Adnan tau (2)

16 1 1
                                    

Sial

   Hanya kata itu yang terus keluar dari mulut Dhika. Ia menggeram pelan lalu melajukan motornya kencang menuju rumah Adnan yang kini ia tau bahwa itu juga merupakan rumah nela. Adnan sama sekali tak terpikir kalau hal ini menjadi masalah yang cukup besar.

   "Lebay amat si Adnan. Gua tau Lo baru putus nan, tapi gak gini juga. Apa salahnya adek kesayangan Lo itu pacaran sama gua? Toh gua ngejaga. Bukan ngerusak" Dhika bermonolog sambil sesekali mengklakson karna jalanan sore ini cukup padat.

   Setelah menghabiskan waktu 15 menit, akhirnya Dhika sampai di depan rumah Adnan. Ralat, nela. Ia melihat sekeliling dan tak mendapati mobil yang digunakan kakak adik tersebut.

   Dhika menelfon nela akan tetapi hp nela tidak aktif. Begitu juga dengan adnan. Dhika yang kesal tetap stay cool menunggu di depan rumah. Ia melihat dari luar pagar, rumah nela terlihat begitu sepi. Ia berulang kali mencoba menghubungi mereka, namun  tetap tidak di angkat.

   Nela plisss angkat telfon gue..

   Dhika berbisik pelan dan terus mencoba menelfon nela lagi, dan lagi.

#

   Adnan membawa nela kesebuah restaurant korea kesukaan nela. Yaa walau adnan sendiri tidak begitu menyukai makanan negeri ginseng ini, tapi demi membuat nela tidak menangis lagi ia rela.

   Setelah sampai, adnan memarkirkan mobilnya lalu mengajak nela keluar dan berjalan masuk ke restaurant tersebut. Sedari tadi nela terus bungkam dengan tatapan kosongnya. Ia merasa ingin marah tapi tidak tau harus marah kepada siapa.

   "Nela? Kamu mau pesan apa?" Adnan menyadarkan nela dari lamunan nya

   "Aku pesan yang biasa aja bang" jawab nela datar

   "Hemm oke" Adnan pun memesan pesanan yang biasa di pesan oleh nela.

   Sepanjang waktu mereka makan, nela hanya diam. Begitu juga Adnan yang tidak bisa asal bertanya pada nela saat ini. Adnan akui ia terlalu lebay menghadapi masalah tadi. Tapi itu semua benar hanya demi kebaikan nela.
  
   Adnan memiliki teman yang bisa dibilang teman sedari kecil. Teman Adnan mempunyai seorang adik perempuan yang umur nya tak jauh berbeda dengan nela. Adnan mengenal adik temannya itu dengan sangat baik. Namanya adalah Lucy.

   Lucy merupakan anak yang sangat aktif, ceria, dan polos. Sampai pada suatu hari, Lucy harus kehilangan nyawanya karena terlalu banyak mengkonsumsi obat yang disebabkan oleh depresi berat. Sedari kecil, Lucy tidak pernah mengenal dunia luar selain belajar dan beribadah. Cita cita nya yang ingin membuat istana megah untuk orang tuanya membuat Lucy terus belajar. Dan ya, Lucy selalu berhasil mendapatkan juara umum di sekolahnya.

   Lucy tentu tidak pernah mengenal arti cinta selain cinta dari keluarganya. Sampai pada hari itu ia mengenal seorang lelaki bernama Riken. Riken membuat Lucy menemukan dunia baru dan hanyut kedalamnya. Riken dan Lucy akhirnya berpacaran dan baru 3 bulan pacaran, Lucy harus kehilangan harta terbaiknya. Riken merengut keperawanan Lucy saat Lucy belajar bersama dirumah Riken. Riken yang memang lelaki mesum tergoda dengan tubuh Lucy dan memasukkan obat kedalam minuman Lucy. Riken merupakan anak yang sering ditinggal orangtuanya yang bekerja di luar kota. Hal tersebut membuat Riken menjadi anak yang terlalu bebas.

   Saat setelah hal tersebut terjadi, Riken menghilang dari kehidupan Lucy karena Lucy datang kerumah Riken dan menunjukkan Tespack kepada Riken. Lucy stress berat karena ia harus menerima kenyataan bahwa saat itu ada nyawa buah hatinya di dalam perut Lucy dan Riken yang tiba tiba menghilang.

  3 bulan waktu di jalani Lucy untuk menerima kenyataan, namun keadaan perutnya yang semakin besar tidak bisa ia tutupi lagi. Lucy pun meninggal karena overdosis obat penenang dan obat untuk menggugurkan kandungannya.

   Hal tersebut lah yang membuat Dhika mati matian menjaga Naela. Belum lagi seingat Adnan, Dhika pernah membawa pacarnya bernama Rachel 2 bulan lalu saat mereka ngumpul. Adnan tau bagaimana piciknya Dhika.

#

Tiiiiinntttt

   Suara klakson mobil membuyarkan kesadaran Dhika yang sempat lari ntah kemana. Dhika masih stay di depan rumah Naela menunggu kakak beradik tersebut pulang.

   Saat setelah mobil Adnan masuk, Dhika buru buru masuk sebelum pagar ditutup. Ia menunggu kakak beradik itu keluar dari mobil. Tak butuh waktu lama, Adnan pun keluar dari mobil dan disusul oleh Naela. Adnan yang sadar akan kehadiran Dhika disitu hanya diam menatap Dhika lalu melihat Naela.

   Tampaknya Naela yang terlalu banyak pikiran tidak menyadari keberadaan Dhika. Naela terus berjalan masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan abangnya yang masih di luar.

   "Ngapain lo kesini? Tanya Adnan datar pada Dhika

   "Gua mau nanya ama lo atas sikap lo tadi sore"

   "Lo harus putusin adek gua"

   "Hahahah nan, kalau gua mutusin adek lo, itu bakal buat adek lo lebih sakit dari sekarang. Cukup tadi aja lo nyakitin Naela dengan bersikap bocah kaya gitu"

   "Lo tu ga baik buat adek gua. Gua tau se bejat apa lo"

   "Lo tau apa tentang gua? Perasaan gua ke Naela itu tulus, ga main main"

   "Ga main main kata lo? Lo bilang lo udah pacaran ama Naela 1 bulan. Dan 2 bulan yang lalu lo bawa Rachel pas kita ngumpul dan lo ngenalin dia ke kita sebagai pacar lo. Apa salah gua bilang lo bejat?"

   Dhika terdiam

   "Diam lo kan? Hahaha udah lah Dhik. NAELA TERLALU BAGUS UNTUK COWOK BANGSAT KAYA LO"
Adnan mendorong pelan bahu Dhika.

   "Nan"

   "Apa lagi hah? Udah pergi lo dari sini!"

   "Gua udah lama putus sama Rachel dan ini gaada hubungannya sama Naela"

   "Selama apa bangsat!?! Jarak lo ngenalin Rachel dan lo pacaran ama adek gua itu gak jauh! Dan lo dengan santainya ngomong gitu? LO PUNYA OTAK GA SIH?!!"  Adnan sudah mencapai batas sabarnya. Ia tak sengaja melayangkan tinjunya ke Dhika. Dhika yang tak siap menerima tinju dari Adnan pun terhuyung ke belakang namun masih bisa ia tahan.

   "Tapi gua serius sama adek lo!!! Gua sayang sama dia!! Jadi plis lo gausah lebay kaya gini!"

   "Lebay kata lo? Gua abang nya asal lo tau!! Wajar gua ngejaga adek gua dari virus kaya lo ini"

   "Gua bakal buktiin ke lo seberapa sayang gua sama Naela. Dan gua bakal ngejaga Naela lebih dari lo ngejaga dia!" Dhika menatap tajam Adnan dengan geram lalu pergi keluar menuju motornya lalu melajukan motornya dengan kencang.

   Adnan mengusap wajahnya kasar lalu menendang kerikil yang ada di depannya. Ia mengacak acak rambutnya lalu berjalan masuk kedalam rumah. Saat membuka pintu dan masuk, ia melihat Naela yang mematung di depan jendela melihat Adnan.

   "Sejak kapan kamu disitu Nae?"

   "Sejak kalian ribut"

   "Kamu dengar semuanya?"

   "Ya. Bahkan aku dengar sekeras apa bang Adnan mukul Dhika"

   Naela perlahan berjalan meninggalkan Adnan yang terus memanggil namanya. Naela naik ke lantai atas tanpa memperdulikan mama dan papanya yang keluar dari kamar dan memanggil namanya.




Tbc
🍁
Vote yaw!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KanelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang