Menerbangkan Harapan

5.6K 328 5
                                    

"ALEX !!"

Aku berlari mengejar Alex yang sudah jauh didepanku, nafasku ngos-ngosan tapi karena keisengannya itu aku tidak peduli dengan nafasku yang sudah terputus-putus.

Yang dipanggil cuma menoleh ke belakang, "KEJAR GUE!!" dengan memeletkan lidahnya lalu pergi lagi.

Sekarang, aku sudah kehilangan jejaknya membuat dendamku semakin besar.

"ALEX LO DIMANA? JANGAN NGUMPET WOY!"

Semua orang yang ada disekitarku menatapku dengan tatapan Dih-ada-orang-gila-nyasar, tetapi aku tidak peduli.

Disaat aku berjalan dengan cepat, tidak sengaja aku menabrak anak kecil yang berumur sekitar 5-6 tahun.

Aku berjongkok menyamai tingginya lalu mengusap rambutnya yang halus, "Sayang, maafin kaka ya?".

Gadis kecil itu tersenyum manis sambil memberi balon berwarna merah muda kepadaku.

"Eh, buat aku sayang?" Aku mengusap rambutnya yang halus lagi.

Gadis kecil itu hanya mengangguk dan menatap mataku, "Ternyata kata kakak ganteng itu benar ya?"

Aku mengernyit bingung, "Siapa kaka gantengnya?"

Dia melihat kanan-kiri mencari sosok seseorang, "Kelly gatau dimana,tapi kata kaka ganteng kaka itu cantik"

Pipiku merona mendengar pernyataan gadis kecil itu, Aku tersenyum dan mengusap rambutnya lagi, "Terimakasih ya balonnya."

Gadis kecil itu pergi sambil berlari, membuatku tersenyum melihatnya. Aku melihat balon merah muda itu dan terdapat tulisan dengan tinta emas.

Liat samping, -Al.

Aku mengernyit bingung lagi, Al? Siapa dia ? Bang Ali ?

Liat samping, -Al.

Aku mencari sosok yang bernama 'Al' itu,tapi yang kudapatkan adalah wajah Alex yang ganteng

Hah apaansih lo pikirannya lice, ngaco aja!

Kemudian aku melihat ia melambaikan tangannya.

Tingkahnya membuatku tersenyum, dan berjalan kearahnya.

"Makasih balonnya." Ucapku seraya tersenyum.

Alex cuma tersenyum,kemudian jarinya menotol-notol pipiku,"Dah gak marah kan?"

Baru sadar atas kejahilannya, aku menepis tangannya. "GUE MASIH MARAH TAU!"

"Ah apaan? tadi senyum-senyum sama gue, Gue tau gue ganteng." Masih dengan nada jahil.

"Lo gak ganteng."

"Boong,"

"Gak!"

"Ya!"

"Gak!"

"Ya!!"

"Ya--eh ENGGAAA!!"

"Cie keceplosan" ucapnya lalu mengacak rambutku.

Aku hanya memberengut, "Ish au ah,"

Kemudian Alex memegang pergelangan tanganku, dan lagi-lagi hantaran listrik serasa menyetrum seluruh anggota badanku.

Dia mulai menyejajarkan tingginya dan tinggiku, dan mendekatkan wajahnya kearahku.

Aku mulai panik dengan tingkahnya, "Lo.. lo mau ngapain?"

"Gue mau..." ucapannya gantung lalu matanya memgunci mataku.

"Mau.. JAILIN LO!" Alex menempeleng kepalaku, membuat dendam itu kembali muncul.

I see your eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang