51. Sweet Night in Earthest

15.1K 761 5
                                    

Pukul 06.30 PM Saat nya makan malam.
Semua telah berkumpul di meja makan.

"Oke karena semua sudah berkumpul waktu nya makan malam" ucap Raja.

"Pelayan, kalian bisa istirahat" Seru sang ratu

Saat para pelayan sudah pergi dan Anak² yang lain sedang menikmati makanannya.

"Hufft, akhirnya bisa bebas juga.. Capek banget kalo harus kaya gitu seharian" Ucapan Raja membuat semua yang ada di ruang makan menatapnya bingung

"Kenapa? Kita gak se 'ketat' yang kalian kira kok, kita malah suka kalo harus ngomong santai begini daripada kaya tadi siang capek banget" Sahyt Sang Ratu.

"Eh.. Tapi yang mulia--"

"Gak usah kaya gitu, panggil aja kita Om-Tante, paman-bibi, Ayah-ibu atau apapun yang bikin kalian gak canggung, panas tau telinga kami kalo setiap hari harus dipanggil 'Raja dan Ratu' terus" Sambung Raja.

"Ohh.. Oke, Om" Luna menunjukan Senyum termanisnya.

"Kamu cantik juga ya" Sontak semua mata kini tertuju pada Pangeran yang masih menatap ke Arah Luna

"Apa?" tanya Pangeran tersebut.

Dan, Alan? Dia sudah memandangi Sang pangeran itu dengan tatapan tajamnya sedari tadi.

"Kakak!! Di marahin pacarnya loh" ucap Gracia

"Ah.. Udah punya pacar ya? Oh maaf², duh gak jadi ketemu jodoh deh". Semua yang ada di ruangan itu tertawa mendengar ucapan Pangeran tadi, tidak terkecuali Alan yang masih menunjukan wajah murungnya.

Makan malam telah selesai, waktu masih menunjukan pukul 07.00 PM

Mereka menyebar dan melakukan kegiatan masing².

*Di ruangan Khusus sang Raja*

Di ruangan itu terdapat juga Ruang tamu kecil yang biasa nya digunakan untuk pertemuan khusus.

" jadi.. Siapa tadi namamu" Tanya sang raja pada Senna yang ada di depannya

"Ehm.. Senna om"

"Ah, khusus untuk kamu panggil Aja Ayah ya, masa calon menantu manggilnya Om"

"Ayaaahh!!" Rengek Gracia.

"Diem kamu" Gracia langsung diam seribu bahasa mendengar bentak an ayah nya tersebut.

"Saya Vernando Filler, Ingat panggil Ayah aja ya".
" kamu ini sebenarnya dari istana mana?, Pangeran? Putra mahkota? Atau anak mentri?" Sambung sang Raja.

"Ehh... Gimana ya?! Saya ini sebenarnya..... Seorang Dewa" Raja terkejut atas jawaban yang di lontarkan Senna

"Dewa? Tapi penampilan mu Seperti manusia!! Maaf dewa maaf" Raja langsung terduduk dibawah sambil membungkuk memberi hormat

"A.. Yah ayah.. Aku gak suka di beda²in, lebih baik aku dianggap manusia biasa daripada dianggap Dewa makanya aku jarang nunjukin identitas Asli ku" Senna segera membangunkan Sang Raja dan menyuruh nya duduk kembali di atas kursi.

"Ya ampun, Calon menantu ku ini Dewa ya?!! Luar biasa, calon besan ku para Dewa-Dewi" Raja tertawa kecil dan memeluk Senna, sementara Gracia??.
"Pake ngasih tau segala lagi, ayah juga ngapain peduli banget ama dia.. Huuh" Batin Gracia dengan segala gerutu nya.

*Di Taman belakang Istana*

-Felis dan Fedrick

"Minggu depan ikut ke istana ku ya, nanti aku ajak kamu keliling hutan terus aku kenalin sama temen² ku yang ada disana"Ajak Felis

"Hhm.... Boleh, ntar Aku juga ngobrol sama calon mertua ku kaya yang dilakuin Senna tadi" Fedrick memberikan tatapan yang berniat menggoda Felis.

"Iih... Ga boleh, nanti aja"

Fedrick segera memeluk Felis dari belakang dan mencubit gemas pipi Felis, sementara Felis hanya tertawa geli.

-Seera dan Alen

"Gimana kalo kita adu trik Pengendalian" Ajak Alen, Seera pun mengangguk.

"Mulai dari aku ya" Alen mulai memainkan tangannya yang keluar api, mulai membentuk berbagai macam Bentuk² yang indah

Namun, Seera dengan senyum jahilnya mengibaskan tangannya dan..

.Wuushh

"Yah Api nya Mati?" Alen melirik ke arah Seera

"Hmm.. Teknik nya Jelek" Seera mulai menatap Jahil Alen

"Itu Curang tau awas kamu" Seera segera berlari menjauh dan di kejar Oleh Alen

(Terjadilah Adegan kejar kejaran diantara Mereka)

-Luna dan Alan

"Alaan.. Tungguin ih" seru Luna yang dari tadi mengikuti Alan yang berjalan cukup cepat menurut nya.

Alan mendadak berhenti tepat di depan Luna yang membuat Luna menabrak punggung nya "Aduuh!!"

".. Kamu kenapa sih?" Rengek Luna

"Ngapain kamu ikut²?"

Alan kembali berjalan dan meninggalkan Luna yang masih jatuh kesakitan.

"Udah sana Sama Pangeran itu aja, tadi siang juga kamu bilang dia ganteng kan.."

"Iih.. Apaan sih, dia itu tadi becanda doang"

"Kalo dari cara dia natap kamu.... Kaya nya engga"

"Alan... iihh becanda doang, tadi siang juga aku ga serius ko"

"Masa?! Kamu seneng kan waktu dipuji Dia tadi di ruang makan?"

"Engga tuh, kamu kenapa sih? Oh.. Atau jangan²...kamu cemburu ya?"

Alan berhenti dan berbalik, menghadapkan wajahnya sedekat mungkin pada wajah luna.

"Iya Aku cemburu, kenapa?" Ucap Alan dengan tegas, kemudian berjalan lagi menjauh dari Luna.

"Alaan!! Iih capek tau" bukannya mengejar Luna malah duduk di atas Rerumputan dengan rasa kesalnya.

Tapi kemudian Alan datang dan langsung berjongkok di hadapan Luna.

"Ngapain?" tanya Luna dengan ketus

"Kata nya capek, cepet naik. Kalo gak mau ya udah" jawab Alan tak kalah ketus

"Iih..." Luna pun naik ke punggung Alan, dan Alan menggendong nya sampai ke kamar.






------------------------

Author : Si Senna Modus Ama Camer:'v

Senna : Bodo:v

Fuerza Academy  (Vol.1) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang