Archello pov.
Gue pun mengerjab-ngerjabkan kedua mata gue pelan.
Jam berapa ya ini?.
Dengan mata yang belum terbuka sempurna, gue pun meraba-raba benda yang berada diatas nakas.
Nah, dapet.
Setelah mendapatkan benda yang gue cari, gue pun membuka kedua mata gue dengan perlahan-lahan.
"Hoam..." sambil menguap lebar, gue pun menatap benda yang berada di genggaman gue.
07.35
Melihat deretan angka yang terdapat pada jam Alarm berwana putih itu pun, mata gue terbelalak. Apa?.
Saking panik dan syok nya, gue pun meloncat turun dari atas tempat tidur.
Hari ini gue ada operasi, jam 08.00 pas, sedangkan gue harus nganterin istri gue berangkat sekolah dulu sebelum berangkat kerja.
"Maura... Bangun... Hey... Maura." ucap gue sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya pelan.
"Mmm... Apaan sih Kak?.. Maura masih ngantuk. Pengen bobo." ucapnya sembari merubah posisi tidurnya membelakangi gue.
Gak ada cara lain.
Gue pun langsung membopong tubuh si Maura kearah toilet yang berada di kamarnya.
"Ishhh... Kak Chello turuninnnnn." teriaknya marah sembari memukul-mukul punggung gue kencang.
"Nanti saya turunin Kamu kalo udah sampe di air." jawab gue datar.
"Kak Chello nyebelin." gerutunya lagi.
***
Maura pov.
-di dalam mobil
"Kak Chello jahat." celetuk gue kesal.
"Jahat?. Maksudnya?." tanyanya santai.
"Maura kan tadi lagi enak-enak nya tidur. Kenapa coba malah di bangunin." ucap gue dengan bibir yang mengerucut keatas.
"Kamu gak liat jam emang?." tanyanya masih santai.
Gue pun mengalihkan tatapan gue kearah Kak Chello, yap panggilan gue udah berubah sekarang.
"Emang kenapa?." tanya gue bingung.
"Sekarang jam 08.00 pas Maura. Bukannya sekolah kamu masuk jam 07.15 ya?."
Gue pun menepuk kening gue kesal. Astaga, gue telat.
"Kak cepetan Kak... Maura ada pelajarannya Pak Bima. Nanti Maura di hukum." ucap gue histeris.
Mendengar ucapan gue barusan, Kak Chello pun melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas normal.
Udah mirip kek balapan liar kalo gini ceritanya.
"Kakak, jangan terlalu ngebut... Maura takuttt." ucap gue sembari memegang lengan Kak Chello kuat-kuat.
***
"Udah nyampe."
Gue pun masih memejamkan mata gue. Takut. Gue masih takut. Nyawa gue kerasa dibawa melayang-layang tau gak?!.
"Bohong." elak gue masih memegang lengan Kak Chello kuat-kuat.
"Saya gak bohong Maura." tekan Kak Chello.
Gue pun membuka mata gue sedikit demi sedikit.
"Gak bohong kan?." ulang Kak Chello.
Gue pun menggigit bibir bawah gue sebentar, lalu menggeleng pelan.
"Enggak."
"Yaudah sana turun. Nih uang saku kamu selama satu minggu. Jangan boros. Saya bakal ngatur berapa pengeluaran kamu dalam seminggu ini." cerocos Kak Chello lagi.
Gue pun mengangguk-anggukan kepala gue patuh. Lalu menerima uang yang disodorkan oleh Kak Chello.
"Makasih Kak." ucap gue pelan.
Setelah itu, gue pun langsung membalikan badan gue kearah pintu mobil untuk dibukanya. Tapi belum sempat pintu mobil terbuka. Kak Chello pun mencekal lengan gue pelan. Lalu di kuncinya pintu itu kembali.
"Tunggu dulu." cekal Kak Chello.
"Ada apa Kak?." tanya gue takut-takut.
"Kamu gak lupa sama kewajiban kamu kan." ucap Kak Chello sembari menaruh kedua tangannya di kedua sisi kepala gue.
Jarak wajah kita begitu dekat. Untung aja, kaca mobil Kak Chello gelap.
"Kewajiban?." ucap gue membeo.
Kak Chello mendungus pelan.
"Katanya kamu buka google semalam. Tapi mana buktinya, gak ada."
"Ih Maura buka google kok." elak gue gak terima.
"Sebutin apa yang dilakukan istri sebelum suami berangkat kerja."
"Satu, siapin sarapannya. Dua, siapin baju kerjanya," ucap gue sembari menghitung menggunakan jari tangan gue.
"Tiga, cium tangan suami sebelum dia berangkat kerja. Empat--"
"NAH." gue pun terlonjak kaget saat Kak Chello menekan kata 'Nah'.
"Cium tangan suami sebelum dia berangkat kerja." ulang Kak Chello sembari menekankan setiap perkataannya.
Mendengar ucapan Kak Chello barusan. Gue pun membulatkan kedua mata gue.
"Oh iya, Maura lupa Kak. Hehe." ucap gue kikuk sembari mengambil tangan Kak Chello lalu di ciumnya.
"Maura sekolah dulu ya Kak, Kakak juga kerja yang bener. Dah Kak--"
'Cup'
"Saya belum cium kamu. Yaudah, sana gih turun. Sekolah yang bener ya Maura." nasehat Kak Chello sembari mengusap kepala gue pelan.
***
Gimana sama Part ini???
Kasih kritik dan sarannya dong... Hehe *Maksainih 😣😣😣Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Little Girl [REVISI]
RomanceGimana jadinya kalo lo harus nikah sama pasien lo sendiri yang baru lo temuin kemaren?. Parahnya lagi tuh cewek baru kelas 2 SMA. Umur nya aja masih 16th, sedangkan gue? gue udah 33th. ✔Kaget? jangan di tanya. ✔Kesel? banget. ✔Bingung? apalagi, coba...