about lie

3.1K 351 9
                                        

Kedua kaki itu melangkah cepat menuju lantai dua dimana kamarnya berada,  dia mengemasi barang-barangnya ke dalam tas miliknya.  Lalu pergi kembali dengan mengendarai mobil sedan hitamnya.

Sebenarnya sangat berat bagi yoongi untuk pergi dari rumahnya sendiri,  rumah yang telah menjadi saksi hidup selama dua puluh tahun kehidupannya.  Tapi keadaanlah yang harus memaksanya tuk pergi,  karna dia tahu pasti bahwa dia tak akan tahan jika terus berada disana berhari-hari kedepan.
Dia tak tahan untuk berpura-pura,  berpura-pura bahwa dia tetap menyayangi adiknya,  bukan,  adik tirinya,  jungkook.

Memang sudah sifat asli dari diri yoongi seperti ini,  dan butuh banyak waktu untuk orang lain agar menenangkannya.  Tapi hanya butuh waktu yang singkat untuk membuatnya kembali seperti ini. 
Perlahan,  rasa itu muncul kembali.

.
Hyorin masih Setia berada di samping putra bungsunya,  jungkook,  yang masih belum sadarkan diri sembari menunggu suaminya yang akan datang sebentar lagi. Dia terus menggenggam tangan jungkook,  dan sesekali menciumnya,  berharap agar putranya mau membuka matanya untuk melihat betapa khawatirnya orang-orang disini.

Kedua telinganya menangkap suara pintu yang terbuka dari sisi kanannya,  dan dengan segera,  ia langsung menengokkan kepala ke sumber suara.

"Ah,  aku kira kau ayahnya jungkook. " 

Orang itu langsung membungkukkan tubuhnya dan memberi salam pada hyorin.
"Annyeong haseyo,  ahjumma.  Cwesonghamnida,  karna tak mengetuk pintu dahulu. "

Hyorin pun tersenyum dan menatap jimin masih dengan mata sembabnya,  "ne,  gwaenchana, jungkook sudah sering bercerita tentangmu. Masuklah. "

Jimim mengangguk dan melangkah masuk ke dalam ruangan VIP tersebut.
"Bagaimana keadaan jungkook? "

"Seperti yang kau lihat,  dia masih sama.  Belum ada perubahan yang berarti. "

"..." jimin tak menjawab ataupun bertanya lagi tentang jungkook, karna dia tahu pasti bagaimana perasaan ibunya saat ini.

Jimin memutar tubuhnya tuk melihat sekeliling ruangan,  mencari sesuatu.

Kemana dia?

"Oh ya,  jimin,  kau darimana saja?  Bukankah kau yang mengangkat telfon dariku tadi? " tanya hyorin pada akhirnya.

"Euh?? " raut wajah jimin terlihat seperti bingung,  dan dia menghentikan kegiatannya untuk melihat sekeliling ruang itu.
"Ooh...  Keuge..  Jeoneun...  Euhh... "

"Wae?  Apakah aku terlihat seperti sedang mengintrogasi?  Kau terlihat gugup sekali? " hyorin memberi tatapan yang aneh.

Dengan segera,  jimin menggelengkan kepalanya cepat.
"Aku tadi sehabis menengok temanku yang sedang dirawat di rumah sakit ini juga. "

Hyorin mengangguk,  "siapa nama temanmu?  Biar nanti ahjumma bisa menengoknya sekalian. "

Mata kecil jimin seketika membulat,  dia tak akan mungkin memberi tahu ibu yoongi bahwa teman yang dia maksudnya adalah taehyung.  Karna bagaimana pun,  nantinya dia akan mengenali wajah dari ibu kandungnya,  Kim Jisoo,  karna mereka adalah tetangga dulunya. Dan yang ada nantinya semua orang akan mengetahui bahwa kim jimin yang selama ini taehyung dan ibunya cari adalah park jimin yang sekarang bahkan setiap saat ada di sekitar mereka.

Akhirnya, jimin menemukan ide yang sangat brilian, "Ani,  tidak usah.  Karna dia baru saja diperbolehkan pulang tadi. "

"Ooh..  Syukurlah,  karna temanmu telah sembuh. "

Kedua ujung bibir jimin terangkat perlahan,  namun,  jauh di dalam hatinya ia merasakan perasaan yang sangat mengganjal. 
Berbohong kepada ibu yoongi satu kali saja memang rasanya tak enak, bagaimana jika aku harus terus-terusan berbohong kepada ibu kandungku sendiriBahwa aku adalah park jiminbukan kim jimin.

FIRST SNOW ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang