Jadi??

70 9 28
                                    

Disini lah mereka sekarang, diruang kedisiplinan. Dhika menatap lekat nela yang terus terusan memainkan gelangnya. Sedangkan azela yang duduk disampingnya tampak diam dan sesekali melihat sinis kearah nela.

"Jadi? Siapa yang mulai masalah tadi ?" Tanya Dhika

"Dia" jawab nela dan azela serempak. Sambil menunjuk satu sama lain.

Dhika mendesah pelan lalu bertanya kepada azela. "Zel. Lo udah kelas tiga. Seharusnya lo jangan buat masalah sama adek kelas. Gue udah capek ngeliat lo terus di ruang ini dengan masalah yang selalu sama."

"Lah lo kelas tiga? Itu kak Dhika manggil lo tanpa embel-embel kak, lo biasa aja nampaknya. Kenapa sama gue lo marah marah ga jelas tadi!!??" Ucap nela emosi.

"Nela Lo bisa diam bentar gak?! Gue nanya ke azela. Bukan Lo!" Dhika sedikit membentak nela. "Azela, Lo dengar gue tadi kan? Gue harap lo jangan buat masalah sama adek kelas lagi" ujar Dhika.

"Ya dia juga salah. Sekop gue di ambil nya ya marah lah gue." Balas azela membela dirinya.

"Kan gue udah bilang. Itu sekop gaada nama lo atau kelas lo. Jadi buat apa lo marah sama gue. Lo ga punya hak untuk netapin itu menjadi milik lo! Terkecuali ada tanda KEPEMILIKAN punya lo, baru bisa elo, nuduh, gue, yang, ngambil, punya, LO!" balas nela tak mau kalah dengan penuh penekanan.

Azela yang mendengar perkataan serta mimik wajah kesal nela hanya bisa terdiam. Dia akui tingkahnya tadi memang sepenuhnya salahnya sendiri. Karna apa? Karna azela memang suka cari masalah dengan para junior. Bahkan dulu ia pernah membuat masalah dengan seniornya. Hidup kok buat masalah mulu.

"Ok sekarang, azela lo minta maaf ke nela. Dan nela minta maaf juga ke azela" ujar Dhika.

"Yeee ngapain gue minta maaf sama senior biang masalah ini?" Ucap nela.

"Lah lo kira gue mau minta maaf sama junior gatau diri?" Timpal azela.

Kedua perempuan itu terus beradu mulut. Sampai akhirnya...

"UDAH CUKUP KALIAN BERDUA DIAMMM!!" bentak Dhika sambil memukul meja dengan keras.
"Azela, Lo tau kan? Disini elo yang mulai nyari masalah. Bukan gue ngebela nela. Tapi, tanpa gue nanya sama nela pun gue tau lo pasti yang nyari masalah azela!. Dan lo nela, lo juga mesti sopan sama dia. Bukan masalah senioritas tapi setidaknya lo tau kalau senior mesti dipanggil 'kak' atau 'abang' sekali lagi itu bukan memaksa atau senioritas tapi itu sudah menjadi hukum alam. Kalau masalah kenapa gue gak manggil dia 'kak', itu karna ada something yang gak perlu lo ketahui. Paham kalian berdua? Sekarang gue minta kalian maafan atau gue bawa masalah ini ke kepala sekolah." Jelas Dhika panjang lebar.

Nela terlihat bosan mendengar omongan dhika yang menurut nya gak penting. Karna dia tetap merasa azela lah yang salah. Bukan dia. Keras kepala memang.

"Azela kakak kelas gue tercinta, gue naela adek kelas lo yang gak tau diri ini minta maaf sama lo karna gue udah ngambil SEKOP PUNYA LO. Gue pergi" ucap nela dan berdiri lalu pergi meninggalkan Dhika dan azela.

"La!! Nela!!" Teriak Dhika.

"Tuh kan gasalah gue marah sama dia. Liat aja gimana ga sopan nya dia" cecer azela.

*****

Nela kembali ke kelas dengan masih menenteng sekop yang ia bawa tadi. Memang caramel mengejar nya, tapi saat caramel hendak memanggil nela, nela keburu masuk ruang kedisiplinan. Nela menghampiri caramel dan Mia yang sedang duduk-duduk di bangku depan kelas.

"Mel, mi, udah pada siap bersih bersih? Becca mana?" Tanya nela

"Belum. Kita lagi istirahat bentar. Sakit punggung gue jongkok terus waktu nyabut rumput tadi" jawab Mia.

KanelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang