3) TUNANGAN

369 15 0
                                    

Akibat kejadian menyebarnya vidio menyeramkan itu. Veer hampir tidak punya muka lagi untuk datang ke kampus.

"Perempuan itu benar-benar keterluan. Aku harus membalas kelakuan kurang warasnya."

***

Veer berusaha setenang mungkin memasuki kelas. Dia berharap penghuninya tidak menyemburkan komentar horor tentang vidio nya.

"Pagi !"

"Pagi." serempak seisi kelas menegang.

Mata Veer kini mengecek satu persatu deretan kursi. Dia tersenyum dingin lalu menyemburkan napas .

"Dimana Nilam ?"

Semua orang malah bertanya -tanya akan pertanyaan dosen mereka yang di kira belum bangun tidur.

"Nilam siapa ?"

"Nilam teman kalian ? Siapa lagi ?"

Laki - laki berkaca mata yang duduk tepat di depan Veer berdiri menanggapi.

"Ini kelas Hubungan Interasional , Mr. Bukan kelas Bisnis ."

Veer langsung melongo. Dengan malunya dia keluar diiringi gelak tawa penghuni yang tidak punya hati.

"Kenapa kau bisa salah  kelas ,Veer. Apa yang sedang kau pikirkan. "

Buru-buru Veer hengkang menuju kelas selanjutnya. Kelas kepunyaannya Nilam Ferina Sirhan.

"Akhirnya datang juga. Masih punya nyali aja balik ke sini." ujar Nilam mengamati.

"Maaf saya telat."

"Kayaknya enak ya jadi dosen. Telat cuma bicara saja lalu selesai . Anda ini contoh buat kami , lalu jika anda berkelakun lebih buruk dari kami. Apa kau masih cocok ada di sini ?"

Sonya seketika megap - megap menyaksikan  tingkah tak waras Nilam.

Lam, lo sadar nggak sih bicara kayak gitu.

Kelas masih menegang, tak ada  yang berkutik sedikit pun kecuali memandang lekat Nilam yang berdiri menantang.

"Maaf  ananda Nilam."

Dihhhh...pakai ananda -anandaan segala.

"Saya sudah meminta maaf. Lalu tingkah buruk apa yang anda maksud ?"

Serdadu getar langkah Nilam berbunyi. Dan tak terdengar sesudah sampai di depan Veer.
Nilam menjinjitkan kakinya menyamai Veer.

"Salah, kau kembali di hidup saya. " geram Nilam berbisik.

Kemudian Nilam mengambil tasnya dan pergi dari kelas di susul Sonya yang meminta permisi pada Veer.

"Nil ! Nilam ! Tungguin dong."

Sonya berusaha menjajarkan kakinya dengan Nilam.

"Nil , kenapa sih sebegitu bencinya sama Mr. Veer?"

Nilam tak juga menjawab.

"Nanti jadi cinta baru tahu rasa lho." kata Sonya mencairkan suasana.

Tatapan sengit Nilam mengoyak dirinya untuk pergi.

Nilam bersitegak membalas.

"Udah pernah. "

"Maknanya ? "

Tumben nggak maksudnya.

Nilam mendengus jutek. Pandanganya menoleh ke lorong  mendapati Velly yang tengah keberatan menyangga tumpukan buku tebal di tangannya. Bukan itu yang membuat Nilam kesal.

    Nilam & VeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang