🗝-Dua Puluh Satu-🗝

1.1K 136 18
                                    

。・゚・💗・゚・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。・゚・💗・゚・。

Tik... Tik...

Tetes demi tetes air hujan, turun membasahi bumi ini. Seungcheol dan Yuna yang sadar akan hujan yang turun, langsung berlari mencari tempat berteduh. Kebetulan, di dekat situ ada halte, jadi mereka bisa berteduh disana.

Yuna sedikit menggigil karena hujan kali ini, cukup deras. Ditambah lagi dengan angin kencang yang hadir menemani air hujan.

"Kenapa tiba-tiba hujan deras seperti ini, sih? Bukan nya tadi cuacanya cukup cerah?" Dumal Yuna dengan nada suara kecil.

"Hujan ini menggambarkan hatiku, Yuna. Hatiku sedang menangis saat ini," Sahut Seungcheol kepada Yuna. Rupanya tadi, Seungcheol mendengarkan dumalan bodoh mu, Yuna.

Yuna yang mendengar Seungcheol mengucapkan kalimat itu. Lantas, dia bersikap seolah dirinya tidak mendengarkan perkataan Seungcheol, dan memilih melupakan nya.

Yuna merogoh tas selempang nya, dan mengambil sebuah benda yang bernama payung lipat. Dirinya kemudian membuka payung lipat tersebut, dan kemudian pamit pulang pada Seungcheol.

"Seungcheol, aku duluan, ya?" Ujar Yuna tak lupa dengan senyuman khas nya.

"Biar ku antar,"

"Tidak perlu," Jawab Yuna dengan cepat.

Yuna langsung pergi meninggalkan halte tersebut, tanpa mendengar ucapan keluh Seungcheol. "Kenapa kau menghindariku, Yuna?"

Hhiiiiuuuhhh....
Angin nya bertiup sangat kencang! Nampaknya akan segera terjadi badai disini. Dia khawatir pada Seungcheol. Seungcheol harus segera pulang sekarang. Karena sebentar lagi, akan terjadi badai.

"Lekas lah pulang, Cheol!"

Yuna ingin kembali lagi ke halte, dan mengajak Seungcheol pulang bersama. Namun, ego dan rasa gengsi Yuna sebagai wanita cukup tinggi. "Pulang sekarang, Cheol! Pulang!" Yuna hanya bisa berteriak di dalam hati nya.

。・゚・💗・゚・。

Berbeda dengan Seungcheol yang sedang bersedih sekarang ini, Sojung kini tengah tertawa riang bersama Kinanti, Seokjin, dan calon Ibu mertua nya.

"Omong-omong, dimana Seungcheol, ya? Semenjak kita datang tadi, kita tidak melihat nya, kan?" Tanya Sojung.

"Entahlah," Jawab Seokjin.

"Mama, hujan! Kinan takut petir, ayo kita ke kamar saja!" Rengek Kinanti.

"Tidak bisa, sayang. Lihat keadaan mama sekarang, untuk berjalan saja mama tidak mampu."

"Sudah. Kinan ke kamarnya sama omah aja, ya?" Ibu Seokjin menawarkan dirinya.

"Tuh, Kinan. Sama omah aja, ya? Biar mama disini bersama papa," Sambung Seokjin.

Mama; Sowjin️ ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang