PART 1 : Awal

152K 6.5K 709
                                    

Maura pov

Gue pun membaca soal ulangan harian MTK gue dengan serius dan teliti. Selesai membaca satu soal tersebut, buru-buru gue pun mengambil pensil dan kertas kotretan yang ada di samping tangan kiri gue.

Baru aja gue mau nulis sesuatu, tapi urung dilakukan. Bingung. Udah dua puluh kali balik, gue baca nih soal, tapi kok gue gak bisa-bisa ya?, mana waktu yang dikasih buat ngerjain cuman 35 menit lagi.

Gue pun menghembuskan nafas gue dengan kasar. Kok bisa ya, di pelajaran MTK ada soal Aljabar lah, geometri lah, translasi lah, dilatasi lah, rumus Abc lah, rumus ini lah, rumus itu lah.. Huhhh, padahal kan yang dipake buat kehidupan sehari-hari gak luput dari tambah, kurang, bagi, kali.

Gue pun merenggangkan otot tubuh gue dengan cara selonjoran dan menggeliat-liat kan tangan gue ke kiri dan ke kanan. Gak sengaja, mata gue bertubrukan langsung dengan jam yang ada didekat papan tulis.

Spontan, mata gue pun melotot melihat jarum jam yang sudah mendekati waktu istirahat. 10 menit lagi. Waktu yang kesisa cuman 10 menit lagi.

Gue pun menendang-nendang kursi yang ada didepan gue dengan sedikit keras.

"Dodi.. Pstt." gue udah berusaha ngasih kode ke si Dodi buat noleh ke belakang. Tapi oh tapi, temen gue yang satu ini udah terkenal dengan sifatnya yang pelit buat ngasih jawaban.

Hhh... Soal yang ditulis di kertas ini ada 40 soal, dan dari 40 soal itu, gue belom ngerjain satu pun dari soal tersebut.

"Waktu habis cepet kumpulin soal dan jawaban kalian di depan."

Deg.

Mendengar ucapan si Pak Toto barusan, gue pun membelalakan mata gue kaget. Demi apa tuh guru tiba-tiba ngomong kek gitu?!.

Tanpa banyak omong lagi, gue pun langsung mengisi 10 soal yang ada di kertas ulangan itu dengan asal-asalan.

Ngeliat dari sebagian temen-temen gue pada berjalan kedepan buat ngumpulin soal, gue pun langsung mempercepat tulisan gue di kertas ulangan MTK tersebut.

"Yang belum beres. Harap dipercepat pengerjaannya." perintah Pak Toto lagi.

"Iya Pak." jawab gue bebarengan dengan yang lainnya.

"Hhhh... Beres." gumam gue tanpa suara. Lalu berjalan kedepan untuk mengumpulkan soal yang udah gue kerjain separuh nya.

"Maura... Psttt... suttt... Hey... Kerrr." ucap si Della pelan pas gue berjalan melewati mejanya yang ada di bangku kedua dari depan.

"Apaan?." jawab gue tanpa suara sembari memperlambat jalan gue ke depan.

"No. satu sampe lima lu ngerjainnya kek gimana?." tanya si Della tanpa suara sembari menggerak-gerakan jarinya.

Gue pun kembali melihat isi kertas ulangan gue.

"Lo apal rumus kan?." tanya gue pelan sembari melirik kearahnya si Della sebentar.

"Apal." jawabnya tak kalah pelan.

"Yaudah lo tulis aja rumusnya." ucap gue lagi.

"Nanti gue salah dong?."

"Yang penting diisi. Banyak nanya amat sih lo?!." ucap gue lagi.

Baru aja gue mau lanjutin langkah kaki gue. Tapi si Della langsung mencekal pergelangan tangan gue.

"Apaan dah?." tanya gue sembari melihat kearah Pak Toto dengan was-was.

"Liat jawaban lo." ucap si Della sembari mengambil kertas ulangan gue.

Married With A Little Girl [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang