six

1.1K 221 51
                                    

"Jangan, gue nggak mau ketemu calon suami lo," kata Irene setelah Wendy berulang kali membujuk.

"Kenapa?"

"Ya jangan aja." Irene menatap Wendy penuh arti, lalu menganguk mengerti dan memasukkan ponselnya.

"Oh, ya, Rene. Gue udah lama sih nggak ke sini, tapi kenapa rumah lo jadi kaya suaka margasatwa begini" tanya Wendy. Mereka berdua berdiri ditemani cuit-cuit burung pipit di tengah pepohonan.

"Lo tinggal di Korea gue tinggal di Paris. Gue lebih nggak ngerti, kali." Irene ikut menatap halamannya lalu menengok ke rumah sebelah dan menatap jendela lantai dua rumah Mino yang tersingkap sedikit.

"What the..... " kata kata Irene terputus ketika kilatan cahaya menusuk matanya "Uh!" dia menutup mata kaget.

"Ada apa, Rene?" tanya Wendy. la memandang ke arah jendela rumah Mino yang kini sudah tertutup.

"Gapapa. Cuma pantulan sinar matahari, I think" sahut Irene enteng.

"Eh btw rumah pohon lo kenapa Rene?"

Detik berikutnya Irene menatap sedih george yang terlihat kaya barang rongsokan. Petir waktu itu pasti penyebabnya. Kenapa Irene ngga sadar sih?

"Biarin aja Wen, mending masuk dulu yuk"

"Yuk, gue juga haus"

Wendy mengekori Irene ke rumah, selagi Irene didapur, Wendy melihat foto masa kecil mereka yang tertata rapi di bingkai. Ada foto pas perpisahan di sekolah, liburan di Jeju, taman bermain dan masih banyak lagi.

Lima menit kemudian Irene kembali dengan sebotol jus mangga dan koper pinknya.

"Ini barang yang gue janjiin. Lo bisa liat dan nyoba Wen"

"Oh My God, Irene" mata Wendy melebar saat membuka koper pink didepannya. "Ini bagus banget gue ga bohong" Wendy berkaca kaca lalu memeluk Irene erat.

"Lo harus coba sekarang" Wendy buru buru melepas bajunya buat mencoba gaun pernikahannya.

"Lo cantik banget Wen" puji Irene tulus "lo beneran bakal married"

"Iya Rene gue bakal married dalam hitungan hari. Makasih banget ini kado paling istimewa" Wendy masih berbinar. "Awalnya gue mau nyerah aja dan beli gaun sendiri, abisnya lo ngga muncul muncul. Tapi kata dia gue harus percaya sama lo"

"Uh, dia yah" senyum Irene langsung lenyap.

"Maaf Rene, gue ga bermaksud..." Wendy merutuki perkataannya yang merusak suasana.

"Yeah it's okey"

Kemudian bel rumah Irene berbunyi nyaring, membuat pemilik rumah dengan enggan membuka pintu.

"Siang..."

Ternyata batang hidung Mino yang muncul! Dih ngapain dia kesini, batin Irene. Irene buru buru menutup pintu lagi karena ngga mau berurusan dengan Mino, tapi dia gagal, karena tangan kokoh Mino berhasil menahannya.

"Mau apa sih!" Irene menatap jutek Mino

"Lo parkir didepan rumah gue princess, mobil gue ga bisa keluar" kata Mino jengah

Irene melongokan kepalanya ke jendela, tapi dia ngga liat apapun.

"Demi Tuhan, halaman rumah lo tuh kaya hutan. Mana keliatan rumah gue kalo ketutupan pohon" kata Mino lagi. "Sini" tiba tiba Mino menarik tangan Irene buat melangkah ke depan pintu.

"Ih apaan sih, lepas"

"See?" kata Mino sambil menunjuk mini cooper biru didepan rumahnya.

better than cashmere - endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang