Antara 2 pilihan

81 13 0
                                    

Kata itulah peniti yang akan selalu mempersatukan keduanya meski jarak dan ketidaktahuan akan takdir yang akan mereka temukan. Mereka satu sama lain bak air dan udara, saling mematikan tapi akan saling membutuhkan.

Kaki Nilam ingin sekali melangkah ke depan sana, tempat seseorang yang sangat ia cintai berdiri tegap menantinya. Begitu pula dengan Veer, ia ingin mendekap dan melepas kerinduannya pada istrinya. Tapi,hatinya bertanya-tanya. Kenapa Nilam bisa kenal dengan Farajh, apa hubungan di antara mereka ?

Ah,ia tidak peduli hal itu. Yang ada di pikirannya hanyalah Nilam seorang.

Perlahan keduanya mulai melangkah maju untuk bertemu. Dan pada titik akhir suara.

"Nilam kau...kau..." Veer benar-benar kehabisan kata-kata untuk pertemuannya dengan Nilam.

"Kau masih hidup..."

Nilam mengangguk pelan mengiyakan.

Seketika Veer melayangkan dekapan kerinduan yang amat dalam pada Nilam namun sayang suara seseorang memanggilnya.

"Veer !!!"

Shinta.

Di antara dua pilihan yang kini harus dihadapkan oleh Veer. Antara Nilam atau Shinta.

Siapa yang akan dia pilih ?

Nilam kah ?

Shinta kah ?

Pilihan yang sangat sulit.

"Kembalilah pada Shinta, Veer aku mohon. Kau sudah terlalu banyak memberiku cinta, sekarang berikan cintamu untuk Shinta. Itu yang terbaik."

Veer tak menduga Nilam akan mengatakan hal itu di hadapannya. Langkah kesal Veer perlahan membuat jarak lagi kepada mereka.

"Kau bukan Nilam. Iya, kau bukan Nilam." suara Veer semakin meninggi.

"Nilam tidak akan pernah mengatakan hal itu. Jadi. Siapa kau, kenapa kau memiliki wajah seperti istriku ?! Jawab !"

"Veer...a...aku."

"Diam !"

"Jangan sekalipun kau menyebut namaku."

Nilam menyeka air matanya kasar lalu membalikkan badannya maju menuju Farajh yang sejak tadi hanya bisa menonton mereka.

Veer menunduk merenugkan apa yang baru saja ia peroleh. Apakah sebuah kebahagiaan atau.

"Veer kau tidak apa-apa?" tanya Shinta khawatir.

Veer terus meyakinkan pada dirinya sendiri, bahwa perempuan yang ia temui itu adalah orang yang selama ini ia tunggu kembali meskipun ia sempat berpikir itu tak aan terjadi.

Kepala Veer tegap seketika. Tak mau berlama-lama lagi Veer segera berlari menyusul kepergian Nilam.

Veer kian melajukan langkah kakinya mengejar mobil Farajh. Ia tak peduli meski langkah akan kalah dengan laju mobil itu,yang paling penting sekarang hanya meminta maaf atas apa yang Veer telah katakan pada Nilam.

    Nilam & VeerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang