Biang lala

4.2K 301 3
                                    

Rahang Alice seperti jatuh ketika  yang dilihat didepan mukanya adalah pasar malam, bukan seperti ekspektasinya. Bukan sebuah restoran, yang seperti di perkataan Alex yang akan membawanya dinner .

"Yuk turun," ucap Alex setelah melepas seatbeltnya, kemudian ia melepas seatbelt Alice.

Alice memutar bola matanya. "Gue bisa lepas sendiri kehlez." Yang disusuli tawaan Alex.

"Dasar cantik-cantik masih galak aja!" Goda Alex.

Mata Alice mendelik lalu mencubit pinggang Alex. "Cepet bawel! Gue tabok lo!"

Alex pura-pura menggembungkan pipinya. "Gausah ngomong lo juga udah sering nabok gue,"

Alice hanya tertawa, dan memukul lengan Alex lagi. "Bodo, ayo gue laper! Katanya mau bawa gue dinner."

Alex pun membuka pintu mobilnya kemudian ia memutar kearah pintu Alice dan membukanya, membuat si empu diam-diam menyembunyikan pipinya yang mulai memerah.

Sebuah bianglala, lampu-lampu berwarna warni, penjual harum manis, anak anak yang berlarian menghiasi pasar malam tersebut, menambah keramaian pasar malam tersebut, membuat Alice mengembangkan senyumnya, senang. Ternyata, pasar malam lebih baik dari restoran.

"Lo mau makan apa? Kerak telor? Ketoprak? Atau apa?" Tanya Alex.

Alice mengeluarkan senyum jahilnya, "Kalo semuanya boleh?"

Mata Alex melotot, Lucu. "Gue gak nyangka lo makan sebanyak itu."

Alice tertawa. "Kaga lah gila aja, gue pengen harum manis aja,"

Bibir Alex membentuk bulat dan segera menarik tangan Alice menuju penjual harum manis. Alex pun memesan 2 harum manis.

"Nih harum manisnya," Alex menyodor 1 harum manis kearah Alice dan dengan sigap dia menerimanya.

"Thanks." Ucap Alice lalu ia segera mengunyah harum manis itu.

Keduanya terdiam, menatap bianglala tersebut, menatap setiap kelap-kelip di bianglala secara detail.

"Hidup itu kayak biang lala, bisa diatas bisa dibawah. Bisa senang bisa sedih," ucap Alex yang sukses membuat Alice cengo. Gimana gak kaget seorang Alex bisa mengeluarkan kata-kata sebijak itu?

"Walaupun gue sedih terkadang, tapi gue akan selalu merasakan diatas, gue akan merasa bahagia." jeda Alex sambil menunjuk bianglala paling atas "Kalo sama lo,"

Kata yang terlalu indah untuk diucapkan.

Kata yang terlalu menyejukkan hati bila didengar.

Kata yang menggetarkan tubuh bila benar -benar diresapi maknanya.

Sangat disayangkan, ternyata orang yang dituju malah tidak mendengar sama-sekali apa yang diucapkan sungguh-sungguh dari lubuk hati lelaki itu dalam.

Terlalu cepat.

Tetapi itulah kenyataannya.

Keduanya telah terjatuh.

----

Rabu, 8 oktober 2014, malam dimana seharusnya saya belajar malah update demi readers.

Lohaloo maaf banget kalo lama updatenya

Mau nanya, cerita ini masih ditunggu para readers gak sih?

Kok gaada yang vomments *eh.

I see your eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang