Archello pov.
-05.00 pagi.
Gue mengerjabkan mata gue perlahan-lahan kala suara alarm mulai terdengar.
Heran juga sih gue sama si Maura. Itu alarm udah bunyi segede dan sekenceng gitu masih aja nyenyak. Gak keganggu apa ya?.
Tangan gue mulai terulur untuk mengambil jam alarm diatas nakas yang ada disamping gue.
Setelah itu, gue pun memencet tombol Off untuk mematikan bunyi memekakan yang berasal dari jam tersebut.
"Maura." ucap gue sembari menggoyang-goyangkan bahunya pelan.
Gak ada reaksi sama sekali.
Gue pun menghembuskan nafas gue kasar. Kayak nya bakalan ngabisin waktu lama buat gue ngebangunin dia.
Gue pun langsung cengkat dari rebahan gue dan berjalan menuju arah kamar mandi untuk wudhu.
***
Setelah selesai wudhu, gue pun kembali naik keatas ranjang.
Bukan berarti gue mau ngelanjutin tidur lagi ya. Gue cuman mau ngebangunin istri gue yang ngebo nya gak ketulungan.
"Maura." panggil gue pelan.
"Maura." panggil gue sedang.
Menghela nafas sebentar. Lalu....
"MAURA." panggil gue kenceng.
Dan berhasil. Ada pergerakan yang di tunjukin oleh si Maura.
"Kak Chello apaan sih?... Maura capek tau. Udah ya... Biarin Maura bobo 5 menit lagi." ucapnya sembari merubah posisinya kesamping-- memunggungi gue.
"Ra. Ini udah mau siang loh... Kamu gak mau solat subuh dulu?." tanya gue baik-baik.
Si Maura pun membalikan badannya lalu menatap kearah gue dengan pandangan sayunya.
"Kak..." rengeknya sembari memeluk pinggang gue pelan.
"Ada apa?."
"Ngantuk..."
Gue tersenyum lembut kearah si Maura lalu mengecup bibirnya pelan.
'Cup'
"Solat dulu yuk... Dosa loh kalo ngelewatin waktu solat." ujar gue sembari mengusap-ngusap rambutnya pelan.
"Solat Maura." tekan gue.
Maura mencebikan bibirnya ke bawah.
"Kenapa?."
"Nanti aja ih..." rengeknya lagi.
"Jangan nanti. Solat itu nomer satu loh. Kamu mau masuk neraka?." ucap gue menakut-nakuti.
Refleks, si Maura pun menggeleng-geleng kan kepalanya cepat.
"Gak mau."
"Yaudah makanya... Solat ya..." bujuk gue lagi.
"Hm.. Iya."
***
Maura pov.
Karena sekarang hari ini, hari minggu, gue sama Kak Chello mutusin buat jalan-jalan ke dufan.
"Udah?." tanya kak chello yang gue balas anggukan kepala yang antusias.
"Yaudah yukk--." omongan Kak Chello kepotong sama deringan ponsel dari hp nya.
Gue pun diam, mendengarkan apa yang Kak Chello bicarakan dengan orang yang ada di sebrang sana.
"Hallo?."
"......."
"Tapikan sekarang itu hari minggu." dari raut wajah nya Kak Chello, kayaknya dia lagi kesel deh.
"......."
"Saya gak bisa, suruh aja Dr. Ramzi." tekan Kak Chello.
"......."
"Ck, yaudah, tapi hanya untuk satu pasien saja." kata Kak Chello formal. Abis itu nutup panggilan nya."Kenapa kak?." tanya gue heran ngeliat perubahan raut wajah nya Kak Chello.
"Ra, Maaf ya... Kakak ada pasien di rumah sakit. Darurat."
"Tapi Maura pengennya ke dufan. sekarang Kak." tekan gue.
Kak Chello diam, tidak menanggapi apa yang gue katakan. Sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Kak Chello pun melirik gue dengan pandangan ragu nya.
"Ra... Gimana ya?... Mmmm... Kamu mau kan ikut Kakak dulu ke Rs. Pasiennya cuman satu kok. Ini juga gak tau bakal di operasi atau nggak. Siapa tau aja cuman konsultasi doang." tutur Kak Chello sembari menatap gue intens.
"Gak. Mau." tolak gue sembari melipat kedua tangan gue di depan dada.
"Maura... Please... Ngertiin posisi Kakak." ucap Kak Chello memelas.
Gue pun berdecak kesal, sebelum berujar...
"Iya."
***
Kita berdua udah sampai dirumah sakit. Sambil berjalan melewati koridor, gue gak henti-hentinya buat natap tajam orang-orang yang lagi natap suami gue dengan mulut terbukanya.
"Kenapa Ra?."
"Itu kenapa sih, pada ngeliatin Kak Chello kayak begitu." protes gue gak terima.
"Ya gatau, tanya aja sama mereka." balas Kak Chello acuh.
"Maaf dok." sela suster yang memakai hijab di hadapan gue sama Kak Chello.
"Iya?."
"Mmm... Itu.. Anu.. Pasien nya ada di ruangan dokter." ucap suster itu terbata-bata.
"Oh iya. Terima kasih." balas Kak Chello lalu kita berdua pergi kearah ruangan Kak Chello yang ada di lantai-3.
Setelah berada di depan ruangannya Kak Chello. Gue pun langsung membuka pintu nya pelan-pelan.
'Cklek'
Pintu sudah terbuka lebar. Menampakan perawakan perempuan tinggi bak-model fashion di majalah-majalah.
Saat perempuan itu berbalik...
"Archel."
"Naomi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Little Girl [REVISI]
RomanceGimana jadinya kalo lo harus nikah sama pasien lo sendiri yang baru lo temuin kemaren?. Parahnya lagi tuh cewek baru kelas 2 SMA. Umur nya aja masih 16th, sedangkan gue? gue udah 33th. ✔Kaget? jangan di tanya. ✔Kesel? banget. ✔Bingung? apalagi, coba...