Hari udah pagi, tapi Irene masih nyaman diposisinya saat ini. Tidur memeluk Luna dengan selimut yang membelitnya. Tiba tiba ponselnya berdering keras.
"Halo" jawab Irene setengah sadar.
"Good morning sweetheart, ini Dad. Apa kabar?"
"Hai Dad. Kabarku baik, hoam" Irene menguap lebar. "Kemaren aku udah kerumah pohon lagi, melukis dan pemandangannya masih bagus, tapi george udah agak rapuh Dad" walopun ngantuk tapi Irene masih bisa nyerocos panjang lebar.
"Tuhkan Dad bilang juga apaa..."
"Eh Dad! Daaaddd ihh" tiba tiba Irene kesal
"Kenapa?"
"Mino"
"Oh kamu udah ketemu Mino? Dia anak yang baik kan, udah gitu..."
Irene memotong kalimat Dadnya "NGGA, dia bukan anak baik kaya yang dad bilang. Dia itu nyebeliiiin Dad. Pokoknya Irene kesel sama dia!"
"Loh kenapa? Waktu tahun kemaren ketemu Dad anaknya sopan banget. Udah gitu ramah, ganteng, pekerja keras, mandiri..."
"Dad..." potong Irene untuk kesekian kalinya "Dad lagi ngga jodohin aku sama dia kan?"
"Aduh Irene, kamu mikir apa sih dear. Ngga kok" Dad mencoba menenangkan Irene. "Mino kan anak sematawayangnya Om Jiyong. Karena dia mau pensiun jadi siapa lagi yang bakal ngurus perusahaannya dia selain Mino? Dan kebetulan kamu pulang. Jadi sekalian disuruh jagain kamu di Korea"
"Tunggu, kenapa Dad ngga bilang mau pergi selama sebulan sedangkan Mino tau?"
"Irene kamu jangan mikir yang aneh aneh deh. Kami ngga bermaksud...."
"Kami itu termasuk Om Jiyong dan Tante Sandara kan?" Irene masih kesal karena merasa dibohongi.
"Sayang kenapa sih marah marah? Kami kan cuma liburan, lagian Dad udah lama banget ngga liburan bareng Om Jiyong dan Tante Sandara"
"Bohong"
"Irene, dengerin Dad. Dad ngga jodohin kamu. Emang apa salahnya sih berteman sama Mino? Dia kan udah berbaik hati jauh jauh dari Paris buat jagain kamu"
"Dad ih! Kenapa sih belain dia banget? Dia kan selama ini di Paris, tahu darimana kalo dia baik? Kalo Irene malah ngga aman sama dia gimana coba?" Irene masih kesal.
"Haha... ya ngga mungkin dong. Mino itu orang berpendidikan. Lagian Dad sama Mom itu khawatir, kamu kan udah lama ngga di Korea. Korea itu beda sama Paris. Kamu kan perempuan, cantik, tinggal sendirian dirumah sebesar itu, gimana kita ngga khawatir?"
"Dad, Irene udah gede udah bisa jaga diri. Justru yang bahaya kalo Irene tetanggaan sama Mino"
"Justru karena kamu udah gede, makanya nggapapa tetanggaan sama Mino." goda Dad.
"Tuhkan pasti.."
"Eh udah dulu ya itu makanannya udah jadi. Nanti Dad telfon lagi, kata Mom jangan lupa siramin mawarnya. Bye sweetie"
Klik.
Dad mematikan telfonnya, Irene cemberut. Udah jelas nih, udah jelas ada maksud terselubung. Batin Irene.
Irene melirik jam di nakas, lalu bersiap ke dapur buat bikin sarapan. Hari ini dia mau motong rumput dan siramin mawarnya Mom. Plus nyuci mobilnya yang pasti banyak lumpurnya karena semalem kehujanan abis dari minimarket.
Hanya memakai tanktop dan hotpants, Irene udah pegang slang ditangannya. Rambut dan bajunya udah sebagian basah karena keringat dan kena air. Dia jongkok, untuk menggosok ban mobilnya yang penuh lumpur. Tiba tiba dia denger sesuatu.