Minggu Pagi

5.9K 332 4
                                    

"Kak Alice bangun ih!,"

"Dasar kebo."

Aku menguap sejenak dan kembali bergelayut sama kasur empukku, ingin menghabiskan waktu dikamar sambil denger lagu. Kenapa setiap Minggu 2 makhluk ini mengangguku?

Aku merapatkan diri ke tembok dan menenggelamkan seluruh tubuhku didalam selimut, kedinginan karena AC yang suhunya rendah.

Tanpa Alice sadari, kedua kaka-beradik ini, Aline--adik Alice dan bang Ali--kakak Alice melirik jahil.

"SERANGAN KELITIK!!!" Keduanya mengelitik pinggang Alice yang ramping membuat Alice melempar bantal kedua muka saudaranya itu.

"Stop!!!" Alice menggelayut dan tertawa kegelian karena tingkah saudaranya. Alice merasa bahagia jika keluarganya seperti ini terus.

-------------

Setelah mandi, Alice mengeringkan rambut panjangnya yang menjuntai dengan hair dryer, kalo bukan karena kedua saudaranya itu Alice malas ikut berjogging sama mereka, dengan menggunakan baju olahraga,Alice siap untuk pergi jogging.

Tetapi sesampainya diruang tamu, ia melihat kedua orangtuanya yang sudah bersiap dengan pakaian olahraganya masing-masing, Alice senang melihat bundanya yang sudah dinas seminggu diluar kota.

"BUNDAAA!!" Aku memeluk bundaku erat.

Bunda memelukku balik dan mencium pipiku sekilas.

"Hai sayang, bunda kangen banget sama kamu," Bunda Lina, bundaku masih memelukku.

"Sama bundaaaa, bunda gimana dinas diluar kota?" Tanyaku.

"Bunda bawa oleh-oleh gak?,"

PLEASE JANGAN SEKARANG BANG ALI.

"Ali-Ali, bunda gak pernah lupa bawa kamu oleh-oleh dong, nih roti unyil." Kata Bunda seraya mengambil kotak yang berisi roti tersebut.

"ALHAMDULILLAH, GIZI ANAK KOST TERPENUHI" kata bang Ali mencomot roti unyil tersebut.

"Abang, gimana sih katanya mau jogging! PHP !"

Jangan lupakan Aline.

"Hahaha yuk-yuk kita berangkat, keburu siang, puanas kan?," kata Ayah.

Aku yang masih memeluk bunda melepaskan pelukanku dan memasang sepatu nikeku lalu keluar berlari jogging sama keluargaku.

-------

Aku duduk di kursi panjang deket air mancur di taman dekat rumah, beristirahat sejenak, menghirup udara segar dan berjemur di pagi hari. Aku ambil air mineral di tas kecilku dan mulai meminumnya.

Untungnya, aku membawa segala alat perang kebosananku, iPod dan headset.

Tapi kenyataannya, kali ini aku bosan dengar lagu di playlist ku, mungkin lagunya gak berubah-berubah.

Lalu kuambil iPhone disakuku dan mulai memainkan flappy bird. Permainan yang kesekian kali membuatku membanting iPhoneku.

Disaat sedang konsentrasi memainkan permainan itu, seseorang mengaggetkanku.

"BAAAA,"

Karena kaget dengan tidak sengaja aku membanting iPhoneku dan menabok muka orang dibelakangku , yang notabene-nya belom kuketahui orangnya.

"Duhduhduh muka ganteng gua.."

Penasaran, aku menolehkan kepalaku dan mendapatkan muka orang yang biasa mengangguku.

"Alex, lu ngapain disini? Gaaus ganggu gue setiap hari?"

Yang dipanggil menyengir, "Udah kewajiban gue kali!"

Aku mendengus mendengar ucapannya, dan kembali memungut iPhoneku yang jatuh. Malangnya dikau iPhone.

"Eh tumben lo disini pake baju olahraga? Katanya gasuka olahraga?"

Aku menengok kearahnya dan membalas pertanyaannya, "Lo sendiri ngapain disini? Ganggu gue aja,"

Dia mencibir, "Cih balik nanya, gue lagi gowes. Lo ngapain disini mblo?"

Ada saatnya Alex menyebalkan dan menyenangkan, disaat fase menyebalkannya aku akan menyemprotnya!

Aku melotot, "Gue jogging dan nama gue bukan mblo, jom."

Dia balik melotot, "Enak aja nama gue bukan jom!"

"Dan nama gue bukan mblo!,"

Hening.

Lalu kami berdua ketawa gaje.

"Dih bocil lo, gowes bareng yuk?" Tawar Alex.

"Makasih, lagi cape!" Kataku.

"Gimana kalo jajan?"

Dengan kemupengan yang naik 99% Aku mengangguk semangat atas tawarannya.

"Dih, kalo jajan mau, nanti gendut loh, terus gaada yang mau loh!"

"Bomat,"

Lalu kami jalan beriringan kearah sepeda Alex. Aku menaiki pijakan buat berdiri dibelakang Alex. Melingkarkan tanganku di lehernya, dan menutup mata untuk merasakan semilir angin.

Hangat serta sejuk bercampur menjadi satu.

"Lice leher gue pegel.."

Aku membuka mataku dan mendapatkan seseorang yang berjualan ice cream, dengan semangat 45 aku menuruni sepedanya dan berlari ke arah penjual ice cream.

"TUNGGUIN GUE!!"

Aku hanya memeletkan lidah dan kembali berlari ke pedagang ice cream, dan memesan ice cream strawberry.

Alex ngos-ngosan sambil memegang lututnya yang pegal, "Lari lu kenceng juga ye, mblo."

Aku berhenti menjilat ice creamku dan mendelik ke arahnya, "Kalo lo sekali lagi manggil gue mblo, gue bakal...."

Alex menatap jahil, "Bakal apaa hayoo?"

Aku menonjok bahunya. "Pikiran lu ih! Belom juga selesai ngomong, bakal gue jitak ampe pitak!"

Alex hanya tertawa dan memesan 1 ice cream coklat.

Setelah pesanannya selesai dia menarikku menuju kursi panjang di taman sekitar.

"Lo jogging sendiri?"

Aku yang sedang menjilat ice cream menoleh kearahnya, "Sama keluarga gue." Dengan santainya.

Tiba-tiba Alice berteriak yang membuat Alex menoleh panik kearahnya.

"GUE BELOM KASIH TAU ORTU KALO PERGI BARENG LO!"

Dengan kecepatan super aku memencet nomor yang sudah kuhafal luar kepala.

"Bun maaf aku tadi pergi sama temen... cowo..ih bunda apaansih kan cuma temen.. iya bundaku sayang..bye i love you.."

"Sip udah kasih tau," kataku seraya memencet tombol merah.

"Lo bikin gue panik tau," kata Alex kesal.

"Sorry yaa"

Alex hanya diam dan kembali melakukan aktifitasnya; memakan ice cream. Kediamannya membuat Alice tidak nyaman sampai akhirnya Alice menggoyangkan lengannya.

"Lexx maafin guee,"

"Hm."

"Lex maaf."

"Ya."

"Lexxx gue bakal ngelakuin apapun deh buat lo,"

Dengan mata berbinar, Alex menatapku semangat, "serius?"

"Iyadeh.."

Tatapannya berubah jahil. "Gue mau ini..." katanya seraya menunjuk pipinya.

Tanpa disadari pipiku memanas, maksudnya apasih Alex ngeledeknya, nyebelin banget.

"CIEEE BLUSHING!" Kata Alex sambil mencolekkan ice creamnya ke pipiku.

Sukses pipiku berwarna coklat dan lengket.

"ALEXX NYEBELIN BANGET SIH LO!!"

I see your eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang