Kalau kamu perahunya
Aku rela menjadi pelabuhannya
Melepas lelahmu sejak berlayar jauh
Demi mendapatkan apa yang kamu mau
Tapi,
Apa aku sanggup?
Bila kamu hanya menjadikanku tempat singgahmu
Dan kamu kembali meninggalkanku setelah aku terbiasa dengan kehadiranmu
Apa aku sanggup?
------
Alice menutup matanya sekilas, seluruh nafasnya sesak ketika satu kata yang bernamakan 'kecewa' memenuhi perasaan dan hatinya. Semuanya berkumpul menjadi satu dan membuat dadanya bergemuruh sakit.
Orang yang memasuki hidupnya akhir-akhir ini mengecewakannya.
Alice membuka matanya kembali, menatap semua properti untuk surprises Alex tersusun apik. Menatap balon berwarna-warni yang terikat sebuah pita berwarna merah dan sebuah kue blackforest yang terlihat lezat dengan tulisan 'Happy Birthday Radja' yang ditulis dengan krim putih.
Alice menengadahkan kepalanya dan menatap langit hitam tak bercerah. Langit gelap tak berbintang. Sama seperti hatinya yang mendadak remuk.
Tanpa terasa, hatinya yang sakit menyebarkan rasa sakitnya keseluruh tubuh. Badannya mendadak lemas dan pelupuk matanya terasa berat.
"Jangan nangis," Alice menggigit bibirnya. "It's gonna be alright."
.
.
.
Tes!
Tes!
Tes!
Alice menjulurkan tangannya dan air itu kembali turun dengan derasnya. Mengenai pipinya yang putih dan melunturkan make up tipisnya.
Hujan?
Alice tersenyum getir.
Ia bersyukur hujan datang. Mungkin ini saatnya ia menyembunyikan kesedihannya.
Kemudian air mata yang ia tahan-tahan dipelupuk matanya keluar. Ia kembali menangis. Menangis ditengah-tengah hujan dan membiarkan air matanya jatuh bersamaan dengan datangnya hujan. Membiarkan hujan menyamarkan air mata dan kesedihannya.
"You make me broke. And you are successed." Ujar Alice pedih.
..::..
"LICE.. lice, maaf! Jangan ditutup telpㅡ" Alex mengusap wajahnya kasar. "Sial."
Hanny yang tengah memakan spagetinya menoleh kearah Alex yang sehabis dari kamar mandi dengan muka frustasi. Rambut yang berantakan dan baju yang keluar-keluar membuat gadis itu bergedik ngeri, ditambah lagi wajahnya yang mendadak muram dan tatapannya menjadi kosong.
"Hey, kamu kenapa?" Tanya Hanny sambil berlari kearah Alex, menuntun jalannya alih-alih takut Alex tidak konsen dan malah menabrak orang.
"Gue," ujarnya lemas. "Gue, broken."
Deg.
Hanny menelan ludahnya. Memerhatikan wajah laki-laki yang ia sayang mendadak muram semuram langit diluar sana. Sekarang didepannya Alex sedang menunduk dan mengusap wajahnya kasar kembali.
Maaf.
Satu kata itu tak dapat terucap dari bibir Hanny. Rasa bersalah menderanya habis-habisan menyadari bahwa ia yang membuat laki-laki itu patah hati.
Ia yang membuat saudaranya ikut tersakiti karena ke-egoisannya.
"Pulang." Ujar Alex dingin sambil menarik tangan Hanny kasar.
Semua rasa bersalah itu hilang seketika ketika melihat mata Alex memancarkan kemarahan dan menarik tangannya kasar. Tidak terima, Hanny menyentak tangan Alex kasar juga.
"Gak. Mau." Ujar Hanny menatap manik Alex kesal dan mengucap kata-perkatanya dengan tekanan.
"PULANG!! Lo mau sendirian disini? Ada yang lebih penting dari lo tau gak!" Marah Alex. Ia tetap menarik tangan Hanny kasar.
"GAK MAU!"
Alex kacau, ia segera membuka hpnya dan menelpon seseorang yang Hanny tidak tau siapa itu. Hanny hanya mengernyitkan dahinya ketika melihat Alex mematikan handphonenya dan menatap Hanny lega.
"Gue udah nelpon taksi suruh jemput kesini, lo tinggal nunggu aja."
Deg.
Sakit.
Hanny menatap nanar Alex. Alex hanya tersenyum singkat dan menangkup tangannya meminta maaf. Hanny kembali menunduk menahan rasa sakitnya ketika sadar laki-laki itu mengusap rambutnya dan pergi. Pergi demi orang lain, yang ia yakini saudaranya sendiri.
"I'm not the only one. And it's so hurt. You make me hurt, Lex." Teriaknya pada Alex. Membuat Alex menghentikan langkahnya dan berbalik.
"I love you, and it's so hurt. Hal paling menyakitkan adalah ketika orang yang kita sayangi membuat kita terbang lalu menjatuhkannya diwaktu yang sama." ujar Hanny lirih.
"Hanㅡ"
"Go away from me." Ujar Hanny getar menahan tangis.
"Han, gueㅡ"
"GO AWAY FROM ME!"
Alex pun meninggalkan Hanny yang menatapnya nanar. Kedua bola mata Hanny yang berwarna biru kini telah menjatuhkan air mata deminya. Kedua bola mata Alice yang berwarna coklat kini telah menjatuhkan air mata deminya.
Dan ia menyesal membuat kedua mata indah orang yang keduanya ia sayang menangis deminya.
Dan Alex yakin, hubungan antara ketiganya tak lagi sama karena tingkah bodohnya.
..::..
Sabtu, 28/03/2015 20:11
Update yayyy, vo-m-ments yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
I see your eyes
Ficção AdolescenteIa sangat mencintai gadisnya. mencintai gerak-gerik gadisnya. Mencintai kebiasaan gadisnya. Mencintai cengiran dan cemberutan dibibir gadisnya. Tapi ada hal yang membuat ia semakin mencintainya, Menatap matanya. copyright © 2014 by Salsabilaayus