"Eh gue patah hati!"
"Seriusan mereka boncengan? Yaampun gue kira dia cewe macam alim-alim gitu,"
"Udah mantan Robby, sekarang dia mau gebet Alex?"
"Yaampun gue gak nyangka,"
Begitu aku masuk koridor sekolah, semua tatapan menuju kearahku dan aku mendengar semua gosipan mereka. Yaampun, bahkan mereka tau darimana aku goncengan sama Alex? aku pikir ada yang stalkerin kita, eh tepatnya stalkerin Alex.
Semua tatapan tajam menghantamku tiba-tiba rasanya, bahkan ada yang sampai mengikutiku ke ruang loker. Aku gak nyangka bisa jadi idola sehari, hahahaaa. Oke, aku harus serius.
Setibanya diruang loker, aku mengambil beberapa bukuku untuk pelajaran hari ini. Dan ketika buku itu ada dipangkuanku, seseorang menarik kasar tanganku.
"San, apa-apaan sih lo?"
"Gue mau nanya kebenaran yang benar gimana! Kenapa lo gak cerita-cerita sama gue sih?"
"Gue yang nanya sama lo, lo kenapasih?!"
Sanny menarik tanganku menuju perpustakaan, dimana semua orang kutu buku hanya berkumpul disini. Tetapi sesampainya disana, perpustakaan sepi dan Sanny menyuruhku duduk.
"Lo beneran pacaran sama Alex?"
Aku menyemburkan tawaku, entah aku gak bisa serius, habis kocak. Seorang Sanny percaya gosip murahan, itu anti mainstream bro.
"Kok lo percaya sama gosip murahan sih? Gue gak pacaran sama dia, hahaha."
"Yakin? Tapi kata orang-orang lo meluk dia pas lo gonceng naik motor,"
Glek. Skak mat.
"A--anu, iya sih kemaren gue meluk dia gara-gara dia naik motor kenceng banget. Tapi refleks kok, suerr,"
"HAH SERIUS?!?! Kok lo bisa digonceng? Dan lo mesti tau Lice, Alex gak pernah gonceng cewe PE selain lo, maybe you are the first,"
"Hah serius masa gue yang pertama? Gue kira dia playboy cap kapak,"
"Iye serius, jangan-jangan lo cewe terspesial menurut dia lagi," kata Sanny sambil tertawa.
"Dih, apaan sih lu San, kemaren tuh gue gak dijemput sama Pak Dodo, dia nawarin pulang. Gue nolak kata gue 'gue naik bis aja'. Eh pas nyampe halte duit gue abis, kebetulan dia lewat lagi dan nawarin lagi. Ya...gue terpaksa. Lagian sih lu pacaran ama Vino mulu, gue kan gabisa nebeng," kataku panjang lebar.
"Hehehe kalo lo udah move on dari Robby juga lo bakal ngerasain apa yang gue rasa kok Lice," kata Sanny.
"Heh jangan sebut dia lagi plis,"
"WAKAKAK ORANG GAGAL MOVEON!,"
"Diem ih lu!"
Lalu mereka tertawa-tawa kembali.
------
"Alicia, bisa gak sih kamu masukin bola ke ring?"
Aku terengah-engah menghirup oksigen disekitarku, sudah berapa belas kali aku melompat-lompat bak tupai mau cari makanan dipohon.
"Aduh pak... saya cape.. hah..hah.."
"Oke, kalo kamu bisa masukin basket ke ring sekali saya izinin kamu balik ke kelas,"
"Hah...iya pak," kata Alice masih dengan terengah-engah.
Aku mencoba sekali melempar basket ke ring, dan alhasil bola itu hampir masuk.
"Sial," katakud alam hati.
Aku mencoba melempar dan lagi-lagi gagal, Alice sudah tidah kuat pak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I see your eyes
Teen FictionIa sangat mencintai gadisnya. mencintai gerak-gerik gadisnya. Mencintai kebiasaan gadisnya. Mencintai cengiran dan cemberutan dibibir gadisnya. Tapi ada hal yang membuat ia semakin mencintainya, Menatap matanya. copyright © 2014 by Salsabilaayus