapatkan rundown dengan Hangul.

Ku baca setiap point dan menganggukkan kepala, fanmeet lalu ada tanya jawab juga, lalu perform Baby Don’t Stop dengan dua bahasa. Wah ini baru luar biasa.

Jadi, yang ku tahu dari Manager Shin, Taeyong dan Ten ini sudah melakukan rekaman untuk Baby Don’t Stop Special Edition.

Ten akan menyanyikan partnya dalam Bahasa Thailand dan Taeyong tetap dengan Bahasa Korea. Aku sendiri belum dengar. Ku harap bagus.

“Maria, kembali saja ke hotel, siapkan mereka, lalu makan malam setelah acara selesai. Tapi suruh mereka makan dulu.”

Aku mengangguk dan segera meluncur untuk kembali ke hotel. Bersiap setelah ini aku akan berhadapan dengan 2 monster gila.

Biar aku cerita sedikit, sejak pertengkaran kami tempo hari, semua berubah drastis. Taeyong mulai membiarkan aku mengurus barangnya, bahkan pernah sekali dia memintaku untuk meriasnya.

Sedang Ten, dia sudah jarang beribacara padaku. Bahkan tersenyum pun enggan, sebagai formalitas saja jika kebetulan bertemu.

Aku jadi rindu senyum hangat Ten.

Taeyong masih sama menyebalkannya seperti dulu, hanya sikapnya agak berubah saja. Sedikit.

Hal yang pertama ku lakukan saat sudah tiba di hotel adalah membersihkan diri lebih dulu, baru landing dan aku harus langsung ke tempat fanmeet.

Mandi kilat saja, pekerjaanku masih sangat banyak dan sekarang aku akan ke kamar 2 monster dulu. Menyuruh mereka makan dan bersiap lalu berangkat.

Tok tok tok.

“Ya.”

Taeyong yang membukakan pintu, terlihat jelas kalau dia baru saja bangun tidur, rambut coklat kemerahannya berantakan. Tapi seksi.

Heh.

“CK! Ada apa?”

“Manager Shin bilang kalian harus bersiap, pesan makan dulu, nanti makan malam setelah fanmeet, agak lama jadi pesan disini saja dulu.” Aku berusaha tak menatap matanya. Takut.

“LOH!”

Taeyong tiba-tiba menarik tanganku masuk ke dalam kamar, lalu menghempaskan tubuhku di atas ranjang king size disana.

“Siapkan semuanya, aku akan mandi.”

What the….

Debuman keras pintu kamar mandi menjadi tanda bahwa Lee Taeyong sudah masuk ke dalam kamar mandi, lalu apa yang harus aku siapkan? Aku hanya menyuruh mereka bersiap, mereka saja.

Semua barang sudah dibawa oleh para stylish, hanya tinggal merekanya saja yang berangkat. Ah iya, mereka harus makan lebih dulu kan? Tapi kemana Ten?

Ku pesan beberapa makanan yang ku tahu melalui layanan room service, lalu aku berinisiatif untuk membereskan beberapa pakaian milik dua monster ini yang berserakan di ranjang dan di sofa.

“Kau masih disini?” Taeyong hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada. Kulit putihnya diumbar begitu saja.

“Menunggu room service lalu aku keluar.”

“Room service!”

Setelah selesai melipat semua baju dan jaket milik Ten dan Taeyong, aku segera membuka pintu karena makanan yang ku pesan sudah tiba. Cepat juga pelayanan disini.

Ku tata semua makanan di meja sofa dan Taeyong mengekoriku. Ini aku masih harus memisahkan makanan untuk Ten karena dia tak ada.

“Ten kemana? Ini ku simpan disini untuk Ten, 15 menit lagi aku kembali.” Setelah menyisihkan makanan milik Ten, aku beranjak segera.

Tak ingin berlama-lama dengan orang ini, hanya akan membuatku serba salah lagi. Mungkin aku akan pergi ke kamar dan bersiap juga. Setidaknya, tidak bersama Taeyong.

"Diam saja disini."

Taeyong kembali menarik tanganku hingga aku terduduk di dekatnya. Wajah kami dekat, wajah yang aku benci belakangan ini.

"Aku lapar, Maria."

——&&——

Acara fanmeet berjalan sukses, aku yang diam di samping stage menatap kagum pada kedua idol multi talenta ini. Semua pun berjalan lancar.

Tapi tetap saja perasaanku tak menentu sejak dari hotel tadi. Pikiranku tak fokus, terkadang menjadi tuli mendadak jika ada yang memanggilku.

Sejak keluar dari hotel, Taeyong dan Ten melakukan selfcam untuk nanti dipublikasikan, aku dan Manager Shin sibuk mengatur kondisi jalanan agar tak ada fans yang mendekat.

Animo masyarakat Thailand terhadap kedua member NCT ini sungguh luar biasa, terutama pada Ten selaku tuan rumah.

"Kita party setelah ini!" seru para staff. Aku tersenyum dan menyelesaikan pekerjaanku dulu sebelum pergi.

Ku siapkan pakaian ganti untuk Taeyong dan Ten dan membereskan perlengkapan mereka sebelum pergi.

"Maria, bibirmu kenapa?" Manager Shin menegurku yang kedapatan sedang memakai lipbalm.

Aku terkejut, menoleh kaku lalu tersenyum kikuk. Ternyata ada yang menperhatikan diriku.

"Ini, oh— ini? Terbentur pintu, iya pintu." Aku tergagap.

"Hyeong!" Taeyong masuk untuk berganti pakaian bersama Ten.

Keduanya menatapku yang sudah salah tingkah. Sial, kenapa harus bertemu mereka.

"Sedang apa kau bisa terbentur begitu? Ah, kalian cepat ganti. Kita langsung ke hotel."

Walau gemetar tapi aku bisa sedikit bernapas lega setelah ketiga lelaki ini pergi.

Ku tatap wajahku di cermin dan memperhatikan bagian bibir bawahku yang bengkak.

"Perih. Monster sialan."

Baby Don't (like it) Stop || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang