Yoongi melanjutkan langkahnya dan memilih untuk tidak menggubris apa yang baru saja ia lihat.
"Salju? "
Terasa sangat lama bagi yoongi untuk menyadari benda putih kecil yang turun dari langit itu, namun ia seperti tersadar akan sesuatu.
Jungkook?
Nafas yoongi langsung menderu tak karuan dan entah kenapa kepalanya terasa sangat berat, ia kehilangan keseimbangan dan limbung, tapi syukurlah tangannya masih dapat menggapai tembok apartemennya.
Lalu ia berjalan perlahan menuju tempat tidurnya, dan membaringkan tubuhnya diatasnya dengan masih memegangi kepalanya dan sesekali ia pun menjambak surai hitam miliknya.
Andai kau tahu, itu sangat sakit. Sangat.
Hingga akhirnya ia tersadar akan satu hal, dan itu membuat rasa sakit di kepalanya menjalar menuju ke dalam hatinya.
Dadanya sesak, air mata terus menerus mengalir dari kedua matanya, dan sekarang tangannya beralih memegangi dada kirinya, dimana jantungnya berada.
Sesak, dan sakit.
Itu yang yoongi rasakan.
"Jungkook ah.... Kenapa aku sangat sulit untuk membencimu?"
Dan dengan ini, aku semakin membencimu. Tapi kenapa sangat sulit untuk bisa melakukannya?
Yoongi mengalihkan pandangannya menuju jendela apartemennya yang menampilkan sebuah pemandangan yang membuat hatinya tak karuan.
Harus yoongi sebut apa rasa ini?
Ia membenci salju. Sangat.
Tapi dibalik itu, salju mengingatkannya pada seseorang. Siapa lagi kalau bukan jungkook.
Dan ia sangat ingin menemuinya, tapi separuh hatinya pun menolak..
Lelaki itu terus saja memandang jendela rumah sakit ruangannya, dan sesekali menatap layar iphone nya untuk melihat jam.23.00 KST.
"Hyung, kapan kau kembali? Tolonglah... Aku akan menjauh dari hidupmu setelah itu, dan kau bisa mendapatkan keluargamu kembali."
Kedua telinganya menangkap suara pintu yang terbuka, ia pun langsung menatap pintu itu lamat-lamat.
"Eoh? Jungkook? Kau belum tidur?"
Tanya seorang wanita berpakaian putih itu sembari membawa sebuah infus di tangannya.Dia lagi.
Jungkook memang selalu berharap jika orang yang berada di balik pintu itu adalah yoongi, hyung nya.
Ia selalu berbinar jika ada suara pintu yang terbuka di hadapannya, ia mengira yoongi akan kembali.Tidak, ia bahkan yakin bahwa suatu saat kakaknya itu akan kembali.
"Sudah kubilang kan, jika infusmu habis kau harus segera menekan tombol itu. " tunjuk perawat tersebut kepada tombol yang berada di belakang jungkook.
Dan jungkook hanya memandang ke atas, dan baru menyadari bahwa infusnya telah kosong.
"Kemarikan tanganmu. "
Jungkook menurut dan memberikan tangan kirinya pada perawat itu tanpa sepatah katapun.
"Ibumu tak bisa datang malam ini, dia ada deadline untuk besok pagi, dan ayahmu juga ada proyek di Jepang untuk beberapa minggu. "
Jelas perawat suruhan ibunya itu kepada jungkook, sembari memasangkan infus yang baru pada jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SNOW ✔
Fanfiction"Bagaimana rasanya salju, hyung?" The Highest Rank #1-yoonkook (lupa kapan)