Malam itu Mino dan Irene beneran melancarkan dramanya. Sekarang Mino lagi tiduran di sofa ruang tengah rumah Irene sambil mainan ponselnya. Mengecek sosial media, balesin email kantor, dan hal hal gabut lain karena dia udah bosen nunggu Irene dandan.
Ngga berapa lama, dering telepon rumah Irene memaksa Mino buat bangun dan mengangkatnya.
"Halo, kediaman Bapak Choi Seunghyun" jawab Mino sedikit males.
"Halo, ini Irene bukan?" tanya suara diseberang sana.
"Bukan. Irenenya lagi siap siap. Ini Mino tetangganya"
"Wah kebetulan banget! Mino ini Wendy..... pas banget gue mau nyampein ini"
"Oh Wendy, sorry gue ga paham suara lo"
"It's oke, gue mau nyampein kalo bridegroom buat acara nikahan gue kurang satu No. Lo mau kan ngisi tempat itu?" Cerocos Wendy.
"Hah? Kok gue?" Mino mengernyit
"Ya abisnya gue bingung mau nunjuk siapa lagi. Ternyata ini masih kurang satu dan gue inget lo deh. Daripada lo cuma nemenin Irene, mending sekalian aja Irene jadi bridesmaid gue dan lo yang jadi bridegroomnya oke?"
"Tapi Wen ..."
"Oh ngga, sorry gue ngga menerima penolakan berhubung waktu udah mepet. Jangan lupa ntar kalo mau fitting baju gue kabarin. Bye!" Wendy memutus kontak sepihak tanpa membiarkan Mino menyela.
"Tsk, cewe tuh dimana mana maunya menang sendiri" gerutu Mino.
Setelah meletakan kembali gagang teleponnya, Mino dibuat terkejut lagi sama kehadiran Irene yang tiba tiba dihadapannya. Pandangan Mino ngga bisa lepas dari Irene yang udah siap dengan dress offshoulder merah yang cuma nutupin sampe lutut, dan rambutnya yang di gerai biasa. Tatapan mata Mino ngga bisa diartikan melihat pundak Irene yang terbuka. Membuatnya tiba tiba kikuk.
"Eh.. Rene"
"Sorry gue lama, abisnya gue bingung harus totalitas banget ngga kalo cuma buat sandiwara. Gue jelek banget ya?" tanya Irene sambil mematut dirinya.
Mino membuang muka, berusaha mengontrol ucapannya. "Iya lo jelek banget. Sekali monyet gunung ya tetep aja monyet gunung. Ini makan malem biasa keleus ga usah pake dress segala. Udah deh buruan" kata Mino sambil meninggalkan Irene sendirian.
"Cih, sendirinya juga pake jas!" Jawab Irene sambil misuh misuh sendiri di belakang Mino dengan suara yang super pelan. Mino emang pake jas item, tapi tetep keliatan kasual karena dalemnya pake kaos longgar dan celana denim.
-skip-
"Aduh maaf menunggu lama ya" kata ahjumma Kang sambil bawa ayam super besar dari arah dapur.
Irene memperhatikan ahjumma Kang setelah dia bales basa basinya. Ahjumma Kang terlihat kaya ibu ibu pada umumnya. Agak gemuk, ramah, tapi yang Irene curiga, si ahjumma itu kulitnya glowing sekali kaya perawatan di salon mahal.
"Waow, it seems like thanksgiving" jawab Irene sambil tersenyum palsu.
"Yeah, it's special order for special person" kata ahjumma Kang bangga, lalu ahjumma itu berbalik menuju dapur mengambil peralatan yang tertinggal.
Irene menggeser kursinya mendekat ke arah Mino lalu berbisik "pembantu mana woy yang kulit wajahnya kaya lampu bohlam, udah gitu ngerti bahasa inggris" kata Irene.
"Gue bilang juga apa, dia tuh mencurigakan banget. Dan sekarang gue makin curiga sama Wendy" bales Mino sambil bisik bisik juga.
Sebelum Irene tanya lagi, si ahjumma udah balik lagi dengan senyum pepsoden nya. Membuat Irene cuma bisa ngode ke Mino lewat tatapannya.