Irene memejamkan matanya, tangan kanannya meremas ujung sweaternya yang hampir kusut. Tangan kirinya mencengkeram erat Luna--boneka unicorn ungu---yang Irene takutkan bakal putus lehernya karena terlalu kencang ia tarik.
Irene mencoba bersikap anggun untuk keberapa puluh kalinya meskipun keringat sebesar biji jagung menghiasi keningnya. Seolah sedang berusaha mengatasi masalahnya, Irene menyimpan kembali boneka unicornnya kedalam tas kemudian melambaikan tangannya kepada pramugari untuk segelas air. Haus beb.
Irene tersenyum dan,
udah lah it's not working. Mau pura pura sekuat apapun juga Irene ngga bisa menikmati penerbangannya.
Pramugari tadi mendekati Irene dengan segelas air putih ditangannya. Setelah memberikan gelas, pramugari itu masih senyum senyum kearah Irene.
Ya ampun, aku cuma takut. Batin Irene.
Irene mencoba mengendalikan pikiran untuk ngga terpaku sama ketakutannya. Karena, menurut buku yang Irene baca ketakutan itu datengnya dari pikiran pikiran kita sendiri. Irene pun mencoba mikirin Katniss, berapa jam lagi dia bakal ketemu sama kucingnya. Irene ngga sabar.
Lalu
Ngiiiiiiiing..
Irene terpaku sama suara yang barusan didengernya. Ada apa ini? Tiba tiba juga Irene merasa pesawatnya bergerak sangat kencang. Seperti mau...jatuh. Ya tuhan belakangan ini lagi santer berita kecelakaan pesawat :(
Oke parnonya kelewatan tapi apa salahnya jaga jaga?
Irene berdoa dalam hati, tubuhnya sedikit bergetar dan menggigil. Astaga kenapa 10 jam terasa sangat lama. Setelah menyalakan iPod, Irene mengambil penutup mata dan berusaha rileks lagi.
Gruduk graaskk...
NGIIIIIIIIIIIIIING
YA TUHAN PESAWATNYA KENAPA SIH. Irene bersumpah tadi adalah guncangan paling keras yang pernah ia rasakan.
Ditengah ketakutannya Irene masih mencoba berpikir positif dan berdoa supaya diberi keselamatan sampai tujuan. Tapi guncangan yang dirasakannya pun ngga juga berhenti.
Sampai akhirnya tangis yang dia tahan dari tadi pun pecah.
"Huwaaaaaa hiks.."
Cowo yang duduk disebelahnya dengan cepat melepas penutup mata dan earphone Irene.
"Hei..heii..tenang dulu"
Irene menatap cowo disebelahnya lalu kemudian menangis lagi.
"No, aku takut"
Dia, Mino. Cowo yang menggenggam tangannya semenjak pesawat mulai jalan.
"Tenang, everything will be okay" jawab Mino sambil membimbing Irene kedalam pelukannya.
"Pesawat ini bakal jatuh" cicit Irene lagi.
"Ngga, sayang. Pesawatnya ngga akan jatuh. We have to marry first." jawab Mino sambil tersenyum dan masih memeluk Irene. Menenangkannya lalu mengusap puncak kepalanya.
"Tapi... tadi guncangannya keras banget" kata Irene masih takut.
"Nggapapa kok, tenang aja" Mino masih menenangkan Irene.
"Tapi, No..."
Dan saat Irene masih ketakutan dan panik, Mino memberinya obat penenang yang paling mujarab. Kecupannya.
Obat penenang favorite Irene.
Hmm, meskipun kadang ngeselin, sesungguhnya Mino adalah cowok yang lembut dan penuh kasih sayang.
