PART 4 : Maura minta...

90.7K 4.9K 118
                                    

Maura pov.

Mendengar penuturan Dr. Chello barusan, gue pun menundukan kepala gue, malu. Kenapa perkataannya bisa manis banget ya?.

"Kamu malu?." tanyanya sembari memegangi dagu gue sehingga kepala gue mendongak keatas.

"Dr. Chel--" baru aja gue mau ngebantah ucapannya Dr. Chello, dia pun langsung mengeluarkan pelototan tajamnya.

"Apa kamu bilang?." geramnya marah.

Gue pun mengerutkan kening gue bingung.

"Dr. Chel--"

'Cup'

Mendapat kecupan singkat dari Dr. Chello barusan gue pun membelalakan mata gue gak percaya.

"Dr. Chel--"

'Cup'

Gue pun menghela nafas gue sebentar sebelum berujar...

"Dr. Chello kenapa sih nyiumin Maura melulu." protes gue cepat.

Terdengar bahakan dari sebrang sana. Yap, siapa lagi kalo bukan Dr. Chello?.

"Saya kan udah bilang, jangan panggil saya pake sebutan itu, panggil saya Kakak." ucap Dr. Chello sembari mendelikan matanya kesal.

Gue pun menunjukan cengiran khas gue seperti biasa.

"Oh iya, Maura lupa... Hehe." ucap gue kikuk.

Hening sesaat, sampai gue keinget sama kejadian yang suka dialamin sama pasangan suami-istri sehabis nikah.

"Kak Chello." panggil gue pelan.

"Hm." gumamnya tanpa menatap kearah gue, fokus dengan ponsel yang saat ini berada di tangannya.

Gue pun diam sembari menggigiti bibir bawah gue. Apa yang harus gue lakuin kalo sampe kayak gini?.

"Maura..." ucap gue menggantung.

"Maura kenapa?." tanya Dr. Chello tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

Dengan ragu, gue pun menyentuh tangan Dr. Chello pelan.

"Kak... Maura tadi gak sengaja liat google." ucap gue gugup.

"Terus?." tanya Dr. Chello sembari mengangkat sebelah alisnya keatas.

Ponsel yang tadinya berada di genggamannya kini telah berpindah tempat diatas nakas samping tempat tidur.

"Maura liat.. Apa yang harus dilakuin cewek kalo baru nikah." ucap gue berbelit-belit.

Menghirup nafas sebanyak-banyaknya sebelum berujar...

"Kakak gak pengen pegang-pegang Maura apa?." tanya gue cepat dengan mata yang terpejam.

"Kan ini udah di pegang." jawabnya santai.

Gue pun membuka mata gue cepat, lalu menggaruk tengkuk gue yang gak terasa gatal.

"Bukan pegang kayak gini." elak gue bingung.

"Terus?..."

"Ah tau ah." ucap gue kesel lalu merebahkan badan gue di ranjang, setelah itu menutup seluruh badan gue menggunakan selimut tebal.

Bisa stress gue lama-lama ngomong sama Dr. Chello.

***

Archello pov.

Gue pun menghembuskan nafas gue kasar. Gue bukannya gak tau apa yang mau disampaikan oleh si Maura.

Tapi...

Gue takut dia belum siap. Memang dia bilang seperti sudah siap melakukan hal itu. Tapi setelah di pikir-pikir... Gue nikah sama remaja, bukan perempuan dewasa. Mungkin... Gue harus nunggu dia, seenggak sampe dia lulus sekolah.

"Maura." panggil gue pelan sembari mengusap-ngusap kepalanya yang tertutupi oleh selimut.

"Saya gak bisa."

Mendengar ucapan gue barusan, si Maura pun langsung membuka selimutnya dan menatap kearah gue dengan pandangan yang sendu.

"Saya bukan nolak kamu," elak gue cepat.

"Saya bisa nunggu kok, sampe kamu siap." ucap gue pelan.

"Kak--"

"Kamu masih remaja, perjalanan kamu masih panjang. Saya yakin, kamu belum siap buat itu. Jangan buat saya merasa bersalah sama kamu karena udah ngerusak masa depan kamu." ucap gue lagi.

"Kak--"

"Sttt.... Udah, kita tidur sekarang." ucap gue memotong perkataan si Maura. Lalu merebahkan diri gue di kasur yang bermotif bunga sakura.

"Ish, dengerin dulu." protesnya gak terima.

Gue pun mendengus sebal mendengar sikap protes nya barusan.

"Ada apalagi sih?, saya ngantuk Maura." ucap gue kesal.

"Kak Chello ya.. yakin?." tanyanya gugup.

"Maksudnya."

"Yakin buat gak pegang-pegang Maura?." tanya Maura dengan mata yang membulat.

"Iya saya yakin. Saya bakal nunggu kamu." ucap gue final.

Gue liat dia tersenyum manis kearah gue sembari merentangkan tangannya.

"Peluk." rengeknya manja.

Dengan senyun yang terus mengembang di bibirnya, gue pun melipat kedua tangan gue di dada.

"Gak ah, males." ucap gue berbohong.

Gue liat bibirnya mengerucut lucu. Liat kan, dia itu masih kecil, apa yang tadi dia ucapin hanya sekedar ucapan belaka. Bukan ucapan yang sesungguhnya.

Gue pun menarik uluran tangannya sehingga kepalanya berbenturan dengan dada bidang gue.

"Cinta Dokter." ucapnya manja.

Gue pun terkekeh pelan mendengar ucapannya yang terkesan manja. Lalu berujar...

"Sayang kamu."

***

INI VERSI REVISI NYA... GUYS...

jangan lupa Follow dan Voment nya...

Bye !!!

Married With A Little Girl [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang