Heartbreak

7.5K 1K 106
                                    

Yoongi tidak menyangka jika acara menangis-dalam-dekapan-Taehyung kemarin memberi dampak positif bagi hubungan mereka. Bahkan Daejoon juga Heesun terkejut karena mendengar sendiri bahwa Taehyung meminta cuti untuk mengajak Yoongi jalan-jalan.

Wow. Seorang pekerja keras macam Kim Taehyung bersedia cuti demi hal sesepele itu?

"Sudah mulai membuka hati, eh?"
Taehyung hanya mendengus geli ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut sang Ibu.
"Aku hanya ingin menghiburnya saja. Kemarin dia terlihat tidak baik", jelas Taehyung sembari menyisir surai karamelnya.
"Yoongi sakit?", tanya Heesun bernada cemas.
"Tidak, kurasa ada yang membuatnya sedih atau semacamnya", jawab Taehyung sekenanya. Ia tidak tau persis apa yang menyebabkan Yoongi menangis lama hingga matanya sembab. Tapi jujur saja Taehyung sedikit terganggu melihat Yoongi seperti itu.

Heesun mencebik, "Satu-satunya hal yang membuat Yoongi sedih adalah dirimu sendiri, Tae."
Taehyung tak menyahut, ia segera meraih mantel juga tasnya lalu ke luar kamar.
Yoongi sudah menunggunya di ruang tengah, wajahnya tak semurung kemarin. Ia bahkan terus tersenyum padahal Taehyung menatapnya tanpa ekspresi.

"Mau ke mana kita hari ini?", tanya Yoongi antusias.
"Mengelilingi kota Seoul", jawaban Taehyung membuat Yoongi terperangah. Mengingat beberapa hari lalu ia merengek minta diajak berkeliling Seoul oleh Taehyung tapi ditolak karena kesibukan si Kim di kantor.

"Aaaakkk! Taetae yang terbaik!", Yoongi mengaitkan diri pada lengan Taehyung lengkap dengan wajah semringah. Membuat Heesun yang melihatnya tersenyum lega.

.

Sebagai orang yang lahir dan besar di Daegu, Yoongi sadar bahwa dirinya sungguh norak begitu melihat keindahan kota Seoul. Menurutnya, Daegu masih kalah ramai dibandingkan Seoul. Lihat saja pejalan kaki di Gangnam street, atau pengunjung istana Deoksugung. Yoongi puas dibuat kagum berkali-kali.
Tapi di tengah jalan ia mulai mengeluh karena baterai ponselnya melemah akibat sepanjang jalan tadi ia tak henti memotret. Ia juga menyesali kenapa polaroidnya ketinggalan di Daegu. Akhirnya Taehyungpun merelakan kamera kesayangannya dipinjam Yoongi.

"Ayo kita selca!", ajak Yoongi lalu mengambil ancang-ancang untuk berpose.
Tapi Taehyung tak acuh, ia terus berjalan melewati Yoongi yang kemudian cemberut. Kesal sekali, padahal ia ingin mengabadikan momen dengan calon suaminya. Tapi sikap Taehyung yang kelewat dingin terkesan menyebalkan. Yah walaupun tidak menampik bahwa sebenarnya ada sisi perhatiannya juga sih.

"Kak Tae, ayo ke Insadong!", pinta Yoongi setelah puas berkeliling Bukchon Hanok Village yang terkenal itu. Sembari berjalan ia menggumam senang karena berhasil mengambil banyak gambar.
Taehyung tidak berkomentar banyak, ia hanya menunjukkan tempat yang biasanya dikunjungi turis lalu mengikuti Yoongi ke sana ke sini demi memotret.

Sesampainya di Insadong, Yoongi menyerahkan kamera pada Taehyung. Sudah cukup memotret katanya. Ia ingin fokus belanja sekarang.
Dan benar saja, setelah dua jam berkeliling kedua tangannya penuh dengan barang belanjaan.

"Harusnya Kak Tae tidak perlu membelikannya untukku. Aku kan punya uang sendiri", celetuk Yoongi merasa tidak enak karena semua belanjaannya berhasil menguras isi dompet Taehyung.
Meski berkata tidak enak hati, tapi wajah Yoongi berbanding terbalik. Dia tersenyum bahagia tanpa jeda.

"Tidak usah dipikirkan", ujar Taehyung kemudian membantu Yoongi menaruh semua barang belanjaan dalam bagasi mobil.
"Sudah ya? Ayo pulang", ajaknya setelah menyadari waktu semakin larut.
Yoongi mengangguk. Ia sendiri juga sudah lelah dan mengantuk.

.

Sepanjang perjalanan pulang suasana mobil begitu senyap. Yoongi yang biasanya berceloteh riang kini tertidur. Taehyung cukup tau diri untuk tidak memutar musik jazz kesukaannya karena tidak mau mengganggu Yoongi. Tapi tak lama Yoongi terbangun lalu tersentak tiba-tiba.

Marry Me, Taetae! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang