Telah lewat seminggu sejak jungkook dan yoongi pergi ke lotte world. Dan selama seminggu itu, jungkook selalu menahan rasa sakitnya sendiri, dia selalu meminum obatnya jika terasa sesak pada dadanya.
Dan hari ini adalah hari sabtu, itu berarti hari libur. Jungkook sedang duduk dan menonton tv di ruang tengah rumahnya, sementara yoongi seperti biasa, dia masih Setia untuk bergelung dengan selimut di kamarnya.
Dan kedua orangtua mereka, jangan ditanya lagi. Mereka selalu bekerja bahkan saat hari libur, dan jungkook sangat kesepian, oleh karna itu dia memanggil taehyung dan jimin untuk bermain game bersama.Jungkook mengirim pesan yang sama kepada jimin dan taehyung, untuk datang ke rumahnya. Dia tahu bahwa taehyung tidak akan mau berkunjung jika dia juga mengajak jimin datang, jadilah dia hanya mengirim pesan kepadanya, karna jungkook takut jika menelfonnya, dan taehyung akan bertanya tentang jimin, jungkook itu tidak bisa berbohong kepada orang lain lewat nada bicaranya.
Tak berselang lama sejak jungkook mengirim pesan itu, dia merasa aneh pada dadanya. Lalu dia menghentikan semua pergerakannya untuk fokus pada detakan jantungnya.
Lama-kelamaan, jungkook menutup kedua matanya dengan erat dan kedua tangannya meremas sofa yang sedang ia duduki.Jantungnya sakit lagi.
Karna tak ingin membuat kakaknya bangun, jungkook mendekap mulutnya dan berjalan lunglai menuju kamarnya.
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Tak perlu menunggu lama, bel rumah pun berbunyi. Tapi jungkook saat itu sedang berada di kamarnya, dan membiarkan TV di ruang tengah menyala begitu saja. Karna mendengar suara bel yang nyaring dan terus menerus di pencet, yoongi akhirnya terbangun dari sarangnya, tempat tidur.
"Jungkook ah??" panggil yoongi yang masih berada di depan pintu kamar miliknya dengan mata yang masih setengah menutup, enggan untuk berjalan lebih jauh lagi dari hadapan pintu kamarnya. "Ada orang datang, bukankah kau sedang nonton tv?! Tolong bukakan pintunya...."
Ting! Tong!
Ting! Tong!
"Aisshh... Anak ini...." gerutu yoongi.
"Chakkaman!!" teriak yoongi kepada siapapun yang meneka bel rumahnya.
Saat pintu terbuka, terlihatlah disana, jimin, sendirian.
"Annyeong haseyo, hyung." sapa jimin dengan sopan sembari membungkukkan badannya.
Dan yoongi hanya mematung melihat hal itu,
Rasanya sudah lama sekali aku tak mendengar kata itu dari mulutmu, jiminie..."Hyung?" ucap jimin dengan melambaikan telapak tangannya di hadapan yoongi.
"Eh? Ne, jimin, silahkan masuk." yoongi menyilahkan sahabat adiknya dan juga sebenarnya sudah seperti adiknya sendiri itu untuk masuk ke rumahnya.
"Jungkook ah, jimin sudah datang~!" teriak yoongi.
Tapi apa hasilnya? Nihil. Tak ada satu suarapun yang menyahut teriakkan yoongi.
"Dimana dia? Jimin ah, kau tunggu disini dulu, aku akan memeriksa ke kamarnya. "
Dan jimin hanya meresponnya dengan anggukan kepala.
.
Sementara di dalam kamar, jungkook berusaha mencari obatnya di laci meja kamarnya. Tangannya gemetar karna rasa sakit di dadanya semakin bertambah. Dia mengobrak-abrik seluruh isi lacinya, sehingga membuat semua isinya keluar berantakan. Tapi dia tak peduli, sekarang yang perlu dia lakukan hanyalah mencari obat pereda rasa sakit miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SNOW ✔
Fanfiction"Bagaimana rasanya salju, hyung?" The Highest Rank #1-yoonkook (lupa kapan)