nine

1K 213 67
                                        

Irene mengerjapkan matanya, ngga kaya biasanya sinar matahari pagi terasa menusuk mata banget.

Dia berusaha menggerakan badannya dan mencari posisi nyaman. Tapi sepasang tangan kokoh ternyata memeluknya dari belakang, mengunci tubuhnya. Hembusan nafas lembut juga bisa Irene rasakan dari balik tengkuknya. Reflek Irene membalikan badannya, berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Ternyata Mino. Cowo dihadapannya lagi tertidur pulas, sebagian poninya menutupi matanya. Irene menyingkirkan poni rambut Mino lalu bermonolog dalam hati kalo Mino keliatan lucu pas tidur.

Sampai pada detik kelima Irene terlonjak kaget. Matanya melebar lalu secepat kilat melepas pelukan Mino, menjauhkan badannya.

"MINO LO GILA YA"

Belum reda debar jantung Irene yang ngga karuan, sekarang dia makin kaget karena rumah pohonnya yang oleng ke kiri akibat manuvernya yang tiba tiba. "Eeeeehh.... george calm down...waaaa!"

Irene takut banget kalau kalau dia bakal jatuh ke bawah dan tulangnya patah.

"Makanya jangan jauh jauh" tangan Mino kembali menarik Irene. Karena gerakan yang tiba tiba juga, rumah pohon Irene kali ini oleng ke kanan dan terlihat berderit.

"No apa apaan sih!" Kata kata Irene terpotong karena rumah pohonnya beneran tumbang ke kanan dan jatuh ke diatas dahan dahan. Sontak Irene mencengkeram lengan Mino dan memeluknya.

"Jangan gerak dulu" perintah Mino sambil memegang kepala Irene sambil memeluknya.

Saat rumah pohonnya udah ngga gerak lagi, barulah Mino mendudukan dirinya. Sedangkan Irene kaget banget liat kondisi rumah pohonnya yang rusak parah. Benda bendanya berserakan. Lalu wajahnya merah padam setelah melihat wajah bangun tidur Mino.

"Emm..." mereka ngomong bersamaan.

"Lo dulu" kata Mino

"Ekhem, oke. Gue mau meluruskan beberapa hal disini" jawab Irene ragu ragu. "Kita....kita ngga tidur bareng kan?"

"Rene..."

"I mean kita emang tidur bareng, tapi ngga ngapa ngapain kan?" Tanya Irene sambil memeriksa bajunya.

"Rene, bukan itu yang gue masalahin. Tentang kemaren...."

"Oh tentang kemaren? Oke gue emang childish tapi gue udah maafin lo kok"

"Rene, bukan itu maksud gue. Stop motong omongan gue"

Wajah Irene semerah kepiting rebus. Mereka tidur bareng dan Mino ngga masalahin itu? What the hell...

"Sorry, gue ngga senaif itu No, but.."

"Rene, dengerin gue dulu." Mino memberi jeda lalu menatap mata Irene. "Tentang kemaren, meskipun.."

"ASTAGA NO, rumah pohon gueeee"

"Gezzz" Mino mencoba menahan kesabarannya "Rene bisa ngga kasih gue kesempatan bicara?"

"Iya No, tapi liat, rumah pohon gue ancur giniii. Bisa diamuk sama Mom gue. Selain gue, dia juga suka banget sama rumah pohon ini" kata Irene frustasi.

"Oke, kita bahas itu nanti, but gue mau ngomong penting dulu sebentar"

Irene menatap Mino, lalu mengangguk pasrah "then, tell me"

"Soal kemaren, gue ngga mau lo salah paham. Kita emang tidur bareng, ngobrol bareng, dan ngabisin waktu semalem bareng, BUT, gue tetep ngga akan mengikuti rencana ortu kita tentang perjodohan itu. Oke?"

"Gezz, for real? Yang mau lo omongin ternyata itu? Sorry ya Mr. Arrogant, gue ngga kepikiran sama sekali malah karena gue juga ga peduli!" Irene ngegas denger penuturan Mino.

better than cashmere - endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang