about our past.

3.4K 383 12
                                    

"Maaf tuan,  sebaiknya kalian tunggu diluar,  kami akan mengurus semuanya. "
Tahan seorang perawat dari pintu ruang UGD.

Yoongi dan jimin mengangguk dan berjalan ke arah kursi tunggu di depan ruangan tersebut.
Seperti mendapat pukulan di jantungnya,  yoongi merasa sangat bersalah karna tak menjadi seorang hyung yang baik kepada jungkook. 

Sebuah tangan terulur, dan sekarang berada di pundak yoongi yang sedang menunduk dan mungkin terlihat sangat menyesal atas apa yang terjadi pada adiknya.
"Aku tak tahu kenapa,  tapi aku merasa...  Aku bisa memahami perasaanmu,  hyung. " jimin terkekeh.  "Padahal aku anak tunggal,  tapi aku merasa seperti memiliki seorang adik.  Aneh,  kan? " tambahnya.

Tiba-tiba,  yoongi menegakkan badannya dan langsung membuat tangan jimin terlepas dari punggungnya,  lalu ia menatap mata sipit jimin dengan dalam.
Iya.  Ada seseorang diluar sana yang selalu menunggumu kembaliadikmutaehyung.

Tak mengerti apa yang terjadi,  jimin memiringkan kepalanya ke arah kiri.
"Hyung,  waeyo? "

"Aniyo. ". Jawab yoongi dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Geundae hyung,  kenapa perasaanku tak enak,  ya? Seperti ada hal buruk yang telah terjadi. Aku merasa gelisah. "

Yoongi tidak menjawab,  dia tetap diam dalam duduknya.
Kau merasakan hal sama sepertiku saat iniAtautaehyungKenapa dia?

Sudah lewat dua puluh menit jungkook berada di dalam ruang UGD,  yoongi sangat khawatir akan keadaan adiknya itu.  Dia terus berdiri,  berjalan kesana kemari,  lalu duduk untuk beberapa detik saja,  dan berdiri lagi.

Melihat yoongi selalu bolak-balik seperti itu,  jimin menjadi pusing dan bingung harus melakukan apa.
"Hyung,  ayo kita membeli beberapa minuman dulu,  supaya kau lebih tenang. "

"Aniyo,  kau saja. " jawab yoongi dengan masih berjalan kesana kemari di depan pintu ruangan itu.

Seulas senyuman terpapar diwajah jimin,  dia mengerti bahwa yoongi harus tetap disana untuk mengetahui keadaan adiknya,  jungkook.  Dan entah kenapa dia juga merasa ada yang aneh pada dirinya,  hatinya sangat gelisah,  oleh karna itu dia ingin pergi keluar untuk sejenak.

Tubuh jimin telah beranjak dari tempat duduknya,  dia akan pergi untuk membeli minuman.
"Mungkin aku harus membeli kopi saja,  udaranya sudah mulai dingin. " pikir jimin.

Kedua kaki jimin berlari kecil menuju keluar rumah sakit,  dan kedua telapak tangannya dia masukkan ke dalan saku jaket hitamnya.
Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar keributan dari arah belakangnya,  dia menoleh,  para dokter dan perawat terlihat tergesa-gesa. 

"Permisi,  sebenarnya ada apa ini? "
Tanya jimin kepada salah seorang pasien wanita paruh baya yang berdiri dengan memegang tiang infusnya.

"Oh! Itu,  dua puluh menit yang lalu,  ada kecelakaan.  Dan kurasa itu korbannya.  Geundae,  dia seperti malaikat. " jelas orang itu.

Jimin tidak mengerti,  "malaikat? "

"Nak,  apakah kau tak menonton beritanya di TV? "

Jimin hanya menggelengkan kepalanya.

"Menurut saksi,  dia mencoba menyelamatkan seorang anak kecil yang sedang menyebrang jalan,  sehingga ditabrak truk.  Ah,  itu,  beritanya ada lagi. " ucap wanita itu dengan jari telunjuk yang mengarah ke arah televisi rumah sakit yang berada di lobby.

FIRST SNOW ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang