Bertemu

8.9K 1.1K 111
                                    

"Yoon, sepertinya itu Papamu?"

Min Yoongi- pemuda kurus, berkaki mungil, serta wajah cantik serupa gadis itu menoleh ketika telunjuk Seokjin, sahabat setianya mengarah pada seseorang di depan gerbang kampusnya.

"Oh, iya", Yoongi mengernyitkan dahi. "Tumben sekali dia menjemputku."
"Kalau kau sudah dijemput begini, gagal sudah rencana kita bertemu Yonghwa! Uhh!", keluh Seokjin mengingat sejak semalam tak hentinya ia membahas soal CN Blue yang akan mengadakan show di Daegu.
Yoongi menepuk dahinya keras, "Ya ampun! Bagaimana ini? Aku juga gagal bertemu sayangku YoungK!"
Yoongi ikut histeris karena lagi-lagi gagal menonton Day6.

"Tidak bisakah kau kali ini mengelak dari Papamu yang galak itu, eh? Ayolah Yoon, kita tidak boleh pulang sebelum bertemu Yonghwa juga YoungK!"
Hasutan Seokjin dibalas decihan malas Yoongi. Terkadang kawannya itu lupa bagaimana sifat sang Papa yang luar biasa disiplin.

Pernah suatu hari Yoongi pulang kuliah larut malam dan langsung dihadiahi ceramah dua jam nonstop oleh Papanya. Belum lama ini Yoongi nekat pergi ke Gwangju hanya demi menonton show Day6 dan begitu pulang, semua kartu debit maupun kreditnya langsung disita oleh sang Papa. Dan baru kemarin Yoongi dikurung seharian di kamar karena merengek ingin dibelikan satu set peralatan studio lengkap dengan audio interface juga speaker besar. Tentunya semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan sial sekali, Tuan Min enggan mengeluarkan uang untuk keinginan Yoongi yang dirasanya tidak berguna itu.

Karena di mata sang Papa, Yoongi tak lebih dari anak manja yang belum bisa menjaga dirinya sendiri. Sampai Yoongi menginjak usia 23 tahun ini, Tuan Min tetap belum bisa memberikan kepercayaan penuh pada anak satu-satunya itu.

"Lalu bagaimana ini, Yoongi?", Seokjin mulai panik. "Kita bersembunyi saja, ayo!"

Yoongi mengangguk cepat, menyetujui ide Seokjin. Tapi belum sempat ia berjalan mengendap untuk menghindari sang Papa yang masih berdiri gagah di depan sana-

"Min Yoongi!"

Duh, sial!

-bayangannya tertangkap duluan oleh mata tajam Tuan Min.

Katakan selamat tinggal lagi untuk YoungK-ku tersayang!

...

Yoongi tak henti menggerutu dalam mobil. Jemarinya sibuk meremas kesal sembari bersungut-sungut karena Papanya memaksa untuk pulang sekarang juga. Ingin membantah tapi Yoongi sedang tidak bernapsu menerima hukuman. Jadilah dengan sangat terpaksa ia berpisah dengan Seokjin, mengubur keinginannya bertemu idolanya.

"Kau itu sudah wisuda, untuk apa datang ke kampus setiap hari?", Papa Min membuka obrolan karena sadar sedari tadi Yoongi memasang wajah masam.
"Aku sudah, tapi Seokjin belum. Aku hanya membantunya mengerjakan skripsi", jawab Yoongi sekenanya.
"Untuk apa membantunya? Dia punya otak sendiri untuk digunakan."
Ucapan ketus Tuan Min hanya dibalas decakan sebal Yoongi.

"Papa sebenarnya ada urusan apa tiba-tiba menjemputku?", tanya Yoongi akhirnya.
"Ah, iya. Papa jadi lupa", Tuan Min menoleh Yoongi sekilas, kemudian menyunggingkan senyum aneh.
"Yoongi masih mau peralatan untuk studiomu itu kan?"
Alis Yoongi terangkat satu, mendadak firasatnya tidak enak. Mustahil sekali Papanya seketika mengubah keputusan begitu saja tanpa sebab. Pasti ada apa-apanya. Tau kan, istilah ada udang di balik batu?

"Kalau Yoongi masih ingin mendirikan studio Yoongi sendiri, Papa bersedia membuatkan untuk Yoongi. Kalau perlu, Papa beli bangunan untuk studio musikmu itu", ucap Tuan Min enteng. Senyum di wajahnya terlihat sangat aneh di mata Yoongi.

"Papa serius?"
Yoongi, meski dengan sejuta tanda tanya menumpuk dalam kepala, tidak menampik rasa senang yang membuncah dalam hatinya. Mau bagaimanapun juga kan membangun studio musik adalah salah satu impian terbesarnya. Dan ketika ia diberi kemudahan untuk mendapatkannya, kenapa tidak?

Marry Me, Taetae! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang