"Aaaarrrhh..." Erangan Seera benar² terdengar menyakitkan bahkan untuk Alen
"Seera.. Seera sadar seera.." Ucap Alen dengan memegang lengan Seera dan menggoyang goyangkan tubuhnya berharap Seera segera sadar.
Sebuah Awan yang baik menutupi Bulan purnama yang saat itu tengah menyiksa Seera dan Fedrick..
Karena kehabisan banyak tenaga akibat menahan perubahannya tadi Seera menjadi lemas, dan dengan sigap Alen menahannya agar tidak jatuh.
"Alen...huh.. Huh..Alen to..long .. Aku.. Tidak kuat" Suara Seera terdengar ngosngosan dan wajahnya yang tampak sangat kelelahan.
Namun itu tak berlangsung lama, Awan kembali hilang terhembus angin begitu pula kembali nya Seera dan Fedrick yang 'Menggila' lagi.
"Pergi Alen" Ucap Seera sambil mendorong Tubuh Alen kuat².
"Pergi Alen.. Menjauh dari sini" teriakan Seera terdengar Seperti penguat Bagi Alen.Dengan tekadnya yang sudah bulat ia Segera memeluk Seera sangat erat, sementara itu Seera semakin kuat pula mengelak agar Alen menjauh darinya
"Jika ini bisa membuatmu berhenti mengerang kesakitan, Ambilah" Ucap Alen dengan suara tegas nya
"A..apa maksudmu?"
"Darah.. Yang bisa menghentikan mu dari kondisi ini adalah darah kan? Jadi sekarang gigit aku, hisap darahku sebanyak yang kamu mau.. Habis kan jika itu bisa membuatmu pulih" Jawab Alen yang justru terdengar sangat Tulus di telinga Seera.
"Tidak Alen.. Aku tidak akan pernah Melukai atau menghisap sedikit pun darahmu, aku tidak mau kamu Mati" Seera semakin meronta agar Agar Alen mau melepaskan nya.
Namun nihil, Alen justru semakin erat memeluk tubuh nya.
"Justru dengan melihatmu begini aku akan mati perlahan Seera"
Teriak Alen dengan menghadapkan wajahnya pada wajah Pucat Seera."A...Alen..". Alen kembali memeluk Seera dengan Erat
"Aku mau kamu tetap hidup, melihatmu begini rasa nya lebih baik aku mati" Ucap Alen yang terus memeluk Seera.
"Aku.. Aku berharap kalau aku bukan Seorang Vampire" Seera mulai meneteskan air mata nya, ya.. Seera sudah mulai tenang.
Alen kembali menatapkan wajahnya dengan wajah Seera yang sangat Pucat itu, ia mengusap air mata nya dengan penuh kasih sayang. (Author: Alen sebelum nya gk pernah gini loh)
"Mau Vampire atau manusia aku tidak peduli, Aku menyayangimu dalam bentuk apapun kamu" Ucap Alen sembali mengelus lembut Pipi Seera.
Ya, Seera mulai Tenang dan tubuhnya mulai melemah ia sudah tidak menunjukkan reaksi apa² lagi, Alen membawanya ke Teras belakang Academy.
Tapi... Itu tidak berlaku bagi Fedrick dia sudah berubah menjadi Vampire yang haus darah.
.
.
.
"Senna, lakukan sesuatu pada Fedrick" Ucap Felis Panik"Aku tidak tau harus apa, Tapi kita harus benar² menghentikan nya" jawab Senna
"Kita lawan dia" ucap Senna dengan ekspresi yang mulai serius.
"Melawan? Apa maksudnya melawan" tanya Gracia
"Mau tidak mau kita harus melawan nya, paling tidak bisa melukai nya sedikit agar dia sadar"
"Apa? Aku tidak akan melakukan itu" Tentang Felis
"Tapi kita harus melakukan nya Fel" Sahut Luna yang mulai berani berjalan mendahului teman² nya yang lain.
"Maafkan Aku Fedrick" Batin Felis.
Fedrick masih bisa memberikan perlawanan ketika Luna, Gracia dan Senna menyerang.
Sementara Felis yang tidak mau melawan Fedrick hanya berdiri di samping 'Arena pertarungan' itu sambil melihat orang yang ia sayangi berubah menjadi sangat Ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuerza Academy (Vol.1) [END]
Fantasía[FA #1] Seorang Putri kecil bernama bellezza Luna pien, putri dengan kemampuan khusus harus meninggalkan istana nya karena peperangan besar yang terjadi di daerah kekuasaan ayah nya tersebut, hingga depresi membuatnya kehilangan ingatannya selama be...