Maura pov.
"Ra, kemaren lo ngapa gak sekolah." tanya si Della sembari memasukan sesendok mie ayam ke dalam mulutnya.
Gue pun mendongakan kepala gue dengan mulut yang menggembung penuh makanan.
"Kepwo." celetuk gue sembari mengunyah makanan.
Si Della pun mendelikan matanya kesal, lalu mengangkat garpu mie nya kehadapan gue.
"Jujur gak lo?. Apaan?." ancamnya sembari menatap gue tajam, oh jangan lupa juga dengan garpu yang mengacung sempurna di hadapan gue.
"Ck, gue lagi makan bego." ujar gue kesal.
"Sok' feminim banget lo... Kerasukan hah?!." tanya si Della lagi.
Dengan mulut yang masih penuh dengan mie, gue pun balas menatap si Della tak kalah tajamnya.
"Biarin dong. Orang gue cewek." ucap gue tak mau kalah.
Sedangkan si Della?, dia tengah menatap tangan gue lekat-lekat.
"Ngapain sih lo, ngeliatin sampe segitunya?." ucap gue sembari menoyor keningnya pelan.
Tiba-tiba aja dia pun langsung menarik tangan gue kehadapannya. Dengan mata yang membulat, si Della pun menatap gue dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Apaan sih lo?." ucap gue risih sembari menarik tangan gue kembali.
"Ra..."
"Apa?."
"Lo jujur sama gue."
"Jujur apa?." tanya gue bingung.
"Lo... Nikah?." tanyanya pelan pada kata 'Nikah'.
Gue pun membelalakan mata gue kaget. Setelah itu berdehem pelan untuk menutupi rasa gugup gue.
"Sok' tau lu." elak gue gugup.
"Gue gak bego ya Ra." tekan si Della lagi.
Gue pun menundukan kepala gue. Entahlah, gue bingung.
Menghembuskan nafas gue dengan kasar sebelum mendongakan kepala menatap si Della yang sedang menatap gue dengan pandangan yang bertanya-tanya.
"Lo bisa pegang rahasia kan?." tanya gue was-was.
Si Della pun mengangguk-anggukan kepalanya cepat.
"Iya, gue... Udah... Ni.. Nikah." gugup gue dengan suara yang pelan.
'Brak'
"Astaga." kaget gue sembari memegangi dada gue.
"Lo... Mauraaaaaaaaaa. Lo nikah?." tanya si Della gak percaya.
Gue pun mengangguk-anggukan kepala gue pelan.
Setelah itu, si Della pun menyodorkan tangannya kearah gue.
"Kenapa?." tanay gue polos.
"Mana tangan lo?." gue pun menyodorkan tangan gue dihadapan si Della.
"Se.... La... Mat." ucapnya sembari menaik turunkan tangannya sehingga tangan gue yang berada di genggaman tangannya pun ikut naik turun.
"HWD Mauraaaa... Cieee nikah yeeee." ejek si Della sembari menaik turunkan alisnya.
Gue pun menangkup kedua pipi gue malu.
"Apaan sih lo?... Oh iya, bukannya lo ke rumah Nenek lo ya?." tanya gue sembari menyeruput jus melon yang ada di samping mangkuk mie ayam gue.
"Oh itu... Gue gak jadi kesana... Tadinya kan gue udah persiapan satu hari gak sekolah buat ke rumah Nenek, tapi Nenek gue tiba-tina telpon, katanya gak usah kesini aja, soalnya dirumahnya udah tante sama om gue." jelas si Della pelan, gue pun cuma manggut-manggut mengerti mendengar penjelasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Little Girl [REVISI]
RomanceGimana jadinya kalo lo harus nikah sama pasien lo sendiri yang baru lo temuin kemaren?. Parahnya lagi tuh cewek baru kelas 2 SMA. Umur nya aja masih 16th, sedangkan gue? gue udah 33th. ✔Kaget? jangan di tanya. ✔Kesel? banget. ✔Bingung? apalagi, coba...