🗝️ -Sepuluh- 🗝️

1.8K 207 8
                                    

。・゚・💗・゚・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。・゚・💗・゚・。

Hari demi hari terus berganti. Sudah lebih dari dua minggu belakangan ini Seokjin rutin mampir ke rumah Sojung. Tujuan nya tak lain dan tak bukan adalah untuk menjenguk sekaligus merawat Sojung.

Kadang, tanpa sepengetahuan Seokjin. Ibu Seokjin sering mengunjungi Sojung. Hanya sekedar untuk menjenguk dan terkadang mereka mengobrol bersama.

Selesai rapat siang ini, rencana nya Seokjin ingin mengunjungi makam Jisoo. Memang sudah waktunya dia mengunjungi makam sang istri pertama.

Seokjin sudah menyiapkan beberapa kantung bunga tabur dan dua tangkai bunga lily. Sekarang, tinggal tancap gas saja menuju ke makam Jisoo.

Sesampainya disana, dia tidak banyak bicara. Hanya berbicara seperlu nya saja dan langsung berdoa pada Tuhan, agar Jisoo selalu tenang di pangkuan-Nya.

"Jaga Jisoo dipangkuan-Mu, Bapa. Saya sangat mencintai Jisoo, tapi saya tahu, Bapa yang lebih dulu mencintai nya. Bapa lebih sayang dan cinta kepada Jisoo. Maka dari itu, saya memohon agar Bapa selalu menjaga Jisoo dipangkuan Bapa."

Selesai memohon dan berdoa kepada Tuhan. Seokjin segera menabur bunga, dan menancapkan dua tangkai bunga lily di kepala makam.

"Aku pergi dulu Soo-ya. Baik-baiklah disini bersama Bapa."

Seokjin pergi meninggalkan area pemakaman. Dia masuk kedalam mobil, kemudian menancapkan gas dan berlalu pergi.

Seokjin pergi menuju warung tempat makan. Ia membeli dua porsi bubur yang dibungkus untuk Sojung dan Kinan yang ada di rumah.

Setelah mendapatkan pesanannya, Seokjin segera pergi menuju rumah Sojung.

Setelah melewati kepadatan Kota Seoul di sore hari, akhirnya Seokjin sampai di rumah Sojung.

Seokjin membuka kunci pintu rumah nya. Sojung yang memberikan kunci rumah nya pada Seokjin. Dirinya belum bisa berjalan atau bahkan berdiri, maka dari itu dia mempercayakan Seokjin untuk menjaga keamanan rumah nya. Membuka serta mengunci kembali pintu rumah nya.

Seokjin membuka knop pintu kamar Sojung. Dia tersenyum kepada Sojung yang duduk bersender di ranjang. Sojung membalas senyuman Seokjin dengan senyuman yang lebih manis. Oh Tuhan, jangan biarkan Seokjin terkena penyakit diabetes sekarang ini.

"Saya membawa bubur untuk mu, dan Kinan. Saya sajikan di mangkuk saja ya, biar lebih nikmat?" Ujar Seokjin sembari menunjukan tentengan yang dibawa nya.

Sojung tersenyum, "Terimakasih karena sudah mau direpotkan oleh saya."

"Ini tidak repot," Balas Seokjin.

Seokjin menutup kembali pintu kamar Sojung. Dia pergi menuju dapur untuk mengambil mangkuk kemudian menyajikan bubur yang sudah ia beli tadi.

Tak lama kemudian, dirinya kembali dengan membawa satu mangkuk bubur serta segelas air putih.

Mama; Sowjin️ ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang