eleven

1K 214 27
                                        

"Rene, buruan. Itu EO nya udah nungguin" sekali lagi Mino menyadarkan Irene.

Irene buru buru menyusul Mino, supaya dia ngga berlama lama dideket Jennie.
"Iyaa iyaa ini udah selese kok"

Mino dan Irene berjalan beriringan, sepanjang jalan banyak pasang mata yang memandang mereka.

"Apa cuma perasaan gue, kok mereka kaya jadi mata mata juga" gumam Mino

"Are you sure? Jangan bikin fantasi lo jadi menakutkan buat gue No, please..."

"Rene tapi kita beneran harus berhati hati didepan semua orang. Lo liat kan Wendy juga seolah ngawasin kita" jelas Mino

Irene tergugu, emang bener sih Wendy keliatan kaya memantau mereka. Tapi Irene pikir itu wajar karena dia yang punya acara ini.

"Sebenernya gue ngga mau kasih tau ini, tapi..." kata Mino

"Apa?"

"Paspor gue ilang Rene"

"Lah kok bisa! Trus gimana dong" Irene mengerang frustasi. Kalo paspor Mino ilang, itu berarti dia ngga bisa balik ke Paris. Begitu juga Irene, pasti dia ikut tertahan.

"Udah gue duga dari awal" Mino memberi jeda lalu melihat ke sekelilingnya. "Pasti Ahjumma Kang yang ngambil. Ngga ada orang lain kan. Tapi gue belum cukup bukti buat nuduh dia"

"Aah iya si ahjumma. Duh dia beneran mata mata No"

"Makanya itu. Masih gue selidikin"

Irene terlihat lesu, kenapa semuanya jadi serumit ini? Kalo waktu itu Irene ngga ketemu Mino dibandara, apa dia bakal sepusing ini sekarang.

Ah iya, tempat duduk mereka kan jejeran pas di pesawat!

"No, tiket pesawat lo kesini siapa yang beli?" Irene dugun dugun tanya.

"Bokap gue" jawab Mino enteng, karena ngga paham sama arah pembicaraan Irene.

"Nah! Tiket gue juga Dad yang beli! Gue semakin yakin rencana mereka lebih gede dari yang kita duga! Kita udah ada di drama ini mulai di pesawat No"

"Astagaa, gue ngga kepikiran sampe situ Rene. Kalo dipikir dari awal ini udah jelas banget ya"

Mereka bertukar pandang satu sama lain, lalu jeda sejenak. Saling mengunci pandangan, kemudian mereka tertawa keras. Saling menertawai takdir bodoh yang menimpa mereka.

"Hahahahahahahahahahahaha"

"Hhhahahahahaha ya tuhan Rene, hhahaha" Mino sampe memegangi perutnya yang sakit.

"Hahaha lucu banget sih hidup kita No" bahkan Irene ketawa sampai air matanya keluar.

Tiba tiba suara langkah seseorang mendekat ke arah mereka dan menginterupsi kegiatan mereka.

"Aduh aduuh mesranya...ngetawain apa sih" sapa Wendy yang udah berdiri di depan Mino dan Irene. Reflek, Mino merangkul pundak Irene. Irene terkejut tapi berusaha menutupinya.

"Cocok banget sih" Wendy tersenyum tulus. "Masuk yuk itu EO nya nyuruh kita latian sekali lagi" ajak Wendy.

Mino dan Irene mengikuti Wendy dibelakangnya.

"Ngapain sih lo ngerangkul gue segala" bisik Irene setengah kesal.

"Reflek Rene, sorry. Lagian itu juga pelengkap drama kita. Tadi kan ada Wendy" jawab Mino sambil melepas rangkulannya.

"Geli tau" Irene menggeliat

"Hmm masa sih? Coba sini gue rangkul lagi" jawab Mino yang malah meledek Irene dengan merangkul gadis itu lagi, lalu mengacak rambutnya.

better than cashmere - endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang