🗝️ -Prologue- 🗝️

4.7K 346 96
                                    

。・゚・💗・゚・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。・゚・💗・゚・。

Bagi sebagian besar ibu hamil, merajut adalah hal yang menyenangkan. Tak terkecuali dengan Ibu hamil yang satu ini. Dia kini sedang merajut sebuah kaus kaki untuk calon bayinya.

"Lihat sayang, mama sudah buat-kan kaus kaki lucu untukmu," gumam Ibu hamil itu sembari mengelus perut nya.

"Cepatlah lahir ke dunia ini sayang, mama dan papa sa--ngat menantimu." Kemudian dia mengemas kembali seluruh alat-alat yang ia gunakan tadi untuk merajut.

Brak!!

Pintu terbuka secara kasar. Ibu hamil itu kaget, dia langsung mengarahkan pandangan nya ke arah pintu. Perlahan Ibu hamil itu menampilkan senyuman manisnya ketika tahu orang yang datang adalah suaminya.

"Seungcheol? Kau kenapa sayang?" Dengan langkah berat, Ibu hamil itu menghampiri suaminya.

Seungcheol menepis kasar tangan istrinya. "Hei! Kau kenapa sayang? Tidak seperti biasanya kau begini," kata Ibu hamil itu.

"Sowon berhenti memanggilku dengan kata Sayang!" Dengan kasarnya, suami dari Ibu hamil itu membentak sang istri.

Seungcheol langsung masuk ke dalam kamar dan meraih koper besar. Sowon, Ibu hamil itu, kini sedang berjalan hendak menghampiri Seungcheol ke kamarnya. Beban di perutnya membuat dia tak bisa bergerak bebas.

"Seungcheol kau mau kemana?" tanya Sowon, namun tidak di gubris sedikit pun oleh Seungcheol.

Seungcheol telah selesai, dia segera menggeret kopernya keluar. Sowon perlahan mulai panik, apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya?

"Seungcheol, aku mohon jangan pergi!" Sowon mencekal tangan suaminya, dia memohon agar Seungcheol tetap disini, bersamanya. Selamanya.

"Lepaskan aku Sowon!" Seungcheol menghempaskan tangannya kasar.

"Dengar! Mulai detik ini aku menalakmu! Dan mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi!" Seungcheol pergi meninggalkan Sowon.

Sowon menangis, "Lalu bagaimana dengan anak kita?"

Seungcheol kembali lagi menghampiri Sowon, "Itu anakmu, bukan anakku!" Dia membisikan kalimat itu tepat di telinga Sowon dengan penuh penekanan.

Kalimat itu berhasil menusuk hati Sowon. Sowon kehilangan tenaganya, secara berangsur tubuh Sowon jatuh ke lantai. Seungcheol pergi begitu saja, meninggalkan Sowon yang tengah mengandung anaknya.

Air mata tidak henti-hentinya mengalir. Rasa sakit yang mendalam kini di terima Sowon. Dia bodoh, dia tidak bisa menahan suaminya agar bisa tetap disini, tetap bersamanya, setidaknya hingga anak dalam kandungannya lahir.

"Akkhh!" Sowon menjerit ketika dia merasa perutnya berdenyut.

"Ya Tuhan, ada apa dengan perutku? Ini sangat sakit! Aw!"

Mama; Sowjin️ ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang