one

3.3K 328 63
                                    

Irene memejamkan matanya, tangan kanannya meremas ujung sweaternya yang hampir kusut. Tangan kirinya mencengkeram erat Luna--boneka unicorn ungu---yang Irene takutkan bakal putus lehernya karena terlalu kencang ia tarik.

Kenapa Irene bisa setakut ini?

Jadi dirinya sedang berada di pesawat menuju Korea. Selama 10 jam perjalanan dari Paris dirinya ngga sedetik pun tidur.

Kenapa? Menurut Irene, gimana mungkin kita bisa percaya sama pesawat yang terbuat dari alumunium yang mengangkut ratusan orang, sedang terseok seok diudara dikemudikan oleh seorang pilot yang wujudnya aja ngga keliatan? Mm bukan ngga keliatan yang itu maksudnya. Tapi, kita kan ngga kenal wujudnya pilot yang bertanggung jawab atas keselamatan ratusan penumpang. Yekan?

Ck, baiklah. Emang dasarnya aja Irene yang paranoid sama ketinggian, jadi dia cuma butuh seseorang buat disalah salahkan.

Selama hampir sepuluh jam, Irene berjuang banget melawan setiap detiknya. Memikirkan hal hal penting di dunia ini seperti kapan kah Shawn Mendes putus sama si Hailee. Atau mungkin alasan kenapa Justin balikan sama Selena? Oke itu ngga penting penting amat.

Mungkinkah dia harus mikirin Katniss? Kucing peliharaannya yang super duper gemesin dengan bulu putih lebat dan gendut. Yang sekarang dia titipin ke tetangga flatnya di Paris, si Seulgi Kang. Ahh, belum genap 24 jam Irene udah rindu Paris.

Sebenernya Irene ngga pernah pulang selama dua tahun kuliah di Paris. Entahlah. Tapi Mom dan Dad nya rutin  jengukin dia kesana, oh ngga lupa juga adiknya yang super manja, Suzy!

Dua tahun lalu Irene berhasil dapet beasiswa yang selama ini dia idam idamkan, kuliah design di Paris. Design men, dan lagi Paris, surganya fashion. That's why she prefers there. She wanna be a famous designer. Karena Irene seneng melukis dan gambar juga.

Memikirkan tentang passionnya membuat Irene sedikit rileks dibanding tadi, ditambah suara Troye Sivan yang lagi mengalun merdu di earphonenya.

Memikirkan passion dan design membuat Irene inget sama isi kopernya. Membuatnya jadi unmood lagi. Rileks cuma datang sehelaan nafas ternyata -_-

Sebenernya kepulangan dia kali ini bukan hanya karena Mom nya yang terus memaksa Irene menghabiskan liburan summernya di Korea. Tapi ada alasan lain yang membuatnya untuk pergi, dan membuatnya harus membawa sesuatu di kopernya.

Oke Irene ngga bakal berlarut larut lagi sama bad feeling yang mulai merasukinya, sekarang dia mecoba ikut nyanyi bareng Chainsmoker di iPod nya.

If we go down then we go down together
They'll say you could do anything
They'll say that I was clever

Tiba tiba..

Grusak...

Mata Irene terbelalak kaget, seketika dia menegakkan punggungnya. Astaga, rasanya pesawat ini bakal jatuh.

Ini buka cuma firasat dia aja, karena sekarang pantatnya mulai merasakan pergerakan melawan gravitasi. Irene memejamkan matanya lagi, tangannya menyambar apapun disekitarnya yang bisa dijadikan pegangan.

Bibir pucatnya tiba tiba merapal doa doa dan permohonan.
"Ya Tuhan, tolong selamatkan aku. Aku janji setelah ini bakal sering beribadat ke gereja. Aku janji bakal sering ngajak Katniss jalan jalan ke taman dan ngga lupa kasih dia makan. Aku janji bakal sering video call Mom sama Dad setiap harinya, nanyain kabar Suzy juga. Please save me, aku janji bakal biasa aja ke Wendy setelah ini, memaafkan semua kesalahannya"

Seketika ada tangan yang meremas pundaknya, Irene yakin orang baik itu pasti juga merasakan ketakutan yang sama seperti dirinya.

Sampai akhirnya apa yang Irene tahan semenjak sepuluh jam tadi keluar juga, dia nangis. Sesenggukan dan kalut.

"Miss are you okay?"
Suara pramugari yang mendekat kearahnya membuat Irene membuka mata. Lalu semuanya tampak seperti video yang di pause. Berhenti.

Omg, barusan cuma pesawat yang mau landing. Karena earphone nya kenceng banget, dia ngga dengar apapun.

"I think she just afraid of flying"
Suara berat disebelahnya menjawab pertanyaan pramugari tadi. Cowo dengan masker dan kacamata itu menoleh ke tangan Irene yang masih meremas lengannya.

Oh, ternyata lengan itu yang sejak tadi jadi pegangan Irene. Dan remasan di pundaknya tadi pasti karena si cowo ini yang kesakitan, bukan karena merasakan apa yang dia rasakan.

Secepat kilat Irene menarik tangannya lalu menoleh ke si pramugari yang masih berdiri didekat mereka.
"Can you just give me water?"

Pramugari tadi pamit sebentar, lalu kembali dengan segelas air di tangannya. Setelah Irene menerima gelas itu, dia melirik cowo di sampingnya.

"I'm sorry, I have no purpose, i'm just...."

Si cowo tadi melepas kacamata dan maskernya, lalu mengangkat alisnya menatap Irene.

"Just?.."

"Uhm, i'm just... had a nightmire..uh..and headache?"

"Are you sure?"

"Yess"

"Tapi aku denger doa doa mu tadi"

"Doa doa..WHAT??!! Kamu bisa bahasa korea?" Irene menatap cowo disampingnya kaget, gelas di tangannya hampir tumpah.

"Yaah, aku bahkan denger kamu janji bakal sering ngajak peliharaanmu jalan jalan"

Irene malu banget. Gelas ditangannya cuma diletakan begitu aja. Dia cepat cepat menyusul penumpang lain yang beranjak turun dan mengambil kopernya di kabin.

Irene ngga tau gimana mau menyelamatkan mukanya sama cowo disebelahnya, jadi dia buru buru banget keluar dari pesawat.

"My godness"
Irene menghela napas kasar setelah berjalan kebandara. Mencari taksi yang kosong dan siap siap pulang.

Tapi, kenapa dia liat cowo yang tadi lagi? Cowo yang duduk disebelahnya kini juga menenteng koper dan berdiri menunggu taksi. Like, wth...

Karena kesal, Irene buru buru pergi menjauh cowo tadi dan sialnya dia ngga  liat ada tanda kuning di tengah jalan yang menandakan lantainya masih licin.

You know kan, tanda yang itu, The Floor is Wet

Then...

Gubraakkk...

Irene terpeleset dengan tidak anggunnya di depan cowo nyebelin tadi. Heelsnya patah, tas tangannya yang ngga di sleting jatuh dan make up beserta dompetnya berserakan.

Damn, ini sih double SIAL

-to be continue-

Haloooo, aku bawa cerita minrene baru. Padahal work lain belum selese. Wkwk oke. Ini terinspirasi dari novel yang duluu banget pernah aku baca. Aku lupa judul dan authornya sih. Cuma alurnya agak sedikit inget, jadi aku kembangin  sendiri.

Gimana, lanjut?

Tapi aku ngga tau ini bakal happy ending atau tidaaa. Hahaha

Ada yang bisa nebak cowo yang duduk sebelah Irene? Hayoloo

better than cashmere - endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang