Gue melihat dari balik dinding sosok orang yang akhir-akhir ini memenuhi pikiran gue, entah kenapa, gue juga bingung, dia cuma cewe nerd but I like. Seneng aja ngegangguin dia.
Wajahnya yang manis, kacamata yang selalu terpampang diwajahnya, membuat gue geregetan pengen jadiin dia milik gue, eh.
Dengan gaya sok cool, gue jalan ke meja dimana dia lagi ngobrol sama sahabatnya, yang gue tau namanya Sania.
Sesampainya dimejanya, gue langsung narik kursi terus duduk didepan dia, menelungkupkan tangan gue dipipi gue.
"Jalan lagi yuk minggu ini?" Ujar gue jahil. Kedua matanya melotot lucu, yang entah kenapa gue suka banget ngeliatnya. Mata coklatnya sukses buat gue jatuh cinta.
"Apaan sih, gue gak kenal lo tuh." Ucapnya ketus. Wow aja deh.
Gue pura-pura berdecak. "Yakin? Semua orang tau kali gue pernah ngegoncengin lo ke rumah, kita sering banget jalan, dan kita hampir....."
Matanya melotot, seperti biasa dia akan selalu menabok lengan gue yang berotot ini, ah sakit tau, Lice.. Tega ya kamu ama aku.
"Bisa diem gak sih? fans lo udah ngeliatin gue kaya apa banget!" Ucap Alice kesal. Kayak dulu, pertama kali kenal haha.
"Mau banget?"
"IYA."
"Ehem, gue ganggu ya? apa sebaiknya gue pergi?" Ucap Sania kala melihat kami berdebat. udah tau nanya.....
"Gausah, biarin gue yang pergi. Tapi ada satu syarat," ucap gue.
"Apaan?" Tanya Sania.
"Biarkan sahabat lo, gue ajak nge-date." Ucap gue santai, Alice menggeram dan Sania tertawa.
"Ambil aja kali, mumpung lagi jomblo kan dia," ujarnya seraya tertawa, dapat gue lihat Alice menabok lengan Sania. Brutal banget neng...
Gue bersiul, "Kalo gue jadiin dia biar gak jomblo boleh gak?"
Kedua melongo, Sania yang tiba-tiba ngakak dan kedua pipi Alice yang memerah, kemudian ia menunduk.
"Kalo itu sih, terserah Alice ya, Hak dia ini. Tapi ati-ati jadi pacar dia, lo tau kan dia suka nabok."
Gue memasukkan kedua tangan gue didalam saku, "Oalah oke-oke, gue pergi dulu ya, oh iya.." Jeda gue sambil melirik Alice. "Jaga bidadari gue ya,"
Gue pun melenggang pergi meninggalkan kedua orang tersebut.
..::...
dddrtt...ddrrtt
Mata gue sukses melotot kala merasakan iPhone gue bergetar dari saku, gila, siapa yang berani nelpon gue pas pelajaran Pak Dudu? Kalo ketahuan gue bisa diamuk sama dia.
Gue ngeluarin iPhone gue dari kantong, dan melihat nama siapa yang nelpon gue.
Hanny Rafella.
Gilakkk, ngapain juga Hanny nelpon gue?
Ohiya gue belom ngenalin Hanny ya? Oke sekarang gue kenalin dia. Hanny itu sahabat gue waktu kecil, dia itu tinggal di Indonesia dan tiba-tiba bokapnya itu dinas di London.
Bisa dibilang dia cinta pertama gue, cuma dia cewe terdekat gue, setelah Alice.
Tapi itu dulu, sekarang gue cuma sayang sama dia karena sahabat.
Gue menekan tombol answer dengan sangat pelan. Dengan sedikit menunduk gue menjawab telpon dia.
"ALEXXX AKU BOSEN!" Teriak dia, kuping sabar ya nak.
Gue berdecak, "Hanny please, gue ini lagi belajar. Nanti gue telpon lo balik, OK?"
"Gak mauuuu Alexxx aku kan bosennya sekarang!"
Gue kesel, dengan nada yang sedikit pelan tapi menusuk gue bales telpon, "Han bisa gak sih bersikap dewasa sedikit aja? Lo ini udah berumur 17 tahun, sikapnya jangan kaya bocah umur 5 tahun deh."
Gue mendengar isakan tangis dia, oh Alex lo udah melukai sahabat lo alias mantan gebetan lo.
"Sorry lex."
"No problem sayang, maafin gue juga ya, udah ngomong kasar. Bye, I love you." Ucap gue.
"Love you too."
Mungkin lo pikir gue ngasih harapan palsu gitu gara-gara gue bilang 'I love you' sama dia? Engga kok, woles aja. She is my bestfriends, Gak mungkin lah dia suka sama gue? Ya gak? Iya dong!
Mending, gue ngelamunin doi gue yang matanya cakep banget itulo. Ha-ha-ha.
..::..
23/11/14 13.49
Chapter ini gak terlalu penting, ini gue dedikasikan buat penggemar Alex. (Well, emang ada?)
Dan gue update cepet gara-gara votenya lumayan banyak (menurut gue) Alhamdulillah
Semakin banyak votes & comments--> bikin semangat --> bikin update cepet
Don't be a silent readers plis, karena bikin cerita Gak segampang yg lo pikir
Konflik mungkin, 1 atau 2 atau 3 chapter lagi. Doakan gue yaa muah:*:*
Ohiya baca cerita gue yg plain ramadona (teenfict&romance)
KAMU SEDANG MEMBACA
I see your eyes
Teen FictionIa sangat mencintai gadisnya. mencintai gerak-gerik gadisnya. Mencintai kebiasaan gadisnya. Mencintai cengiran dan cemberutan dibibir gadisnya. Tapi ada hal yang membuat ia semakin mencintainya, Menatap matanya. copyright © 2014 by Salsabilaayus