🗝️ -Tujuh Belas- 🗝️

1.3K 167 11
                                    

。・゚・💗・゚・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。・゚・💗・゚・。

Malam telah datang. Bulan sabit kini telah bersinar sempurna menerangi bumi. Ribuan bintang telah hadir menghiasi langit malam.

Dihalaman belakang, Yuna, Kinanti serta Seungcheol. Sedang tidur terlentang ditanah, tanpa menutup mata mereka.

Rupanya cuaca malam ini memang sangat mendukung, sehingga bintang bisa ikut tampil dilangit bersama dengan bulan.

"Aku selalu ingin begini. Merebahkan tubuhku di atas rerumputan, menatap ribuan bintang yang ada bersama dengan Ayah dan Mama. Dan sekarang impian ku terwujud, walau tidak bersama Mama. Tapi aku tetap bahagia, karena ada Ayah dan Tante Yuna disamping ku," Ujar Kinanti beserta dengan senyuman nya.

"Maafkan ayah, sayang... Ayah janji tidak akan pernah lagi meninggalkan mu," Balas Seungcheol menatap Kinanti.

Kinanti juga ikut menatap Seungcheol dan tersenyum. Kemudian anak itu berkata, "Apa masih ada harapan untuk ku. Untuk bisa melihat Ayah dan Mama bersatu kembali?" Tanya Kinanti.

"Seperti nya tidak. Kau kan tahu sendiri, dihati Mama mu sekarang, hanya ada Papa mu, Seokjin. Dan lagi, sekarang hati Ayah telah dihuni oleh seorang wanita cantik, yang memiliki senyuman manis," Ujar Seungcheol. Dikalimat terakhir, dia sedikit melirik Yuna yang ada disebrangnya. Sementara yang dilirik, bahkan sama sekali tidak sadar, dan masih fokus pada bintang yang bertebaran.

"Apa Ayah menyukai Tante Yuna?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Kinanti itu, sontak menarik perhatian Yuna. Dan Yuna seolah berkata, Hah??

Seungcheol langsung tersenyum pada Kinanti dan Yuna.  "Biarlah Tuhan dan Ayah saja yang tahu. Tepat pada waktunya nanti, Ayah akan memperkenalkan wanita itu padamu," Ujar nya.

Yuna langsung memalingkan wajah nya, dan segera menangis. Rupanya sedari tadi ia diam itu, bukan karena dirinya menatap keindahan bintang dilangit. Tapi, karena masa lalu nya kembali teringat dan terputar diotak nya. Isakan demi isakan, ia buat dengan volume kecil, berharap Kinanti atau Seungcheol tidak mendengar nya.

"Tante, kau menangis?" Sayang, ternyata anak kecil itu mendengar isakan Yuna.

"Yuna, kau kenapa?" Seungcheol dengan spontan nya bangun dari posisi semula.

Yuna dan Kinanti pun akhirnya ikut bangun, dan duduk di atas rerumputan. Yuna dengan segera menghapus air mata nya.

"Yuna, kenapa? Mau berbagi cerita dengan kami?" Tanya Seungcheol.

"Kinanti, sayang. Banyak-banyak lah bersyukur pada Tuhan, karena kau telah dikaruniai Ayah seperti Seungcheol, dan Ibu seperti Sojung. Walau mereka telah berpisah, namun Ayah mu tampak masih sangat menyayangimu. Ingat sayang, tidak banyak anak yang bisa merasakan kasih sayang seorang ayah, ketika ayah dan Ibu mereka berpisah. Termasuk, diriku..."  Ujar Yuna.

Mama; Sowjin️ ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang