Waiting For A Moment (Namjinseok)

8.9K 674 275
                                    

Kim Namjoon tidak pernah merasa sepatah ini. Jika ditanya apa ujian terberat dalam hidupnya, jawabannya bukan karena permintaan kuliah di luar negeri yang ditentang oleh Ayahnya. Bukan juga karena sang Ibu yang memutuskan untuk meninggalkan rumah satu tahun lalu. Dan bukan juga karena kepindahannya ke Seoul dan menghabiskan waktu untuk mengurus kedai, bukan menjadi produser musik sesuai impiannya.

Jawaban paling tepat adalah; Kim Seokjin.

Hidup dan dunianya seketika hancur lebur karena seorang Kim Seokjin. Ya, seketika semuanya menjadi puing-puing yang berserakan ketika Seokjin memilih untuk pergi darinya. Menjauh sejauh-jauhnya tanpa memberi alasan yang tak mampu di terima logika Namjoon. Tidak memberi kesempatan sedikitpun bagi dirinya untuk kembali mendekat. Jika Namjoon berniat maju selangkah, Seokjin membalas dengan mundur lima langkah.

Terlalu jauh. Terlalu sulit dijangkau. Bahkan ketika sosok manis idamannya itu ada dihadapan, Namjoon tak bisa merengkuhnya kembali seperti dulu. Seokjin terus menghindar, mengabaikan panggilan Namjoon yang sudah terlalu frustasi.

"Aku masih mencintaimu, Kim Seokjin!"

Seruan Namjoon mampu menyentak relung hati terdalam Seokjin. Sesaat, karena setelah itu ia membuka pintu mobil. Meninggalkan Namjoon yang harus kembali mengais kepingan hati yang bercampur air matanya sendiri.

...

"Kenapa kau ada di sini?"

Jung Hoseok, dengan senyum merekah seolah tanpa beban memasuki kedai Namjoon dan langsung duduk, mengambil daftar menu.

"Tentu saja aku ingin minum teh peppermint dan makan cake redvelvet kesukaanku. Tidak salah kan?", Hoseok menjawab enteng.

Namjoon menghela napas pendek. Bukan masalah besar sebenarnya jika Hoseok mengunjunginya seperti ini. Toh ia tau kalau ini hanya modus pemuda Jung itu untuk menemuinya. Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di pernikahan Taehyung dan Yoongi. Sudah terlalu lama Hoseok menahan rindu pada pemuda Kim itu.

Ya, Hoseok rindu Namjoon. Sangat. Hingga rasanya tak mampu menepikan bayangannya walau sedetik. Sekalipun ada perasaan tak nyaman menyelimuti, pasca Namjoon secara terang-terangan sudah menolaknya, Hoseok tak pantang mundur. Ia masih percaya dan yakin, bahwa suatu hari Namjoon akan membuka hati untuknya.

"Aku akan mencoba melamar Seokjin lagi malam ini", ucap Namjoon sesaat sebelum Hoseok menyuap kue ke dalam mulutnya. Mata sipit Hoseok melirik Namjoon, menunjukkan tatapan mengejek yang amat kentara. Dan Namjoon bisa membacanya.

"Apa? Kau mau mengatakan kalau Seokjin akan menolakku lagi?"

Hoseok menggeleng, lalu menyunginggkan senyum tipis.
"Kau pasti berhasil kali ini."

Namjoon mendelik, sedikit terkejut atas ucapan Hoseok. "Benarkah?"

"Iya. Aku yakin kau akan berhasil dipatahkan lagi kali ini."

"Brengsek!"

"Berhenti bicara kasar, Namjoon. Aku tau itu bukan bagian dari sifatmu", cibir Hoseok lalu menyesap tehnya. Pandangannya ia arahkan ke luar dinding kaca. "Kenapa kau tidak juga menyerah padanya? Padahal kau sudah ditolak beberapa kali."

Namjoon mendengus, "Lalu kenapa kau juga tak menyerah, sedangkan aku sudah mengabaikanmu berkali-kali?"

"Karena aku menyukaimu."

"Begitupun aku terhadap Seokjin."

Hoseok menghela napas dalam, mengulum bibirnya sendiri lalu kembali menatap pria di hadapannya.
"Jadi aku tidak memiliki harapan sama sekali?"

Marry Me, Taetae! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang