"Ha? Lo ngomong apa lex?" Tanya Alice ketika ia mendengar Alex berbicara kepadanya.
Alex tersenyum. "Nope, ayo mau makan apa lagi?"
Sungguh, terlalu konyol kalau Alice tidak mendengar pernyataan Alex yang terlalu gamblang, sungguh, ia mendengar semuanya. Ia menekankan seluruh perasaannya, menjaga detak jantungnya agar tidak terdengar, menekan merah mukanya agar tidak terlihat bahwa gadis itu salah tingkah. Sungguh, ia bingung. Ada apa sama hatinya?
"Alice, lo... Kenapa?" Tanya Alex penuh sarat khawatir.
"Gak. Gue gak papa, habis ini mau ngapain?" Tanya Alice mengalihkan pembicaraan.
"Terserah, lo mau naik bianglala?" Tanya Alex kembali.
"Gak, gue takut ketinggian. Plis, cari yang lain."
Alex mengetukan dagunya dengan jari. "Oh, terus mau apa? Komedi putar?"
Mata Alice berbinar mengetahui Alex mengajaknya naik komedi putar. Sejak kecil Alice menyukai komedi putar apalagi duduk ditempat yang kaya kereta Cinderella gitu, terlalu keanak-anakan, tapi Alice tidak peduli.
Dan dia harap ia bisa duduk ditempat itu bersama orang yang dia sayangi, seperti Cinderella yang duduk bersama sang pangeran.
Alice pun menarik tangan Alex menuju area komedi putar. "Lexx naik komedi putar yuk, gue pengen naik itu tuh!" Tunjuk Alice kearah kereta kuda Cinderella.
Alex hanya menggelengkan kepala, dia melihat sisi keanakkan Alice. Dan itu lucu.
Setelah membeli tiket, Alice menarik Alex untuk duduk di kereta kuda. Senyumnya mengembang, mengingat masa kecilnya yang manis.
Alice pengen duduk di kursi kereta kuda bersama orang yang ia sayangi.
Bersama orang yang disayangi.
Deg.
Jantungnya berdetak kembali mengingat disebelahnya Alex tengah menemani ia menaiki komedi putar, ia mengingat dimana keinginannya naik komedi putar bersama orang yang disayang.
Apa Alex termasuk orang yang ia sayangi?
Alice kembali menggelengkan kepala cuma perasaan aja, palingan kebetulan.
Alex yang berada di samping Alice melihat wajah yang terlihat memikirkan sesuatu menyentuh pundaknya. "Lo gak enak badan?"
Alice kembali menggelengkan kepala. "Gue gak papa elah! Woles aja napa!"
Alex hanya tertawa dan mengacak rambut Alice. "Ini Alice yang gue kenal. Galak hahaha."
Alice hanya menggembungkan pipinya kesal.
----------
Setelah pikiran dan hatinya berkelut, membuat ia lelah dan tidak menikmati menaiki komedi putar tersebut, setelah komedi pitar terhenti Alice dan Alex menuju ke tempat festival kuliner.
Matanya berbinar melihat beberapa makanan-makanan tersebut, ada kerak telor, sate ayam, dan masih banyak makanan dari Indonesia lainnya.
Setelah berputar-putar dengan Alex pilihannya tertuju kepada kerak telor, makanan khas dari Jakarta yang super duper enak.
"Lex gue mau kerak telor ya, boleh gak?" Tanya Alice.
"Yaudah, antri sendiri ya, gue mau beli sate ayam yang ada disana tuh." Tunjuk Alex ke tukang sate.
Alice pun memberi hormatnya kepada Alex dan mereka berpisah untuk mencari makanan sendiri-sendiri.
----------
"Kenyangggg~." Kata Alex, ia menepuk-nepuk perutnya yang terasa penuh karena menghabiskan satu porsi sate ayam sendirian!
Alice mencibir. "Makin buncit tuh perut!"
Mata Alex melotot. "Heh enak aja! Badan gue six pack ya, belom liat gue shitless ya?!" Kalimat terakhirnya diiringi nada jahil
Mata Alice melotot. "Sumpah gak guna juga ya buat gue!"
Nada suaranya semakin jahil, "Ciyus? Miapah?"
Alice yang kesal mencubit perut Alex. "Ih alayyy banget sih lo!"
Alex hanya meringis dan mengusap kejahatan Alice. "Cewe kuli!"
"Cowo alay!"
"Cewe bawel!"
"Cowo genit!"
Matanya yang sedang melotot berubah menjadi jail. "Emangnya gue suka genitin lo apa?" Dengan mengerlingkan matanya.
Alice berubah menjadi gugup. "Eh bu-bukan gitu! Lo songong banget sih!" Alice kembali mencubit pinggangnya yang disertai aduhan dari bibir Alex.
Angin malam semakin menusuk kulit membawa debu-debu yang kemungkinan masuk kedalam mata. Alice yang sedang mati-matian mencubit pinggang Alex merasakan itu. Matanya terkena debu.
"Lexx mata gue lex, perihh!!" Teriak Alice sambil mengucak matanya membuat si empu yang sedang mengusap pinggangnya teralihkan.
"Kenapa?" Kata Alex khawatir.
"KENA DEBU BEGO!"
Alex segera membuka mata Alice paksa segera meniup matanya yang terkena debu.
Matanya yang perih hilang sudah, dan ketika matanya tertuju ke Alex, shock.
Wajahnya yang sangat terlampau dekat dan semua diakhiri ketika mata Alex berhenti di mata coklat Alice.
Alice menelan ludahnya. "Lex udah gak perih,"
Wajah Alex dijauhkan dari wajah Alice, membuat jantung masing-masing berdegup dengan kencang kembali
"Lex gue mau pulang!"
Alex hanya mengiyakan, "Tapi lice tunggu, gue pengen bilang sesuatu."
"Apa?"
Alex menelan ludahnya kembali, "Tapi gue bakal bilang setelah anter lo pulang aja."
-----------
Minggu, 12 oktober 2014 13:11
Silent readers everywhere:) wkwkwk vomments please karena but cerita gak semudah lo pikir
KAMU SEDANG MEMBACA
I see your eyes
Teen FictionIa sangat mencintai gadisnya. mencintai gerak-gerik gadisnya. Mencintai kebiasaan gadisnya. Mencintai cengiran dan cemberutan dibibir gadisnya. Tapi ada hal yang membuat ia semakin mencintainya, Menatap matanya. copyright © 2014 by Salsabilaayus